Longsor Banjarnegara 660 Warga Mengungsi, Bupati Tetapkan Status Tanggap Darurat

- 660 warga diungsikan akibat tanah longsor
- Evakuasi dan fasilitas dasar disediakan bagi pengungsi
- 30 rumah terdampak, keselamatan warga menjadi prioritas utama
Banjarnegara, IDN Times - Bencana tanah longsor yang melanda Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum pada Minggu (16/11/2025), Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari.
Langkah cepat ini diambil setelah pemerintah daerah melihat situasi lapangan yang terus berubah, termasuk pergerakan tanah yang masih terjadi dan tingginya potensi longsor susulan.
Keputusan tersebut dihasilkan dalam rapat koordinasi antara Bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana dan unsur Forkopimda di kantor Kecamatan Pandanarum pada Minggu malam. Amalia menegaskan bahwa langkah ini diperlukan untuk memastikan seluruh elemen penanganan bencana dapat bergerak cepat.
"Kami menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Arah utamanya adalah percepatan penanganan dan penyelamatan warga," jelasnya kepada IDN Times, Senin (17/11/2025).
1. Sebanyak 660 warga telah diungsikan

Hingga Minggu (16/11/2025) pukul 20.30 WIB, sebanyak 660 warga harus meninggalkan rumah mereka. Angka ini melonjak cepat dalam hitungan jam akibat kondisi tanah yang terus bergerak.
Banyak warga dievakuasi dari area perbukitan dan hutan karena dikhawatirkan terjebak jika terjadi longsor susulan. Sebagian warga dicatat berada cukup jauh dari permukiman saat tanah bergerak.
"Ada beberapa warga yang masih terjebak di hutan dan jalur jauh. Kita lakukan evakuasi dulu. Itu prioritas," kata Bupati Amalia saat meninjau langsung area terdampak dan titik pengungsian.
2. Evakuasi dan fasilitas dasar bagi pengungsi

BPBD Banjarnegara mengaktifkan seluruh unsur kedaruratan untuk menangani situasi. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Raib Sekhudin, menjelaskan bahwa tim di lapangan harus merespons dua kebutuhan sekaligus evakuasi korban dan penyediaan fasilitas dasar bagi para pengungsi.
"Berdasarkan data pukul 20.30 WIB, Minggu (16/11/2025), jumlah pengungsi mencapai 660 jiwa dan bisa bertambah. Kami mengevakuasi warga sambil memastikan kebutuhan mereka terpenuhi,"ujarnya.
BPBD telah mendirikan dapur umum, pos kesehatan, dan menyalurkan logistik dasar seperti makanan, air mineral, dan selimut. Untuk korban luka ringan, layanan medis disiapkan di lokasi pengungsian, sementara korban yang membutuhkan penanganan lebih lengkap dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit.
3. Hunian terdampak menjadi 30 rumah

Sementara itu, laporan awal menunjukkan 30 rumah warga terdampak akibat longsor. Namun BPBD menegaskan data ini masih bersifat sementara karena medan sulit dan kondisi tanah yang belum stabil. Pendataan lanjutan direncanakan dilakukan penuh pada Senin (17/11/2025).
“Kami terus melakukan pendataan dan penataan penanganan, jumlah pengungsi masih bisa bertambah karena tanah masih bergerak," jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Raib Sekhudin.
Situasi ini membuat tim gabungan harus bekerja ekstra hati hati untuk menghindari risiko bagi petugas maupun warga.
4. Keselamatan warga adalah yang utama

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menegaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. Hingga Minggu malam, tidak ada laporan korban jiwa, sementara data korban luka masih dalam pengumpulan. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak kembali ke rumah sebelum ada kepastian kondisi geologi aman.
Penetapan tanggap darurat 14 hari membuka ruang bagi pemerintah daerah untuk mengerahkan sumber daya secara maksimal, termasuk dukungan peralatan berat, tenaga evakuasi tambahan, dan bantuan logistik dari berbagai pihak.
Pemerintah daerah berharap masa tanggap darurat ini dapat dimanfaatkan untuk menstabilkan situasi dan memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan penanganan yang layak.
















