2. Menjadi geliat perekonomian di Kota Solo.

Solo Keroncong Festival (SKF) 2022. (IDN Times/Larasati Rey)

Dalam sambuatannya, Teten mengatakan pegelaran musik keroncong ini menjadi salah satu geliat perekonomian di Kota Solo, tak hanya melibatkan para seniman dan penyanyi, event SKF 2022 ini juga melibatkan sejumlah UMKM yang memamerkan produknya di area pentas.

"Hadirnya Solo Keroncong Festival ini diharapkan bisa mendukung pemulihan ekonomi dan peningkatan perekonomian di Kota Solo, kita ingin melestarikan budaya sekaligus mengangkat produk dari Kota Solo ini," ujar Teten dalam pembukaanya pada Sabtu (24/07/2022).

Digelar secara gratis, SKF 2022 ini lebih ingin mendekatkan diri kepada generasi penerus musik keroncong dengan memanfaatkan platform digital dengan tujuan untuk pelestarian, regenarasi, dan reaktualisasi musik keroncong terhadap para pegiat maupun penikmat musik keroncong.

Pagelaran SKF 2022 mengemban misi melestarikan dan mengembangkan musik keroncong sehingga para generasi muda merasa akrab dan tidak asing dalam mengapresiasi musik keroncong hingga mampu dapat mengkini dalam jagad musik Indonesia bahkan dunia.

3. Didukung oleh produk yang mengusung soal kearifan lokal.

Stand PT Indofarma Tbk di Solo Keroncong Festival (SKF) 2022. (IDN Times/Larasati Rey)

Acara yang didukung oleh sejumlah BUMN ini menajadi awal menjadi simbol pelestarian kearifan lokal yang saat ini digaungkan oleh pemerintah. Salah satu perusahaan BUMN, PT. Indofarma Tbk yang turut berperan serta dalam pengebangan kearifan lokal, salah satunya dalam aktivitas kesenian di Indonesia.

“Ya jadi kali dari PT Indofarma, dalam hal ini kami ingin ikut berpartisipasi atau mendukung aktivasi kesenian Indonesia dimana berteopatan juga bahwa indofarma memang kita juga fokus untuk mengembangkan potensi kearifan lokal,” kata Produk Manager OTC Dan Herbal Pt Indofarma Tbk, Rony Syamson.

Menurut Rony, kegiatan SKF 2022 ini sejalan dengan program pengembangan kearifan lokal yang dilakukan oleh PT Indofarma Tbk, yakni pengembangan herbal dan obat-obatan tradisional. Dalam acara tersebut, pihaknya juga mengelar pameran serta sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat agar lebih menyadari terhadap obat-obatan yang dikonsumsi apakah terbuat dari bahan herbal atau kimia.

“Kami juga mempunyai tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat untuk bisa lebih kuat dengan kesehatannya dan bisa menggunakan produk-produk buatan Indonesia sendiri. Jadi khususnya di indoforma dengan produk herbal saat ini kita mulai dari proses ekstraksi, kemudian produksi, sampai barang jadi itu semua menggunakan teknologi dalam negeri mulai dari bahan baku Itu semua dalam negeri,” pungkasnya.

Baca Juga: Anak Nyai Juminten Gak Mau Menyusu, Kebo Bule Keraton Solo Mati Lagi