Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

9 Tips Liburan yang Ramah Lingkungan, Yuk Dicoba! 

Ilustrasi liburan yang ramah lingkungan (pexels.com/Vanessa Garcia)
Intinya sih...
  • Slow travel lebih ramah lingkungan dan memberikan pengalaman yang mendalam daripada kunjungi banyak tempat dengan terburu-buru.
  • Mindful-packing membantu mengurangi sampah dan jejak karbon dengan memilih barang secara sadar dan efisien.
  • Pilih destinasi dekat, gunakan transportasi darat, bawa barang reusable, dan pertimbangkan makanan lokal untuk liburan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Siapa yang tidak ingin berlibur? Aktivitas yang dilekatkan dengan kata ‘healing’ ini biasanya dijadikan sarana bagi sebagian besar orang untuk mencari ketenangan di tengah kesibukan yang tiada henti. Namun, makna berlibur tidak hanya sekadar persoalan mental, namun juga sebuah refleksi bagi kita untuk menjadikan aspek lingkungan sebagai bagian dari kehidupan.

Maka dari itu, berikut adalah beberapa tips sederhana yang dapat kita lakukan agar liburan kita lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan!

1. Memilih 'Slow Travel'

Ilustrasi slow travel (pexels.com/Ron Lach)

Bukankah lebih baik untuk menikmati satu destinasi dengan pengalaman yang mendalam, dibandingkan mengunjungi beberapa tempat dengan terburu-buru. Bukankah hakikat berlibur adalah mencari ketenangan dari dunia yang super sibuk?

Manfaat slow travel selain dari segi mental, juga berdampak langsung terhadap lingkungan. Karena, berpindah-pindah ke banyak tempat tentunya akan menghasilkan jejak karbon yang lebih besar dari transportasi yang kita gunakan. 

Jadi, daripada mengejar banyaknya tempat yang bisa kita kunjungi, kita bisa fokus untuk mengeksplorasi keindahan alam dan budaya dari suatu tempat. Selain mendapatkan esensi ‘healing’ kita juga jauh lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Semuanya Dimulai dari 'Packing'

Ilustrasi mengemas barang sebagai persiapan berlibur (pexels.com/Vlada Karpovich)

Proses mengemas barang sebelum berlibur adalah aktivitas yang paling satisfying. Orang-orang biasanya dengan senang hati akan memilah barang mana saja yang akan digunakan selama proses berlibur. Namun, seringkali kita membawa beberapa barang yang tidak perlu dan berakhir menjadi sampah. 

Prinsip liburan yang ramah lingkungan dimulai dari mindful-packing. Kita memilih barang secara sadar yang akan kita butuhkan selama proses berlibur. Bahkan, lebih baik lagi jika kita bisa menyediakan barang multifungsi yang bisa menghemat ruang dan tenaga kita.

Dengan secara sadar, kita bisa mengurangi potensi sampah yang kita hasilkan agar tidak berdampak terhadap destinasi yang akan kita kunjungi. Jadi, dengan mindful-packing, kita bisa menghemat tenaga sekaligus bertanggung jawab terhadap lingkungan!

3. Menggunakan Transportasi dengan Jejak Karbon Seminimal Mungkin

Ilustrasi berlibur menggunakan transportasi umum (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Pesawat merupakan salah satu transportasi yang paling digemari di musim liburan, namun tanpa kita sadari, pesawat menghasilkan karbon yang besar setiap penggunaannya. 

Sehingga, daripada memilih tempat berlibur yang jauh, kita bisa mempertimbangkan untuk memilih tempat berlibur yang dekat dari rumah atau menggunakan transportasi darat yang lebih ramah lingkungan. Bisa jadi, kita menemukan destinasi ‘hidden gem’ yang dulunya tidak pernah kita lirik hanya karena berfokus menaruh standar bahwa berlibur haruslah melintasi batas daratan. 

4. Membawa Barang yang Dapat Digunakan Kembali (Reusable)

Ilustrasi barang yang dapat digunakan kembali (reusable) (pexels.com/Sarah Chai)

Salah satu tips yang dapat kita lakukan agar liburan kita lebih ramah lingkungan adalah membawa barang yang dapat digunakan kembali (reusable).

Kita bisa membawa handuk sendiri agar kita bisa menggunakannya berulang kali. Kita bisa membawa botol dan tempat makan sendiri agar tidak ada plastik sekali pakai yang terbuang setiap kali kita makan. Kita juga dapat menggunakan barang-barang yang disediakan di tempat penginapan secara efektif agar tidak ada barang yang terbuang percuma.

