Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
250912170911IMG-20250912-WA0138.jpg
Wakil Bupati Blora Sri Setyorini takziah ke rumah korban kebakaran sumur minyak ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jumat (12/9/2025). (dok Humas Pemkab Blora)

Intinya sih...

  • Pemkab Blora tetapkan status KLB pasca keracunan massal siswa SMPN 1 Blora.

  • Investigasi dilakukan oleh pemerintah daerah bersama tim gabungan untuk mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut.

  • 122 siswa ditangani RSU dr. R. Soetijono Blora dan RS DKT Blora, dengan hasil uji laboratorium membutuhkan waktu sekitar satu minggu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Blora, IDN Times - Kasus dugaan keracunan setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Blora, Wakil Bupati Blora Sri Setyorini mengatakan Pemkab Blora menetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Penetapan KLB tersebut dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Blora menerima surat resmi dari Badan Gizi Nasional menyusul tingginya jumlah siswa yang terdampak," ujarnya melansir kantor berita Antara.

Pemerintah daerah bersama tim gabungan juga melakukan investigasi lapangan. "Tim kami turun ke lapangan untuk memeriksa seluruh aspek terkait peristiwa ini. Hasil pemeriksaan akan disampaikan secara resmi oleh Dinas Kesehatan nantinya," ujarnya.

"Kami pastikan penanganan berjalan optimal. Semua langkah dilakukan demi keselamatan anak-anak dan kejelasan kasus ini," ujarnya.

Penyedia makanan MBG, yakni Satuan Pelayanan Pengolahan Gizi (SPPG) Karangjati 1 Blora, juga telah dilakukan penghentian operasional sementara dari Direktorat Pemantauan dan Pengawasan melalui Bidang Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II.

"Surat penghentian operasional sudah diterbitkan. Ini bagian dari langkah penanganan dan evaluasi menyeluruh," ujarnya yang juga sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kabupaten Blora.

Sekretaris Dinkesda Blora Nur Betsia menyampaikan total kasus dugaan keracunan makanan yang ditangani RSU dr. R. Soetijono Blora dan Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RS DKT) Blora mencapai 122 siswa. Dari jumlah tersebut, 117 siswa menjalani rawat jalan, dan lima siswa dirawat inap.

Ia menjelaskan tim juga melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui penyebab pasti kejadian tersebut. Pemeriksaan dilakukan mulai dari dapur penyedia makanan MBG, meliputi dokumen akreditasi dapur, sertifikat laik higiene dan sanitasi, SOP pengolahan makanan, kebersihan peralatan, proses pengolahan, penyajian dan distribusi makanan ke sekolah.

"Sertifikat laik higiene sanitasi dan SOP sebenarnya sudah ada, meski belum seluruhnya terpasang. Kami juga melakukan investigasi langsung mulai dari proses pengolahan hingga distribusi makanan," ujarnya.

Dinkesda belum dapat memastikan penyebab keracunan. Kepastian akan diketahui setelah hasil uji laboratorium dari sampel makanan, sampel feses, muntahan, dan sampel air yang dikirim ke BLK Semarang selesai diproses dari Dinas Kesehatan dan BPOM.

"Pemeriksaan mikrobiologi membutuhkan waktu sekitar satu minggu," ujarnya. Terkait penanganan medis, Dinkesda memberikan pengobatan berdasarkan gejala yang dialami siswa.

"Jika anak mengalami mual atau muntah diberikan obat anti mual. Untuk yang diare kami berikan obat diare. Semua disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak," ujarnya.

Kasus dugaan keracunan setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG), terjadi pada Selasa (25/11/2025) sekitar pukul 10.00 WIB, setelah seratusan siswa mengalami gejala mual, muntah, dan diare.

Editorial Team