Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pantai Karangbolong Kebumen (instagram.com/wwwahyuuuu)
Pantai Karangbolong Kebumen (instagram.com/wwwahyuuuu)

Kebumen, IDN Times - Pelestarian kawasan geopark memerlukan pendekatan agama. Saat membuka acara Geofest International Conference 2025 yang digelar di Kabupaten Kebumen, Rabu malam (9/7/2025), Sekda Jateng, Sumarno meminta kepada semua pihak untuk terus menjaga kelestarian kawasan geopark, supaya alamya tidak rusak.

"Oleh karenanya geopark menjadi harapan kita. Ia bisa menjadi model pengelolaan lingkungan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam pembukaan geofest, para peserta yang hadir dari berbagai negara, termasuk para pakar geopark dari Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand.

"Kami mengucapkan selamat kepada Kabupaten Kebumen atas pengesahan kawasan geopark dari Unesco, Ini bukan hanya kebanggaan, tapi juga tanggung jawab,” ujar Sumarno.

Ia menegaskan, geopark bukan semata-mata status prestisius. Melainkan sebuah komitmen serius untuk menjaga kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Sebab, di sejumlah tempat, banyak pembangunan yang justru merusak lingkungan sekitar. Padahal, untuk memulihkan alam tidak bisa cepat. Ia berharap, tidak ada praktik perusakan lingkungan di kawasan geopark.

Ia juga berharap, pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan geopark harus berjalan beriringan. Sebab, tantangan ke depan adalah memberdayakan masyarakat tanpa merusak lingkungan.

Untuk meminimalisir kerusakan lingkungan, menurut Sumarno, pendekatan agama bisa menjadi pintu masuk penting untuk membangkitkan kesadaran lingkungan.

Ia menyebut, semua agama sepakat bahwa membuat orang lain menderita adalah dosa dan merusak lingkungan yang menyebabkan penderitaan termasuk perbuatan yang berdosa.

“Mari introspeksi apakah aktivitas kita menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat? Mari ubah pola pikir, agar setiap tindakan kita memperhatikan keberlanjutan masa depan,” ucapnya.

Editorial Team