Viral, Desa di Karanganyar Hias Jalan Desa dengan Mural Warna-Warni

- Swadaya warga desa membuat mural di jalan dengan iuran cat Rp 10 ribu rupiah, mengambar setiap jengkal dengan warna-warni yang indah.
- Warga desa bergotong-royong membuat mural sepanjang 500 meter, disesuaikan dengan permintaan warga dan digunakan untuk lomba 17 Agustus.
- Dusun Mener banyak dikunjungi wisatawan karena mural tersebut, pengunjung terkesan dengan gotong-royong warga untuk menhias desanya.
Karanganyar, IDN Times - Nuansa meriah terlihat di kawasan Dusun Mener, Desa Segoro Gununh, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dalam menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia.
Jalanan desa yang monolog, disulap jadi papan mural dengan tokoh karakter yang beragam dan berwarna warni.
1. Mural dari swadaya warga desa

Suparmo, Ketua Karang Taruna RW 03, menggerakan para pemuda pemudi di Dusun Mener untuk membuat mural di jalan desanya. Berbekal iuran cat sebesar Rp 10 ribu rupiah. Para pemuda tersebut mengambar setiap jengkal dengan warna-warni yang indah.
“Ide spontan dari saya, terus saya bilang sama pemuda yang lain, ada empat orang. Saya bilang untuk memperingati 17 Agustus diadakan mengecat jalan, terus mereka setuju,” ujar Suparmo, Kamis (14/8/2025).
Suparmo mengatakan dari iuran swadaya dari warga desa, ia bisa membeli cat dan perlengkapan untuk membuat mural.
“Awalnya cuma terkumpul Rp 3 juta, terus ditambahi Pak RW Rp 1 juta, saya belikan cat semua, terus ada tambahan lagi Rp 2 juta sampai semuanya terkumpul Rp 13 juta untuk beli cat,” jelasnya.
2. Warga desa ikut gotong-royong menghias kampungnya

Ia mengaku, warga desa menyambut baik idenya untuk membuat mural di jalan-jalan. Tak hanya itu gambar mural pun disesuaikan dengan permintaan dari warga tidak hanya berfungsi sebagai pemanis saja namun bisa dimanfaatkan untuk lomba 17 Agustus.
“Ya gambarnya ada bentuk batik, permainan-permainan, ada ular tangga, gambar micky mouse. Dari warga desa juga, sekalin untuk lomba 17 Agustusan,” jelasnya.
Mural ini bukan kali pertama dikerjakan oleh warga Dusun Mener, pada tahun 2018 lalu warga desa juga bergotong royong membuat mural yang sama. Suparmo mengaku pengerjaan membuat mural tahun ini juga dilakukan secara gotong royong. Mereka mengerjakan mural usai pulang kerja, setiap sorenya.
“Muralnya sepanjang 500 meter, dikerjakan setiap pulang kerja, tapi biasanya siang gitu juga saya dan beberapa mengerjakan, mulai menggambarnya pada 26 Juli,” jelasnya.
Ada metode tersendiri sebelum mengambar mural, Suparmo mengaku sebelum dicat jalanan tersebut dibersihkan dan digambar sketsa terlebih dulu. Untuk mural sepanjang 500 meter ia membutuhkan 25 kilo cat.
“Yang 25 kilo itu 10 pail (ukuran cat di ember), kalau yang 5 kilo itu sekira 52 galon. Sebelum dicat itu, jalanan kita semprot dulu biar bersih baru bisa digambar,” pungkasnya.
3. Jadi daya tarik wisatawan

Berkat gotong royong para pemuda desa tersebut, kini Dusun Mener banyak dikunjungi para wisatawan, mereka yang singgah kebanyakan mengabadikan momen untuk berfoto di area mural tersebut.
Salah satu pengujung, Vitriani (29) mengaku penasaran usai melihat video mural di media sosial, ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi Dusun Mener tersebut. Usai di lokasi ia terkesan dengan gotong-royong warga untuk menhias desanya dengan murah-murah yang menaik dan lucu-lucu.
“Bagus ya, jarang ada kayak gini. Menarik untuk foto-foto,” pungkasnya.