Pasar Malam Waroeng Semawis Pecinan Semarang Akan Kembali Dihidupkan

- Pasar malam Waroeng Semawis di Pecinan Semarang akan kembali dihidupkan
- Pemerintah Kota Semarang menilai destinasi wisata tersebut bisa menggairahkan dan menjadi denyut ekonomi, sosial, dan budaya di kawasan tersebut
- Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin mewakili Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng bersama beberapa kepala OPD meninjau langsung kawasan Gang Warung, Kauman, Jalan Gang Pasar Baru No.144, Kranggan pada Jumat (11/7/2025) sore
Semarang, IDN Times - Pasar malam Waroeng Semawis di Pecinan Semarang akan kembali dihidupkan. Pemerintah Kota Semarang menilai destinasi wisata tersebut bisa menggairahkan dan menjadi denyut ekonomi, sosial dan budaya di kawasan tersebut.
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin mewakili Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng bersama beberapa kepala OPD meninjau langsung kawasan Gang Warung, Kauman, Jalan Gang Pasar Baru No.144, Kranggan, pada Jumat (11/7/2025) sore.
1. Waroeng Semawis sebagai ikon wisata

Tinjauan ini dilakukan sebagai bagian dari langkah awal untuk mempersiapkan pembukaan kembali Waroeng Semawis sebagai ikon wisata dan ruang interaksi lintas budaya yang sempat terhenti sejak pandemik.
Kehadiran Iswar Aminuddin merupakan tindak lanjut dari audiensi antara Wali Kota Semarang dan komunitas pengelola Semawis yang tergabung dalam Kopi Semawis.
Iswar menegaskan, bahwa pihaknya secara pribadi menaruh perhatian terhadap pentingnya merevitalisasi kawasan ini, tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai simbol keberagaman dan kebanggaan warga Kota Semarang.
“Hari ini saya hadir mewakili ibu wali kota untuk melihat kondisi lapangan dan mencari input dari komunitas Semawis. Kami menemukan adanya keinginan kuat untuk mereaktivasi pasar malam Waroeng Semawis. Ini sejalan dengan visi kota Semarang sebagai kota inklusif dan terbuka,” ujarnya.
2. Kuatkan citra kawasan Pecinan Semarang

Menurut dia, revitalisasi kawasan Pecinan Semarang tidak bisa dilepaskan dari konteks sejarah dan nilai-nilai kultural yang melekat erat di Waroeng Semawis. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan Pemkot Semarang akan menjaga keseimbangan antara pelestarian bangunan heritage dan penciptaan ruang yang bersih, layak, serta mendukung aktivitas warga.
"Kalau kita berbicara tentang Kampung Pecinan, maka kita berbicara tentang heritage. Kita ingin mempertahankan keaslian, termasuk lampu, tempat sampah, pedestrian, hingga material jalan. Ini semua untuk menguatkan citra kawasan Pecinan tanpa mengubah identitasnya,” jelas Iswar.
Waroeng Semawis sendiri pernah menjadi pusat keramaian yang tak hanya menawarkan kuliner malam, tetapi juga atmosfer kebudayaan Tionghoa-Semarang yang khas. Namun sejak pandemik COVID-19, kegiatan pasar malam ini terhenti dan belum sepenuhnya aktif kembali. Kini, semangat dari komunitas dan dukungan dari Pemkot Semarang membuka harapan baru bagi kawasan ini untuk bangkit kembali.
3. Rawat ruang hidup kota yang berakar sejarah

Dalam peninjauan ini, juga hadir sejumlah pemangku kepentingan, termasuk para pegiat heritage seperti Widya Wijayanti, yang memberikan masukan penting terkait pelestarian fisik dan nilai sejarah kampung. Pemkot Semarang menyatakan siap menindaklanjuti berbagai masukan tersebut, baik melalui intervensi teknis oleh OPD terkait maupun dukungan program lintas sektor.
“Kita ingin Kampung Semawis kembali hidup. Bukan sekadar ramai di malam akhir pekan, tapi juga sebagai kawasan perdagangan, pusat aktivitas ekonomi masyarakat, dan ruang bertemu bagi semua golongan. Dari sinilah semangat kota inklusif Semarang bisa bertumbuh,” tutup Iswar.
Reaktivasi Kampung Semawis menjadi simbol komitmen Pemkot Semarang dalam merawat ruang hidup kota yang berakar pada sejarah dan menyapa masa depan dengan keberagaman. Warga pun diharapkan ikut terlibat aktif dalam menyambut kembali denyut kehidupan Kampung Semawis.