8 Landmark Wisata Ciri Khas Banyumas, Wajib Kalian Kunjungi

Setiap kota atau kabupaten memiliki bangunan ikon atau landmark. Landmark dapat berupa bangunan megah, struktur geografis alami, monumen bersejarah, atau bahkan objek-objek yang unik dan mudah dikenali yang menjadi ciri khas kota atau kabupaten tersebut.
Secara umum, landmark berperan sebagai penunjuk visual yang membantu kita dalam berorientasi di dalam lingkungan yang kompleks. Landmark juga dapat berupa fitur alam seperti gunung, bukit, danau, dan sejenisnya.
Landmark yang cukup dikenal di Indonesia seperti Monas terletak di Jakarta, Yogyakarta dengan Tugu Pal Putihnya, Semarang dengan Tugu Mudanya, Ambarawa dengan Monumen Palagan Ambarawanya, Padang dengan Jam Gadangnya, Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
Hal tersebut tak terkecuali dengan kabupaten Banyumas yang memiliki beberapa ikon atau landmark yang mampu mengingatkan kita pada kabupaten Banyumas. Berikut beberapa landmark yang terdapat di kabupaten Banyumas :
1. Menara Pandang atau Teratai

Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan salah satu landmark terbaru di Kabupaten Banyumas. Menara ini memiliki ketinggian 117 meter.
Menara yang dibangun pada tahun 2021. Pembangunan Menara Pandang Teratai merupakan hasil inisiatif pemerintah kabupaten Banyumas untuk menciptakan ikon baru Purwokerto.
Puncak menara yang berbentuk bunga teratai ini mengandung filosofi dari Dwipa Semarang, dengan pembagian menara menjadi 3 tingkatan yaitu tingkat bawah, tengah dan atas.
Tingkat bawah yakni lantai dasar yang menyimbolkan hubungan antar manusia, tingkat tengah berada di lantai 1 dan 2 yang menyimbolkan hubungan dengan alam, dan tingkat atas berada di lantai 3 dan 4 menyimbolkan hubungan dengan Tuhan.
Menara ini dibuka mulai jam 9 pagi sampai jam 10 malam setiap hari. Umumnya wisatawan datang ke tempat ini karena terpesona dengan daya tarik sekaligus keunikan bentuk puncak menaranya yang menyerupai bunga teratai.
Para pengunjung bisa melihat keindahan seluruh kota dari atas. Selain itu di lantai 3 terdapat jembatan berlantai kaca tembus pandang sejauh 3 meter. Jembatan lantai kaca ini kokoh dan memberikan efek yang mendebarkan bagi pengunjung.
Pada malam hari menara ini dilengkapi dengan pencahayaan teknologi LED warna-warni dari bawah hingga ke puncak. Lampu ini akan menyala saat malam hari dan terlihat sangat cantik di tengah gelapnya malam.
2. Alun alun Purwokerto

Pada awalnya alun-alun Purwokerto dimanfaatkan sebagai tempat untuk berbagai acara, seperti pameran, pertunjukan seni, karnaval, pagelaran musik, upacara kenegaraan, hingga tempat olahraga.
Lokasinya yang berada di depan kantor kabupaten menambah eksistensi alun-alun Purwokerto sebagai ruang dengan aspek budaya, politis, hingga kesakralan.
Pada tahun 2009, alun-alun ini direnovasi.Alun-alun Purwokerto ini ditinggikan, jalan di tengah alun-alun dihilangkan, serta penggabungan kedua bagian alun-alun (timur dan barat).
Oleh karena itu pohon Ringin Kurung yang terletak di tengah alun-alun ditebang. Ringin Kurung kemudian diganti dengan Ringin Muda yang dikurung dalam pagar stainless steel. Namun, saat ini pohon tersebut juga telah berganti dengan pohon plastik.
Saat ini alun-alun Purwokerto berkesan lebih modern yang ditata menjadi taman yang juga dilengkapi dengan air mancur serta bangku-bangku, hamparan rumput dan videotron.
3. Tugu Gada Rujak Polo

Tugu Gada Rujak Polo menjadi ikon baru di kabupaten Banyumas. Gada Rujak Polo berdiri kokoh di area bundaran underpass Jenderal Sudirman.
Tugu Gada Rujak Polo ini memiliki tinggi 13 meter. Volume lingkarannya 24 meter. Tugu ini dihiasi dengan air mancur. Tugu terinspirasi dari senjata milik Werkudara dan melambangkan agar setiap tindakan yang dilakukan harus selalu menggunakan akal, pikiran dan nalar seperti penggambaran tokoh-tokoh pahlawan dari Banyumas, seperti Jendral Soedirman, Gatot Subroto, R. Suprapto dan masih banyak lagi.
Pembangunan Tugu Gada Rujak Polo ini sudah direncanakan sejak tahun 2019 silam, namun pembangunannya baru terealisasi pada Mei 2020. Pada awal Oktober 2020 pengerjaan selesai, namun pemasangan Kudi dan Gada mengalami keterlambatan. Materi untuk membuat gada menggunakan kuningan yang dibuat oleh pengrajin asal Cepogo, Kabupaten Boyolali.
4. Monumen Jenderal Gatot Subroto

Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto tidak asing lagi bagi masyarakat di Purwokerto. Letak monumen yang berada di bundaran simpang empat di pojok RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, desa Berkoh, pinggiran kota Purwokerto, kabupaten Banyumas.
Monumen ini dibangun pada tahun 1982, dibangun oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat Banyumas, dan Brigade XVII, hingga diresmikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf pada 24 Mei 1982.
Monumen Jenderal gatot Soebroto Purwokerto ini menggambarkan sosok sang jenderal bertubuh besar tengah tegak di atas punggung kuda.
Monumen ini untuk mengingatkan kembali kepada salah satu pejuang yang ada di Banyumas yaitu Jenderal Gatot Soebroto. Beliau lahir di Jatilawang, Banyumas pada 10 Oktober 1907.
Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto berdiri di atas landasan berbentuk segi lima yang melambangkan Pancasila dilengkapi taman seluas 2.270 m persegi.
5. Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman

Museum Jenderal Soedirman terletak di pinggiran kota Purwokerto sebelah barat yang berjarak kira-kira 3 km dari pusat pemerintahan labupaten Banyumas. Museum ini dibangun pada tahun 1976 dan diresmikan oleh wakil Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Soerono pada 21 Maret 1977.
Museum ini bertujuan untuk mengenang jasa perjuangan dari Jenderal Soedirman. Oleh karena itu museum ini juga sering disebut dengan nama Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman. Sasmitaloka diambil dari dua suku kata yaitu Sasmita yang berarti mengenang dan loka berarti tempat.
Museum Jenderal Sudirman ini pada awalnya merupakan rumah atau tempat tinggal Jenderal Sudirman setelah Ia dilantik sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat atau TKR. Bangunan museum ini memiliki 2 lantai.
Pada lantai 1 terdapat benda-benda peninggalan, 22 diorama tentang kisah perjalanan hidup Jendral Soedirman, serta foto-foto perjuangan Jenderal Soedirman dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada lantai 2 terdapat relief sejarah bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945, dan terdapat patung Jenderal Soedirman yang sedang menaiki kuda.
6. Obyek Wisata Baturaden

Obyek wisata Baturaden merupakan daerah yang berdekatan dengan Gunung Slamet. Hal ini membuat Baturaden memiliki suhu udara yang sejuk sehingga lokasinya dikenal dengan kawasan wisata yang menarik.
Kawasan wisata di Baturaden meliputi lokawisata Baturaden meliputi air terjun, kolam renang,sepeda air, teater alam khas Banyumas; kebun raya Baturaden, Curug Lawang, Hutan Pinus LimpaKuwus, Curug Telu, Curug Bayan, Desa Wisata Ketenger, Telaga Sunyi, Pancuran Pitu, Small World, Baturaden Aventure Forest, Curug Jenggala, Curug Bidadari, Curug Kembar Baturaden, Taman Langit, Curug Gede, The Village, The Forest Island Purwokerto, Bumi Perkemahan Wana Wisata.
Selain dapat memanjakan para wisatawan dengan wisata alam dan udaranya yang segar, Baturraden juga dapat memanjakan para wisatawan untuk menikmati kuliner khas Banyumas, seperti mendoan, Pecel Banyumas, dan aneka makanan yang lain dengan harga yang terjangkau.
7. Tugu Adipura Kencana

Landmark selanjutnya di kabupaten Banyumas adalah Tugu Adipura Kencana yang terletak di desa Berkoh. Tugu ini dibangun pada tahun 1994 untuk mengenang keberhasilan Pemerintah kabupaten Banyumas di bidang pembangunan terutama pada Repelita I, Repelita II, Repelita III dan Repelita IV, dan Repelita V sebagai kota bersih dan teduh. Tugu ini meliki ciri khas yaitu berada ditengah kolam yang dikelilingin air mancur.
Letak tugu adipura dipersimpangan Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Gerilya Timur, Jl. H. M Bahrun, dan Jl. Suparjo Rustam. Lokasi strategis untuk memberikan dorongan dan semangat kepada masyarakat agar terus berkarya dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
8. Tugu Pembangunan Purwokerto

Tugu Pembangunan Purwokerto menjadi landmark selanjutnya di kabupaten Banyumas. Tugu bersejarah dibangun pada masa kepemimpinan Ir. Soekarno atau Era Demokrasi Terpimpin (1959-1966).
Apabila merujuk pada catatan prasasti yang terdapat di tugu tersebut nama bangunan itu adalah Tugu Pembangunan “Ajunan Tjangkul Pertama” yang mulai dibangun pada 1 Januari 1961. Pembangunan tersebut menandakan dimulainya Program Pembangunan Semesta Berencana yang merupakan program pembangunan nasional era Bung Karno.
Tugu Pembangunan berada di tengah persimpangan antara Jalan Merdeka dan Jalan Gatot Subroto.
Tugu ini juga dikenal oleh masyarakat sebagai Tugu Pancasila karena terdapat lambang lima sila dari Pancasila pada tugu tersebut. Ada pula yang menyebutnya sebagai Tugu Merdeka, karena letaknya berada di ujung Jalan Merdeka. Letak tugu tersebut dikelilingi oleh sejumlah bangunan bersejarah, di antarnya SMA N 1 Purwokerto (yang dulunya merupakan Kantor Karesidenan 1921), Rumah Dinas Karesidenan (residentwooning) yang berdiri sejak tahun 1939, Gedung Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto, dan Gereja Kristen Indonesia Gatot Subroto Purwokerto yang merupakan peninggalan Belanda.
Itulah beberapa landmark yang terdapat di kabupaten Banyumas. Adanya landmark mengingatkan kita pada ciri khas atau budaya dari kota atau kabupaten tersebut.