Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  

Rombongan pengantin jadi korban perampokan

Kisah mistis di Blora berkaitan dengan pernikahan. Berikut adalah beberapa cerita yang berhubungan dengan daerah Blora.

Baca Juga: 6 Kisah Mistis di Kendal, Tempat yang Dikenal Angker Bikin Merinding 

1. Awal mula pernikahan di Desa Pojokwatu ke Desa Ngoda

Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  theferros.com

Kisah mistis di Blora tepatnya di Desa Pojokwatu ada seorang tokoh yang bernama Penggede Malang Sudiro. Penggede Malang Sudiro memiliki anak laki-laki yang bernama Malang Kusuma, dan berniat menikahkannya dengan seorang gadis yang berasal dari Desa Ngoda.

Setelah melakukan beberapa persiapan untuk pernikahan, akhirnya hari yang ditentukan sebagai hari pernikahan putranya pun datang. Pengantin pria beserta para rombongan yang mengiringinya berangkat dari Desa Pojokwatu ke Desa Ngoda, dan upacara pernikahan hari itu berjalan lancar serta terkesan meriah.

2. Masalah yang muncul ketika sepasar dan ngunduh mantu

Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  Ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Kisah mistis di Blora berlanjut ke lima hari setelah dilaksanakannya upacara pernikahan atau dikenal dengan istilah sepasar oleh masyarakat Jawa, pengantin melaksanakan upacara Ngunduh mantu.

Dimana saat upacara ini pengantin pria dan wanita akan merayakan pernikahan mereka di daerah asal pengantin pria, yaitu di Desa Pojokwatu.

Saat dalam perjalanan, tiba-tiba pengantin beserta para rombongan pengiringnya dikejutkan dengan segerombolan perampok yang ternyata merupakan anak buah dari Penggede Malang Sudiro.

Para perampok itu tidak menyadari jika yang sedang mereka hadang itu adalah iring-iringan pengantin anak Penggede Malang Sudiro.

3. Iring-iringan Manten yang Berserakan

Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  Ilustrasi Pencuri (IDN Times/Mardya Shakti)

Seluruh perlengkapan dan peralatan upacara yang dibawa oleh iring-iringan pengantin berjatuhan dan berhamburan di sepanjang jalan yang dilintasi antara Ngoda dan Pojokwatu.

Para pengiring pengantin berusaha untuk mempertahankan hantaran pengantin beserta kelengkapan yang dibawa agar tidak dijarah oleh perampok dengan memberikan perlawanan.

Kericuhan antara perampok dan pengiring pengantin pun tidak dapat dihindari, dan tempat terjadinya kericuhan tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Pedukuhan Sawur.

Semua perlengkapan kebesaran yang dibawa oleh pengiring pengantin seperti Bonang Renteng yang berupa perangkat gamelan untuk mengiringi perjalanan rombongan pengantin.

Kembang Nyamplung atau sumping untuk pengantin, Jarit Jomblang atau kain yang dipakai oleh sang pengantin serta kukusan, yaitu berupa perlengkapan dapur yang digunakan untuk menunjang upacara bubak kawah berceceran sepanjang perjalanan.

4. Tempat Hilangnya Bonang Renteng

Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  Foto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Kisah mistis di Blora berlokasi di tempat yang disebut dengan Sawah Bonang Renteng. Ini merupakan tempat hilangnya Bonang Renteng.

Mitosnya, saat akan mulai menanam ataupun panen di sawah ini, harus diawali dengan menabuh bende terlebih dahulu sebagai pengganti dari bonang renteng.

Sedangkan lokasi hilangnya kalung yang tersangkut pada dahan tanaman kacang saat dipakai oleh pengantin disebut Sawah kalung, Sawah Jomblang adalah tempat hilangnya Jarit Jomblang, Sawah Nyamplung adalah tempat hilangnya sumping pengantin dan Sawah Kukusan dikenal sebagai lokasi hilangnya kukusan.

5. Perpisahan Pengantin dan Pengiring

Kisah Mistis di Blora, Legenda Pernikahan Pojokwatu dan Ngoda  pengantin pria dan pengantin wanita yang memegang bunga (unsplach.com/nate_dumlao)

Akibat dari terjadinya kerusuhan tersebut, akhirnya pengantin dan rombongan pengiring terpisah dan tempatnya dikenal sebagai Sawah Manten.

Sebagai pengingat atas peristiwa tersebut, dipercaya oleh masyarakat setempat agar terhindar dari kesialan harus selalu menyediakan sepasang bekakak putra-putri yang menyerupai sepasang pengantin setiap tahunnya.

Karena pengantin dan para rombongan iring-iringannya terpisah dan merasa ketakutan, akhirnya sepasang pengantin tersebut bersembunyi pada sebuah mata air yang kemudian mata air tersebut dikenal dengan nama Sendang Delika.

Setelah situasi dirasa aman dan kericuhan berakhir, para pengiring pengantin menyebar dan mencari sepasang pengantin tersebut ke semua tempat di sekitar lokasi kejadian, tidak berhasil menemukannya, dan tempat pencarian tersebut akhirnya kini dikenal sebagai Sawah Napis.

Itulah beberapa legenda pernikahan Pojokwatu yang merupakan salah satu kisah mistis di Blora.

Baca Juga: 5 Kisah Mistis di Batang yang Serem Abis, Sumur Keramat di Alas Roban

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya