Jejak Pupuk Indonesia, Lewat Koperasi Merah Putih Desa Bentangan

- Koperasi Merah Putih di Desa Bentangan, Klaten menjadi titik temu antara petani dan Pupuk Indonesia untuk memperkuat kemandirian desa.
- Gudang Pupuk Lini II Klaten mendistribusikan pupuk bersubsidi ke wilayah Solo Raya dengan alokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pertanian di desa.
- Program digitalisasi Kartu Tani memungkinkan petani mendapatkan pupuk bersubsidi dengan cepat dan efisien, serta pemerintah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk sebesar 20 persen.
Klaten, IDN Times - Pagi di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten dimulai dengan denyut aktivitas yang tenang namun penuh harapan.
Di balik hamparan sawah dan ladang yang membentang, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) menjadi titik temu antara petani dan keberlanjutan.
Diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 21 Juli 2025 lalu, Koperasi Merah Putih ini menjadi saksi jejak kontribusi Pupuk Indonesia hadir, bukan sekadar sebagai penyuplai pupuk, tetapi sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian desa.
Berangkat dari Gudang Pupuk Lini II Klaten di Ceper, Klaten perjalanan Pupuk Indonesia dimulai.
Gudang Pupuk Lini II Klaten jadi ujung tombak distribusi pupuk di Solo Raya

Gudang Pupuk Lini II Klaten mendistribusikan pupuk bersubsidi ke wilayah Solo Raya meliputi yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Boyolali, dan Klaten. Gudang inilah menjadi ujung tombak kelancaran distribusi pupuk yang nantinya dikirim ke Penpengecer Pupuk Tingkat Satu (PPTS) dan Koperasi Desa Merah Putih.
Diperlakukan istimewa hingga terserap sempurna.

Manager Penjualan Jateng III dan DIY PT Pupuk Indonesia, Muhammad Abduh Hakim mengatakan alokasi pupuk ke Koperasi Merah Putih dilakukan secara setara dengan Pengecer Pupuk Tingkat Satu (PPTS) lainnya. Penentuan alokasi disesuaikan dengan kebutuhan desa dan kecamatan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Tidak ada perlakuan khusus. Siapa pun yang mengampu wilayah desa tersebut, termasuk Koperasi Merah Putih, mendapatkan alokasi sesuai kebutuhan pertanian di desa itu,” kepada IDN Times, Selasa (30/12/2025).
Berdasarkan data PT Pupuk Indonesia capaian distribusi pupuk bersubsidi jenis Urea, UPK dan Organik di Jawa Tengah dengan alokasi 1,4 juta ton sudah terealisasi 92 persen sedangkan di wilayah Klaten dengan alokasi 42 ribu ton sudah terealisasi 94 persen.
Distribusi pupuk ke Koperasi Merah Putih.

Bangunan Koperasi Merah Putih berdiri sederhana namun fungsional. Di tempat inilah peran Pupuk Indonesia hadir paling dekat dengan petani, memendekkan rantai distribusi pupuk hingga ke tingkat desa.
Di KDMP Desa Bentangan sebanyak 160 ton pupuk didistribukan setiap tahunnya untuk menyemai sekitar 100 hektar sawah. Dengan alokasi dan pencatatan yang transparan ke petani, menyebabkan distribusi pupuk tidak telat.
“Tidak pernah telat, stok selalu ada di koperasi kami. Adapun yang paling dicari itu pupuk UREA dan NPK,” ujar Ketua Koperasi Desa Merah Putih Bentangan Kecamatan Wonosari, Bambang Gunarsa.
Menjual berbagai macam pupuk yang dibutuhkan oleh petani.

Adanya transparansi harga dan penurunan harga dari pemerintah membuat petani gembira.

Bambang mengatakan penurunan harga pupuk dari pemerintah beberapa waktu lalu sangat disambu baik oleh para petani. Menurutnya pemerintah semakin memikirkan kesejahteraan rakyat.
“Meski turun 20 persen tapi petani senang, banyak yang semangat menanam lagi,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui pemerintah telah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebesar 20 persen. Harga pupuk yang lebih terjangkau membuat mereka lebih optimistis menyambut musim tanam berikutnya.
Berikut data Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah diturunkan pemerintah per 22 Oktober lalu. Yakni HET pupuk UREA Rp 1.800/kg, NPK Rp 1.840/kg, NPK Organik Rp 640/kg, ZA Rp 1.360/kg, dan NPK Kakao Rp 2.640/kg.
Andalkan digitalisai, Koperasi Merah Putih percepat tebus pupuk petani.

Kartu Tani menjadi salah satu program digitalisasi yang hingga kini terbilang efisien.

Selain itu, Koperasi Merah Putih juga berperan penting dalam memastikan sistem digital tersebut berjalan di lapangan. Bahkan hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit, petani bisa langsung mendapatkan pupuk bersubsidi.
Digitalisasi juga memungkinkan pemantauan stok pupuk secara real time. Melalui sistem notifikasi, gudang dapat segera mengetahui jika stok menipis atau kebutuhan meningkat, khususnya saat puncak musim tanam.
“Tebus pupuknya cepat sekali, ya cuma gesek pakai Kartu Tani kan sudah tertera berapa dapatnya, kalau gak ada Kartu Tani, pqkai KTP juga bisa,” jelas Warsita petani asal Desa Bentangan yang merasakan langsung kemudahan tebus pupuk di Koperasi Merah Putih.
Pemerintah sendiri mengalikasi pupuk pada pertanian pada 2026 sama dengan 2025, yakni 9,55 juta ton. Ketetapan tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1360/Kpts/Hk.150/M/12/2025 tertanggal 12 Desember 2025. Rincian alokasi sektor pertanian meliputi pupuk urea 4.423.023 ton, NPK 4.471.026 ton, NPK kakao 81.179 ton, pupuk organik 558.273 ton, serta ZA 16.449 ton.
Hanya butuh waktu lima menit, petani bisa langsung membawa pulang pupuk bersubsidi.

Menuju Indonesia swasembada pangan.

Wajah bahagia petani Desa Bentangan saat memanen padi, hasil tanamnya.

Wajah gembira petani menegaskan bahwa jejak Pupuk Indonesia melalui Koperasi Merah Putih bukan sekadar program, melainkan cerita tentang ketahanan dan harapan desa.
Mentan Amran menegaskan bahwa kebijakan penurunan harga pupuk bersubsidi merupakan perintah langsung Presiden Prabowo sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang Presiden kepada petani.
“Ini perintah Bapak Presiden. Presiden sayang petani, makanya harga pupuk diturunkan. Dan ini pertama kali dalam sejarah pertanian Indonesia harga pupuk turun ekstrem, hingga 20 persen,” ucap Mentan Amran dikutip dari pertanian.go.id.
Selain itu, pemerintah juga tengah membangun tujuh pabrik pupuk baru, di mana lima di antaranya akan diresmikan Presiden sebelum 2029 untuk memperkuat ketersediaan pupuk nasional demi mewujudkan swasembada pangan.









.jpg)








