Gapasdap: Kemacetan di Pelabuhan Ketapang Karena Kekurangan Dermaga

- Rute penyeberangan Ketapang-Gilimanuk kekurangan dermaga
- Gapasdap dorong penambahan fasilitas untuk antisipasi lonjakan kendaraan
- Gapasdap minta dishub jangan berkaca pada laporan medsos
Semarang, IDN Times - Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menilai kejadian kemacetan arus lalu lintas di rute penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dipengaruhi kurangnya jumlah dermaga kapal di Pelabuhan Ketapang.
1. Rute penyeberangan Ketapang-Gilimanuk kekurangan dermaga

Ketua Bidang Tarif dan Usaha DPP Gapasdap, Rahmatika mengungkapkan bahwa kemacetan yang terjadi di Ketapang bukan disebabkan oleh kekurangan kapal, melainkan karena keterbatasan jumlah dermaga.
"Sebanyak 56 kapal yang ada saat ini hanya bisa dioperasikan 28 kapal karena keterbatasan dermaga. Bila penambahan kapal tetap dilakukan, hal itu hanya akan menambah deretan kapal-kapal yang menganggur karena tidak memiliki tempat sandaran (dermaga). Artinya, penambahan kapal bukan berarti menambah kapasitas muat atau daya angkut tapi malah menimbulkan antrian panjang operasional kapal karena kekurangan dermaga," ujar alumni Teknik Perkapalan ITS Surabaya tersebut dalam keterangan yang diterima IDN Times, Senin (28/7/2025).
2. Gapasdap dorong penambahan fasilitas untuk antisipasi lonjakan kendaraan

Hal tersebut ditegaskan Rahmantika untuk merespon aksi protes pengguna jalan yang viral di media sosial (medsos). Seperti diketahui belum lama ini terjadi kemacetan panjang akibat dihentikannya 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) oleh Kemenhub dimana LCT tersebut sudah beroperasi puluhan tahun di lintasan tersebut.
Penghentian yang berlangsung sekitar lima hari itu telah menyebabkan antrean kendaraan, terutama truk, mengular hingga sepanjang 40 kilometer.
Pria yang jadi pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini menyampaikan semestinya yang ditambah bukan kapal. Melainkan ketersediaan dermaga sebanyak minimal dua pasang maksimal lima pasang untuk mengantisipasi 28 kapal yang menganggur sehingga bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Apabila hanya tiga pasang dermaga saja sudah 12 kapal yang bisa beroperasi. “Ngapain tambah kapal. Ekonomi kita masih sulit. Dengan penambahan dermaga tersebut sudah bisa mengantisipasi 50 persen tambahan demand kendaraan sekaligus antisipasi dermaga-dermaga yang banyak rusak saat ini serta adanya jalan tol Probowangi nantinya," akunya.
3. Gapasdap minta dishub jangan berkaca pada laporan medsos

Lebih jauh, pihaknya mendorong Dishub Jawa Timur tidak perlu panik dan harus mengamati kondisi lapangan yang saat ini. Termasuk kapal-kapal di LCT sudah dioperasikan semuanya dan bahkan sudah bisa mengantisipasi kemacetan panjang sehingga antrian sudah tidak ada.
"Silahkan kepala dinas lihat di lapangan langsung, jangan hanya berdasarkan laporan di media sosial," ujar Rahmantika.