5. Mendaur Ulang Sampah (Recycle)

Ilustrasi mendaur ulang sampah (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Siapa bilang kita tidak bisa mendaur ulang sampah kita selama berlibur? Kita harus berpikir jika tempat yang kita kunjungi adalah ruang hidup bagi penduduk lokal. Kita tidak boleh berpikir, seperti, “kunjungan saya hanya sebentar saja” atau “jumlahnya tidak besar”. Bagaimana jika ternyata ada banyak pengunjung dengan pemikiran yang sama dengan kita?

Kita dapat bertanggung jawab dengan sesederhana memilah sampah plastik sekali pakai agar tidak berakhir di tempat yang kita kunjungi, hingga membuang sampah sesuai kategori di setiap tempat makan yang kita singgahi. 

6. Menggunakan Energi Secara Bijak

Ilustrasi peralatan listrik saat berlibur (pexels.com/Ready Made)

Sebelum meninggalkan penginapan, apakah kita terbiasa untuk memperhatikan setiap peralatan yang menggunakan listrik, misalnya AC, TV, atau teko air hangat yang seringkali kita gunakan? 

Sebagian besar aktivitas yang kita lakukan selama berlibur berada di luar penginapan. Namun, seringkali kita tidak memperhatikan penggunaan energi yang besar daripada yang kita butuhkan dari peralatan listrik yang tetap menyedot daya saat kita tidak berada di penginapan.

Dengan demikian, ada baiknya kita menyisihkan sejenak fokus yang kita miliki untuk memperhatikan peralatan listrik sebelum meninggalkan penginapan. Walaupun hanya sebentar, namun dampaknya lebih besar terhadap lingkungan. 

7. Berbelanja Secara Sadar (Mindful-Buying)

llustrasi mempertimbangkan pembelian untuk konsumsi yang berkelanjutan (pexels.com/Sarah Chai)

Jika berlibur, biasanya kita akan mengedepankan prinsip ‘pengalaman’ atau ‘hanya sekali seumur hidup’ untuk membeli barang atau mengonsumsi makanan dalam jumlah besar. Padahal, bisa jadi, apa yang kita beli tidak kita butuhkan dan berakhir menjadi sampah.

Dengan membeli secara sadar apa yang kita butuhkan dapat berdampak baik terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah yang kita hasilkan. Karena, pengalaman bermakna dalam proses berlibur adalah menikmatinya dengan berkesadaran, bukan dari seberapa banyak barang yang dapat kita peroleh.

8. Mengonsumsi Makanan Lokal

Ilustrasi membeli makanan lokal saat berlibur (pexels.com/Emrah Nas)

Makanan lokal adalah makanan yang disajikan dari bahan yang tersedia di daerah tersebut. Dengan mengonsumsinya, kita dapat mengurangi jejak karbon dari distribusi bahan makanan dari tempat yang jauh. Selain itu, makanan lokal juga lebih mengedepankan keaslian dari bahan yang digunakan, sehingga tidak memerlukan energi yang besar dalam proses produksinya dan mampu mempertahankan gizi dari bahan yang digunakan.

9. Membeli Oleh-Oleh Khas dari Daerah yang Dikunjungi

Ilustrasi oleh-oleh lokal (pexels.com/Ilham Izzul)

Membeli buah tangan rasanya adalah sebuah kewajiban setelah berlibur. Bahkan, tidak jarang kita membelinya dalam jumlah yang besar. Daripada membeli oleh-oleh dengan proses produksi yang panjang dan membutuhkan energi yang lebih banyak, kita bisa membeli oleh-oleh yang dibuat oleh masyarakat lokal yang cenderung ramah lingkungan. Selain berdampak terhadap lingkungan, hal ini juga sebagai bentuk dukungan bagi keberdayaan masyarakat lokal secara ekonomi.

Dengan demikian, agar liburan kita lebih bermakna, kita bisa memasukkan pertimbangan ramah lingkungan dalam setiap langkah yang kita lakukan. Terkadang, kita hanya berfokus pada apa yang bisa kita peroleh daripada apa yang bisa kita jaga dan berikan dari setiap tempat yang kita kunjungi. Jadi, mari menciptakan momen berlibur yang lebih bermakna tanpa meninggalkan jejak buruk bagi lingkungan!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Fitriani Ramadhani
EditorNur Fitriani Ramadhani
Follow Us