Semarang, IDN Times - "Gara-gara Bu Susi, orang bisa makan lobster dengan harga sangat murah,". Begitu kata Firdaus Adinegoro, saat berbincang dengan IDN Times, di pelataran Mal Sri Ratu, Jalan Pemuda, Semarang Tengah, Sabtu (30/11).
Masakan lobster yang dimaksud Firdaus berupa sebuah hidangan bakso. Sebenarnya nama menunya, Bakso Gurita. Namun, si penjual menambahkan seekor lobster di atasnya untuk merangsang selera para pembeli.
Firdaus mengungkapkan, semangkok Bakso Gurita lengkap dengan lobsternya dijual seharga Rp50 ribu. Penjual Bakso Gurita, katanya kini dapat ditemui dengan mudah di acara Festival Makanan Pedas yang digelar selama sepekan mulai 26 November sampai 2 Desember nanti. Firdaus sendiri didapuk jadi Koordinator Komunitas Kuliner Semarang yang menginisiasi acara tersebut.
"Sesuai tema festivalnya, Bakso Gurita bisa dihidangkan dengan dua pilihan rasa. Satu rasa gurih, dan satunya tentunya rasa pedas," akunya.
Bakso Gurita, menurut penuturan si penjual, awalnya dibuat terpisah. Karena melihat persediaan gurita di pasaran sangat melimpah dengan harga murah, lalu dibuatlah inovasi dengan mencampur adonan bakso dengan gurita.
Kemudian, lobster didapat dengan melimpah dari beberapa tempat pelelangan, diolah sedemikian rupa lalu dicampur ke dalam mangkok bakso.
"Daging baksonya digiling lalu dimasukan guritanya. Jadi rasanya lumer di mulut, kuahnya dari campuran rempah-rempah pilihan juga gurih dan pedas. Jajanan Bakso Gurita ini jadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang mampir ke Festival Makanan Pedas," katanya.
Sejauh ini, si penjual Bakso Gurita dari Kedai Bang Joni baru sebatas menerima pesanan by order. Pemilik toko baru akan melaunching masakan tersebut pada 10 Desember nanti.
"Ini imbas dari kebijakan Bu Susi (Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan) yang melarang baby lobster agar tidak diekspor. Akhirnya kita gampang mendapat pasokan lobster dari pasar lokal. Ujung-ujungnya ya ini, banyak orang jadi mudah membeli lobster untuk dibuat dari aneka masakan yang menggugah selera," cetusnya.
Di Sri Ratu, terdapat 60 stand yang diisi puluhan para penjaja makanan dari Semarang dan sekitarnya. Jam bukanya mulai pukul 09.00 WIB pagi sampai 22.00 WIB malam.
Berbagai macam makanan bercitarasa pedas dijual di lokasi itu. Selain Bakso Gurita yang kaya akan protein, ada pula nasi tumpuk sambal setan, nasi goreng babat Welahan, nasi tumpuk sambal mangga dan masih banyak lagi.
"Kita sengaja menggelar acaranya seminggu lebih biar bertepatan dengan awal musim hujan. Kan hujan-hujan sambil makan pedas jadi makin sedap,".
Ia memperkirakan jumlah pengunjung di Festival Makanan Pedas bakal mencapai ribuan orang hingga akhir acara.
"Kurang lebih pengunjungnya nanti akan ada 1.000-2.000 orang. Tapi tahun ini pasti ada peningkatan signifikan karena ragam menunya semakin banyak," tandasnya.