Waspada, 3 Daerah Ini Miliki Kasus Pneumonia Tertinggi di Semarang

- Kasus penyakit pneumonia di Kota Semarang naik sepanjang tahun 2025.
- Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat 664 kasus pneumonia dari Januari hingga Juni 2025.
- Ada 3 daerah di Semarang yang memiliki kasus pneumonia tertinggi.
Semarang, IDN Times - Jumlah kasus penyakit pneumonia di Kota Semarang merangkak naik sepanjang tahun 2025. Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat dari bulan Januari hingga Juni 2025 ada 664 kasus pneumonia di Ibu Kota Jawa Tengah.
1. Peningkatan kasus pneumonia perlu diwaspadai

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, peningkatan angka kasus pneumonia tersebut perlu diwaspadai. Sebab, melihat dari kasus pneumonia di tahun-tahun sebelumnya juga tergolong tinggi.
Berdasarkan catatan Dinkes, jumlah kasus pneumonia tertinggi pada tahun 2022 dengan 3.463 kasus. Kemudian, tahun 2021 ada 1.521 kasus, lalu tahun 2023 ada 2.509 kasus, dan 1.906 kasus pada 2024.
"Jadi, kalau melihat jumlahnya bisa dilihat, penurunan kasusnya bisa dihitung," ungkapnya, Minggu (29/6/2025).
2. Status gizi dan perilaku masyarakat

Adapun, wilayah yang menyumbang jumlah kasus terbesar atau paling rentan terhadap pneumonia seperti di Kelurahan Cepoko, Jatibarang, dan Kramas.
"Nah, ini juga (menunjukkan) sebetulnya cakupannya tidak melihat apakah wilayah itu hijau. Namun, termasuk juga sebetulnya cakupan imunisasi," ujar Hakam.
Kemudian, lanjut dia, yang tidak kalah penting ini adalah status gizi dan perilaku masyarakat sendiri. Masih banyak yang tidak mau pakai masker atau tidak membiasakan cuci tangan.
3. Cakupan imunisasi PCV meningkat

Sementara itu, penurunan angka kasus dalam beberapa tahun terakhir ini disebut berkaitan meningkatnya cakupan imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), baik yang dilakukan melalui Puskesmas maupun fasilitas kesehatan (faskes) lain.
“Dalam dua hingga tiga tahun terakhir ini, cakupan imunisasi PCV luar biasa oleh warga atau orang dewasa,” katanya.
Kendati demikian, penyakit pneumonia ini masih menyumbang angka kematian. Kondisi ini berbeda dengan penyakit ISPA yang belum ada kasus kematian tahun ini.