Rumah Stok di Semarang Laris Manis Berkat Insentif PPN 

Harga Rp300 jutaan diminati konsumen

Semarang, IDN Times - Penjualan rumah stok di Kota Semarang laris manis berkat insentif pajak pertambahan nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah (DTP). Adapun, tipe rumah menengah di harga Rp 300 jutaan paling diminati konsumen untuk mendapatkan fasilitas tersebut. 

1. Insentif PPN mudahkan pengembang dan konsumen properti

Rumah Stok di Semarang Laris Manis Berkat Insentif PPN Dok.Kementerian PUPR

Direktur PT Kini Jaya Indah, Dibya K Hidayat mengatakan, stimulus dari pemerintah berupa insentif PPN sangat membantu pengembang untuk menjual rumah stok selama pandemik COVID-19 ini.

‘’Tidak hanya pengembang yang diuntungkan karena rumah yang sudah dibangun dan tersedia bisa terjual. Sedangkan, konsumen pun juga untung karena biaya PPN dari pembelian rumah dibebaskan,’’ ungkapnya, Senin (20/9/2021).

Adapun, sepanjang pandemik dan pemberlakuan subsidi PPN tersebut pengembang perumahan di wilayah Plamongan Indah Semarang itu sudah menjual 60 unit rumah stok. Rata-rata rumah yang terjual di tipe 29/66.

‘’Rumah yang terjual di kelas menengah, yaitu di harga Rp 300 jutaan,’’ tutur Dibya yang juga Wakil Ketua DPD REI Jateng itu.

Baca Juga: Penjualan Rumah Harga Rp1 Miliar di Semarang Tinggi saat Pandemik 

2. Rumah seharga Rp 300 jutaan paling laku saat subsidi PPN berlaku

Rumah Stok di Semarang Laris Manis Berkat Insentif PPN Seorang pengunjung mencari informasi tentang rumah di pameran perumahan Property Expo Semarang ke-7 di Mal Paragon Semarang, Rabu (9/9/2021).

Tidak hanya PT Kini Jaya Indah, pengembang perumahan Ayodya Semarang dan Purwodadi pun juga merasakan kemudahan untuk menjual produk rumah yang tersedia selama insentif PPN berlaku.

Direktur PT Ayodya Puri Nugraha, Harmawan Mardiyanto mengatakan, rumah stok yang terjual sepanjang adanya subsidi PPN mencapai 15 unit. Jumlah itu terbagi baik di Perumahan Ayodya Sekaran Gunungpati Semarang maupun di Ayodya Bersemi di Grobogan Purwodadi.

‘’Adanya insentif pajak ini sangat membantu sekali dan mendorong konsumen untuk segera membeli rumah, karena harga jadi lebih hemat. Selain itu, properti atau rumah ini kan kebutuhan pokok, sehingga mumpung ada kesempatan dan keringanan biaya ini dapat dimanfaatkan,’’ katanya.

Rumah yang terjual di Perumahan Ayodya ini di tipe 36 untuk luas tanah 120 meter persegi. Adapun, harganya berkisar antara Rp 300--400 jutaan.

3. Bisnis properti mulai bergairah pasca penurunan status PPKM

Rumah Stok di Semarang Laris Manis Berkat Insentif PPN Ilustrasi rumah KPR (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Sementara itu, penurunan status PPKM dan pelonggaran kegiatan masyarakat di Kota Semarang ini juga mendorong bisnis properti kembali bergairah. Selama pameran Property Expo Semarang (PES) ke-7 yang digelar 8--19 September 2021 di Mal Paragon Semarang berhasil mencatat penjualan sebanyak 32 unit. Adapun, transaksi yang berhasil dibukukan mencapai 51 miliar.

Ketua Panitia PES ke-7, Dibya K Hidayat menyampaikan, hasil ini cukup menggembirakan setelah penundaan dua kali pameran karena ada PPKM Darurat dan Level 4 di Semarang.

‘’Hasil ini membawa semangat bagi pengembang sekaligus mendukung pemulihan ekonomi pasca terdampak PPKM karena lonjakan kasus COVID-19. Artinya, selama PPKM kemarin konsumen telah melakukan penundaan pembelian rumah dan ini waktunya mereka merealisasikan,’’ katanya.

Baca Juga: COVID-19 di Semarang Naik, Penjualan Properti Loyo, Cuma Laku 22 Rumah

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya