Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Landmark di Magelang, Mesin Waktu ke Masa Lalu

Potret Kabupaten Magelang (unsplash.com/andrhrw_)

Magelang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang terletak di lingkar pegunungan. Maka tidak heran jika Magelang mendapat julukan Bergstad van Midden Java dari orang Belanda. 

Pada tempo dulu Magelang menjadi pusat militer Belanda sehingga masih banyak bangunan-bangunan kolonial yang masih berdiri dengan kokoh di kota Magelang. Beberapa bangunan ini sudah ada yang mengalami pemugaran dan ada yang masih asli. 

Walaupun begitu bangunan tersebut berperan sebagai penunjuk visual atau ikon yang membantu kita dalam berorientasi di lingkungan yang kompleks. Berikut beberapa landmark di Magelang.

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur (unsplash.com/alea_film)

Candi Borobudur merupakan landmark di Magelang yang pertama. Peninggalan Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno yang menjadi warisan UNESCO yang telah diakui dunia dan dikenal oleh banyak wisatawan mancanegara maupun lokal. Tidak mengherankan jika Candi Borobudur menjadi daya tarik di Magelang dan pemandangan candi ini membuat banyak hotel dan villa berlomba-lomba menawarkan pemandangan megahnya Candi Borobudur. 

Para wisatawan saat ini boleh menaiki Candi Borobudur namun dikenakan biaya yang berbeda dengan wisatawan yang tidak naik ke Candi. Kalian dapat booking dan reservasi terlebih dahulu secara online untuk bisa naik ke candi Borobudur karena jumlah dan waktunya yang terbatas. 

2. Menara Air

Menara Air Magelang sudah mengalami pemugaran (instagram.com/potokuno)

Terletak di Alun-alun kota Magelang membuat menara air raksasa ini tidak pernah luput dari pandangan masyarakat yang lalu lalang melewati alun-alun ini. Kalian tidak akan menyadari jika menara air yang kokoh ini sudah berumur ratusan tahun. Menara air ini pada awalnya digunakan untuk persediaan air minum tentara Belanda dan warga Belanda yang tinggal di Magelang. Letaknya beradad di alun-alun agar terhindar dari upaya pencemaran karena pada saat itu kawasan alun-alun selalu dijaga dengan ketat.

Walaupun usianya sudah tua tetapi menara ini masih berfungsi dengan baik bahkan sampai saat ini dimanfaatkan oleh PDAM kota Magelang untuk menyediakan air bersih bagi warga sekitar. Selain itu, menara ini menjadi bangunan cagar budaya karena memiliki nilai historis yang tinggi.

3. Bukit Tidar

Gunung Tidar (https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Tidar)

Landmark ketiga di Magelang yakni Bukit Tidar. Bukit ini memiliki potensi wisata spiritual sekaligus sebagai tempat untuk latihan militer. Selain itu, Bukit Tidar juga terdapat festival lima  gunung yang memberi makna kepada masyarakat.

Dengan adanya festival lima gunung diharapkan Bukit Tidar dapat menjadi obyek wisata spiritual selain Candi Borobudur. 

4. Kampung Kwarasan

Seperti yang kita ketahui apabila Magelang memiliki peranan yang penting pada masa kolonial Belanda. Magelang menjadi tempat latihan militer. Pada awalnya Magelang masuk ke dalam Karesidenan Kedu yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Karesidenan Pekalongan namun seiring berjalannya waktu Karesidenan Kedu berdiri sendiri. 

Pada masa pemerintahan Inggris, Magelang menjadi ibukota karesidenan karena letaknya yang strategis. Hal itu membuat pembangunan kota Magelang semakin digalakkan dan didirikan bangunan seperti gereja, kantor Pos dan Telepon, kantor perusahaan dagang Escompto, sekolah MOSVIA, sosieteit, hingga hotel.

Salah satu peninggalan kolonial yang masih terawat hingga saat ini adalah kampung Kwarasan. Keberadaan kampung ini tidak dapat dilepaskan oleh penyakit pandemi pes yang merebak diberbagai wilayah Jawa. Desain kampung Kwarasan dibuat oleh arsitek Belanda yang juga membangun Pasar Gede Solo yakni Thomas Karsten. Hingga saat ini masih ada beberapa bangunan yang tetap berdiri dan terawat. 

5.GPIB (Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat) Beth-El Magelang

Letaknya tidak begitu jauh dari Menara Air terdapat sebuah bangunan gereja di Magelang yang usianya lebih dari 2 abad. GPIB Beth-El Magelang menjadi satu-satunya bangunan gereja peninggalan masa kolonial Belanda yang tidak mengalami pemugaran seperti bangunan gereja yang lain.

Bangunannya yang masih berdiri dengan kokoh tanpa perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu membuat gereja ini pantas menjadi salah satu landmark dari kota Magelang dan menjadi simbol pluralisme. 

6. Tugu Aniem

Tugu Aniem atau lebih dikenal dengan  titik nol km Alun-alun Kota Magelang. Keberadaan Tugu Aniem menjadi penanda masuknya listrik di daerah Magelang. Tugu Aniem terletak di depan kantor pos kota Magelang dan  Kelenteng Liong Hok Bio Magelang.

Nama Aniem diambil dari kependekan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij yang berarti Perusahaan Listik Hindia Belanda.Tugu listrik Aniem dibangun Maret 1924 yang tercantum pada prasasti marmer dan telah mengalami beberapa kali pemugaran. 

7. Kerkhof Magelang

Kerkhoff Magelang (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Apabila membicarakan Kerkhof Magelang atau komplek pemakaman maka erat kaitannya dengan kenangan tokoh kemanusiaan asal Belanda yakni Johannes van der Steur.

Beliau adalah seorang misionaris yang menjual hartanya guna membantu anak-anak terlantar akibat orangtua mereka menjadi korban perang yang saat itu menjadikan Magelang sebagai pusat militer Belanda. 

Johannes van der Steur meninggal di usia 80 tahun dan dimakamkam di komplek pemakaman orang-orang Eropa di Magelang. Pada mulanya komplek pemakaman ini seluas 9 hektar namun seiring perkembangan zaman luasnya semakin menyusut dan hanya menyisakan 24 makam dan 1 monumen dengan puluhan jenazah di dalamnya.

Keberadaan landmark pada suatu daerah sangat membantu dalam menunjukkan identitas suatu daerah atau kota. Apakah di daerah kalian juga terdapat landmark yang menjadi ikon daerah. Landmark di Magelang ini bisa jadi salah satu tujuan wisatamu saat berkunjung ke Magelang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
Retno Rahayu
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us