Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Solo Catat Penurunan Stunting Tercepat, Tembus 20 Besar Nasional

Stuting.jpeg
Wakil Walikota Solo Astrid Widayani meninjau program stunting di Kota Solo. (Dok/Istimewa)
Intinya sih...
  • Kasus Stunting Turun Tajam, Prevalensi Terendah di Jateng. Solo catat penurunan signifikan stunting, jumlah kasus menyusut dari 1.543 menjadi 1.100. Prevalensi stunting kini 7,59%, terendah di Jawa Tengah.
  • Program Unggulan Cegah Stunting: Genting, Baby Spa, dan Kampanye Gizi. Pemkot Surakarta gencar dengan program Genting, Baby Spa & Posyandu Plus, kampanye gizi & edukasi keluarga, serta penguatan 1000 HPK.
  • Revitalisasi RTLH Jadi Penopang Pencegahan Stunting. Pemkot Surakarta fokus pada revitalisasi 75 RTLH untuk lingkungan sehat anak. Targetnya: tidak ada
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surakarta, IDN Times – Kota Surakarta kembali mencatatkan prestasi membanggakan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Berdasarkan pemeringkatan nasional tahun 2025, Solo sukses masuk daftar 20 besar kota/kabupaten dengan kinerja terbaik. Capaian ini sekaligus menguatkan efektivitas intervensi lintas sektor yang dipimpin Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

1. Kasus Turun Signifikan, Prevalensi Solo Jadi yang Terendah di Jateng.

05709834-9f03-4518-a3ff-04e06bf2de76.jpeg
(Dok/Istimewa)

Data terbaru menunjukkan penurunan tajam stunting di Kota Surakarta. Dari sekitar 1.543 kasus pada 2024, jumlahnya menyusut menjadi 1.100 kasus di awal 2025. Prevalensi stunting kini berada pada angka 7,59 persen—terendah di Jawa Tengah.

Pemkot pun menambah anggaran hingga Rp 15 miliar guna mempercepat penyelesaian kasus pada tahun ini.

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, menegaskan bahwa prestasi tersebut tidak lepas dari kerja bersama seluruh elemen masyarakat.

“Intervensi harus dilakukan secara keroyokan. Pemerintah, puskesmas, kader posyandu, sampai masyarakat harus bergerak bersama,” ujarnya, Rabu (2/12/2025).

Astrid juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas kader posyandu—mulai dari edukasi gizi, pendampingan 1000 HPK, hingga pemantauan tumbuh kembang balita. Menurutnya, kader merupakan garda terdepan yang paling dekat dengan warga.

2. Program Unggulan Cegah Stunting: Dari Genting hingga Baby Spa.

Stunting.jpeg
program stunting di Kota Solo. (Dok/Istimewa)

Sejumlah inovasi dilakukan Pemkot Surakarta untuk mempercepat penurunan stunting, di antaranya:

  • Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), menggandeng filantropi dan masyarakat untuk mendampingi anak berisiko stunting—bahkan Astrid mengadopsi satu anak untuk dikawal langsung.
  • Baby Spa & Posyandu Plus, layanan pemantauan tumbuh kembang yang lebih komprehensif.
  • Kampanye Gizi & Edukasi Keluarga, mencakup ASI eksklusif, MPASI, pola asuh, hingga sanitasi.
  • Penguatan 1000 HPK, melibatkan puskesmas dan kelurahan.

Program-program ini menunjukkan dampak nyata di beberapa wilayah berisiko tinggi.

Pemkot juga menggencarkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang menyediakan menu bergizi harian untuk ibu hamil berisiko dan balita.

Di Kelurahan Karangasem dan Tipes, program berjalan hingga 180 hari dengan 30 penerima per hari.

“Program seperti DASHAT ini tidak akan berhasil tanpa dukungan kader dan partisipasi warga,” kata Astrid saat memantau pelaksanaan di lapangan.

3. Revitalisasi RTLH Jadi Penopang Pencegahan Stunting.

Stunting.jpeg
program stunting di Kota Solo. (Dok/Istimewa)

Selain intervensi gizi, Pemkot menekankan pentingnya lingkungan sehat melalui revitalisasi 75 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Perbaikan mencakup struktur bangunan, sanitasi, hingga ventilasi—langkah penting mengingat lingkungan tidak sehat berisiko memicu gagal tumbuh pada anak.

Astrid menegaskan bahwa penanganan stunting tidak cukup hanya lewat makanan bergizi.

“Lingkungan rumah juga harus sehat. Anak tidak boleh tinggal di hunian yang membuat mereka rentan sakit,” ujarnya.

Pemkot Surakarta memasang target ambisius tahun ini: tidak ada kasus baru dan seluruh kasus yang ada terselesaikan.

“Tidak boleh ada anak di Solo yang tumbuh tidak optimal hanya karena kurang gizi. Ini tugas kemanusiaan,” ungkap Astrid.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Solo Catat Penurunan Stunting Tercepat, Tembus 20 Besar Nasional

02 Des 2025, 14:41 WIBNews