Wonogiri Masuk Zona Merah, Dipicu Klaster Wisata yang Tak Terbendung

Jekek padahal sudah yakin nakes bekerja maksimal

Wonogiri, IDN Times - Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dipastikan masuk dalam zona merah kasus penularan COVID-19. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo atau akrab disapa Jekek menyatakan munculnya penularan virus Corona saat ini lantaran disebabkan adanya klaster tempat wisata dimana pengujungnya yang tak bisa dibendung lagi.

"Lonjakan COVID-19 ini diduga dari klaster wisata yang tidak terbendung termasuk di lokasi tetangga," ungkap Jekek, sapaan akrabnya dalam keterangan yang didapat IDN Times, Jumat (28/5/2021).

1. Jekek sudah yakin mengoptimalkan nakes untuk menangani COVID-19

Wonogiri Masuk Zona Merah, Dipicu Klaster Wisata yang Tak TerbendungDPD PKS Wonogiri

Jekek berkata dirinya dibuat kaget lantaran selama ini menganggap upaya menangani COVID-19 sudah berjalan maksimal. 

Menurut Ketua DPC PDIP Wonogiri ini, Pemkab Wonogiri sudah maksimal mengerahkan seluruh tenaga kesehatan (nakes) untuk mengurangi angka penularan COVID-19 di tingkat desa hingga kelurahan.

Jekek juga bilang untuk menurunan angka penularan COVID-19, pihaknya akan memberikan anggaran khusus bagi aparat TNI/Polri. Ini artinya, katanya para Babinkamtibmas dan Babinsa akan mendapat dukungan anggaran dari Pemda Wonogiri. 

Baca Juga: 28 Bus Pacitan Masuk Jateng via Wonogiri, Polisi Protes Pemprov Jatim

2. Aparat TNI temukan presentase angka jaga jarak di Wonogiri sangat minim

Wonogiri Masuk Zona Merah, Dipicu Klaster Wisata yang Tak Terbendungpostermywall.com

Sedangkan, menurut Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, penularan COVID-19 di Wonogiri tergolong parah lantaran banyaknya kelemahan dalam menegakan aturan protokol kesehatan.

Ia menyampaikan dari hasil survei di lapangan, pihaknya menemukan perilaku warga Wonogiri dalam menjaga jarak prosentasenya hanya 17 persen. Selain itu, penggunaan masker dan cuci tangan sekitar 83 persen.

3. Pangdam Diponegoro: Perilaku warga Wonogiri mesti didisiplinkan lagi

Wonogiri Masuk Zona Merah, Dipicu Klaster Wisata yang Tak TerbendungPangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Rudianto saat berada di Wonogiri. Dok Pendam Diponegoro

Pihaknya menyarankan supaya perilaku warga Kota Gaplek mesti didisiplinkan lagi terutama dalam mematuhi standar protokol kesehatan.

"Kita datang ke Wonogiri ini untuk memastikan penanganan COVID-19 diterapkan dengan benar dan baik," imbuhnya.

4. Penularan COVID-19 Wonogiri dipicu mobilitas warga perbatasan

Wonogiri Masuk Zona Merah, Dipicu Klaster Wisata yang Tak TerbendungPangdam bersama Kapolda Jateng dan Bupati Wonogiri memaparkan kasus virus Corona. Dok Humas Polda Jateng

Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan jajaran pejabat di lingkungan Pemkab Wonogiri dan seluruh Forkominda kini harus mengevaluasi kearifan lokal sekaligus memetakan potensi kerawanan daerahnya agar dapat menurunkan angka COVID-19.

Luthfi juga menekankan bahwa para pejabat sebaiknya mewaspadai mobilitas warga di area perbatasan karena diduga menjadi salah satu penyebab membludaknya angka COVID-19 di Wonogiri.

"Kearifan lokal dan kerawanan daerah perlu diwaspadai. Harus dievaluasi setiap hari, waspadai juga lintas perbatasan dengan Jatim misalnya karena dapat menularkan virus bila penanganannya tidak benar," cetusnya.

"Personel TNI Polri selalu siap membantu bupati dan silahkan gunakan kapan saja. Bupati adalah sebagai ketua gugus tugas sedangkan Kapolres dan Dandim sebagai wakilnya," pungkasnya.

Baca Juga: Viral! Fenomena Alam Angin Besar di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya