Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang Rebutan

Harga di pasaran naik hingga 100 persen

Semarang, IDN Times - Tabung gas oksigen menjadi barang langka akhir-akhir ini seiring melonjaknya kasus COVID-19 di Kota Semarang. Para pasien positif dan sedang menjalani isolasi mandiri karena tidak mendapat tempat tidur di rumah sakit maupun isolasi terpusat harus berburu tabung gas oksigen.

1. Pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri butuh bantuan oksigen

Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang Rebutanilustrasi isolasi mandiri (pexels.com/Two Dreamers)

Barang tersebut mendadak menjadi kebutuhan wajib bagi para penderita COVID-19 yang dirawat di rumah. Apalagi, jika mereka mengalami gejala sesak nafas dan memiliki saturasi oksigen rendah.

Seperti yang dialami Indah (37 tahun), perempuan yang tinggal di Ungaran Kabupaten Semarang itu harus mencari tabung gas oksigen untuk orang tua dan keluarga adik kandungnya yang terpapar COVID-19. Dia kesana kemari berburu oksigen itu karena keluarganya tersebut harus isolasi mandiri di rumah.

Keluarga Indah tidak bisa dirawat di rumah sakit atau tempat isolasi terpusat, karena semua tempat tidur penuh. Sehingga, saat keluarganya yang terkena COVID-19 mengalami sesak napas dia kerepotan mencari tabung gas oksigen untuk membantu pernafasan.

2. Harga tabung gas oksigen naik 2 kali lipat

Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang RebutanIlustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

‘’Udah muter-muter di Ungaran sampai Semarang susah sekali. Tidak ada yang jual karena stok kosong di pedagang maupun penyewa. Adapun, di online shop ada tapi harganya mahal naik dua kali lipat dari harga normal Rp 1juta,’’ ungkapnya saat dihubungi, Selasa (6/7/2021).

Lantaran tidak memperoleh tabung gas oksigen sesuai yang diharapkan, ibu satu anak itu hanya membeli oksigen dalam kemasan kaleng. Itupun harus berebut dengan konsumen lain dan harganya pun juga meroket dari harga normal Rp50 ribu menjadi Rp90 ribu.

‘’Ya, gapapalah daripada keluarga tidak tertolong. Paling tidak ini bisa bertahan dengan oksigen kalengan, meski cepat habis dan beli berkali-kali,’’ ujarnya.

Dari pengalaman tersebut Indah kini juga turut membeli oksigen kaleng untuk persediaan di rumah. Dia merasakan trauma ketika keluarganya ditolak di rumah sakit dan kesulitan mencari oksigen.

Baca Juga: Kehabisan Stok, Penyedia Tabung Gas Oksigen di Semarang Milih Tutup 

3. Pasien yang bergantung dengan oksigen juga kesulitan cari isi ulang

Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang RebutanIlustrasi Tabung Oksigen. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

‘’Sekarang saya juga ikut nyetok oksigen kaleng untuk di rumah. Sebab, saya tidak tahu sampai kapan situasi darurat ini berakhir. Jadi lebih baik antisipasi dengan membeli perlengkapan pertolongan pertama seperti kaleng oksigen dan alat-alat kesehatan lain seperti thermometer, tensimeter, hingga oxymeter,’’ katanya.

Tabung gas oksigen pun tidak hanya diburu oleh pasien COVID-19, para penderita penyakit lain yang bergantung pada barang tersebut juga mengalami kesulitan untuk mencari isi ulang.
Seperti Haris (45 tahun), warga Karangayu Semarang ini juga kesusahan mencari isi ulang oksigen. Dia membutuhkan barang tersebut untuk persediaan di rumah, karena istrinya kerap sesak napas.

Dia sudah ke toko alat kesehatan langganan yang biasa didatangi untuk membeli isi ulang oksigen, tapi stok kosong. Kemudian, ke beberapa toko alat kesehatan lain di Kota Semarang juga tidak tersedia.

‘’Saya cari-cari browsing di internet terus kumpulkan beberapa nomor telepon, saya hubungi stok kosong. Sampai muteri Semarang ketemu satu toko menerima isi ulang tapi harus nunggu,’’ jelasnya saat dihubungi.

4. Pembelian isi ulang oksigen harus menunggu dan antre

Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang RebutanSejumlah warga antre untuk mengisi ulang tabung gas oksigen di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 3 Juli 2021 (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Akhirnya, Haris meninggalkan tabung gas oksigen yang kosong itu di pengisian ulang di daerah Jalan Indraprasta pagi hari dan baru dapat diambil malam hari.

‘’Untuk tabung ukuran 1 meter kubik harga isi ulangnya Rp 50 ribu. Alhamdulillah, masih normal harganya saat banyak orang cari untuk pasien COVID-19,’’ tuturnya.

Sementara itu, Anggota Tim Ahli Satgas COVID-19 Jawa Tengah, Dr dokter Budi Laksono mengakui, kelangkaan oksigen sudah terjadi dua minggu belakangan. Pihaknya sudah mengusulkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengupayakan pasokan oksigen tersebut.

5. Kebutuhan oksigen di rumah sakit sedang banyak-banyaknya

Miris, Tabung Oksigen Jadi Barang Mewah, Konsumen di Semarang RebutanANTARA FOTO/Idhad Zakaria

‘’Sudah kami sampaikan dan Pak Ganjar menjamin pasokan oksigen akan lancar. Memang beberapa waktu lalu ada kendala dalam pengiriman pasokan oksigen karena truk pengangkut yang terlalu besar, tapi sudah tertangani dan saat ini stok sudah agak lumayan,’’ ujarnya saat dihubungi.

Namun, lanjut dia, hal itu juga perlu diwaspadai karena kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 di rumah sakit juga sedang banyak-banyaknya. Maka, dengan keterbatasan yang ada rumah sakit juga berusaha tetap melayani semaksimal mungkin.

‘’Kendati demikian, saya juga sedih beberapa hari ini pasien COVID-19 yang isoman juga banyak yang tidak tertolong karena membutuhkan oksigen tapi tidak bisa terpenuhi,’’ tandas Epidemiolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

Baca Juga: RS Darurat Corona Semarang Minim Pasokan Oksigen, 9 Pasien Dimasukan ICU

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya