7 Strategi Mengelola Perfeksionisme yang Harus Diketahui Pekerja Kreatif

- Menentukan batas selesai dan cukup
- Mengevaluasi diri berdasarkan proses
- Mengubah fokus dari sempurna menuju progres
Perkembangan teknologi digital turut menghadirkan peluang baru. Salah satunya pekerjaan di bidang kreatif yang mengandalkan ide dan pemikiran. Tapi di satu sisi, standar kesempurnaan yang tinggi kerap menjadi permasalahan. Kamu terpaku pada perfeksionisme sehingga tidak sempat merealisasikan ide dan pemikiran.
Bagi yang berstatus pekerja kreatif, tentu harus memahami hal ini dengan baik. Mengelola perfeksionisme menjadi kunci penting menghasilkan karya berkualitas. Karena standar kesempurnaan di luar batas fajar justru mematikan kreativitas. Bagaimana cara mengelola perfeksionisme yang harus diketahui pekerja kreatif? Inilah yang harus diterapkan.
1. Menentukan batas selesai dan cukup

Menjadi seorang pekerja kreatif di era sekarang memang kerap menjadi pilihan. Apalagi memperhatikan fleksibilitas dan kebebasan dalam berkarya. Tapi yang menjadi permasalahan, seringkali seorang pekerja kreatif terikat pada standar perfeksionis yang ketat.
Tentu ini menjadi situasi yang harus dikelola dengan bijaksana. Kamu perlu menentukan batas antara selesai dan cukup. Alih-alih menunggu hasil sempurna, tentukan standar realistis tentang kapan karya sudah cukup layak untuk dipublikasikan. Strategi ini cukup penting untuk diterapkan agar tidak terjebak revisi tiada akhir.
2. Mengevaluasi diri berdasarkan proses

Siapa yang tidak kenal dengan istilah perfeksionisme? Tanpa sadar kamu menempatkan standar kesempurnaan sebagai pedoman utama. Hal ini pula yang menjadi permasalahan bagi seorang pekerja kreatif sehingga tidak mampu berkarya dengan maksimal.
Terdapat strategi yang bisa diterapkan untuk mengelola perfeksionisme tersebut. Salah satunya mengevaluasi diri berdasarkan proses yang dijalani. Fokus utama tertuju terkait bagaimana kamu berkembang dalam proses kreatif. Bukan hanya menunggu hasil akhir sempurna tanpa cacat.
3. Mengubah fokus dari sempurna menuju progres

Kamu tidak bisa memungkiri fakta bahwa standar kesempurnaan masih kerap menjadi kunci utama. Bahkan seorang pekerja kreatif mengabaikan rangkaian proses yang dijalani. Mereka hanya terpaku pada hasil akhir yang dianggap sempurna tanpa cacat tanpa diiringi oleh konsistensi dalam berusaha.
Kamu lupa jika mengelola perfeksionisme bagi seorang pekerja kreatif itu tidak susah. Dalam hal ini, yang diperlukan adalah mengubah fokus dari sempurna menuju progres. Fokus pada bagaimana kamu berkembang dalam proses kreatif, bukan hanya apakah hasil akhir sempurna. Ini membangun rasa pencapaian tanpa harus menunggu validasi dari luar.
4. Mengenali standar yang tidak realistis

Bekerja di bidang kreatif memang terlihat simpel dan praktis. Tapi saat kamu sudah terjun langsung di dalamnya, seringkali akan menghadapi sejumlah tantangan. Termasuk dengan sikap perfeksionis tidak terkendali. Standar kesempurnaan dijadikan sebagai patokan utama dalam berkarya.
Tentu ini menjadi situasi yang harus dievaluasi kembali. Dalam rangka mengelola perfeksionisme, kamu harus terlebih dahulu mengenali standar yang tidak realistis. Refleksikan kembali apakah ekspektasi berasal dari standar pribadi yang terlalu tinggi atau tekanan eksternal? Menyadari hal ini bisa membantu menurunkan tekanan yang tidak perlu.
5. Rutin melakukan proyek bebas tekanan

Perfeksionis. Tanpa sadar kamu menjadikan standar kesempurnaan sebagai patokan utama. Tidak terkecuali saat menekuni pekerjaan di bidang kreatif. Ketika standar kesempurnaan tidak tercapai, cenderung menghakimi diri sebagai sosok manusia gagal. Padahal sebagai pekerja kreatif, kamu bisa saja mengelola sikap perfeksionis dengan bijak.
Salah satu kuncinya dengan rutin melakukan proyek bebas tekanan. Sesekali kerjakan sesuatu hanya untuk kesenangan atau eksplorasi hobi Rutin melakukan proyek bebas akan membantu otak untuk menikmati kreativitas tanpa beban ekspektasi. Kamu bisa lebih luas dalam menghasilkan karya.
6. Menggunakan deadline ketat namun fleksibel

Kehadiran peluang kerja di bidang kreatif menjadi ciri khas dari modernisasi. Satu-satunya cara yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Termasuk diantaranya dengan mengelola sikap perfeksionis agar tidak diluar batas kendali.
Dalam hal ini, kamu perlu menggunakan deadline ketat namun fleksibel. Tentukan waktu kerja terbatas untuk tiap proyek. Pada waktu yang bersamaan, jangan lupa untuk memberi kelonggaran. Ini mencegah overthinking dan membantu otak bekerja dalam kerangka fokus.
7. Menentukan ruang untuk bereksperimen

Sebenarnya bekerja di bidang kreatif memiliki manfaat yang dapat dirasakan secara langsung. Selain menunjang pendapatan, kamu juga dapat menjadikan ini sebagai wadah mengaktualisasikan diri. Tapi dengan catatan, jangan sampai sikap perfeksionis mendominasi pola pikir dan keputusan yang diambil.
Bagaimana caranya mengelola perfeksionisme bagi seorang pekerja kreatif? Salah satu strateginya dengan menentukan ruang untuk bereksperimen. Perfeksionisme bisa menghambat eksplorasi. Sediakan waktu khusus untuk bereksperimen bebas tanpa target hasil akhir yang dibebani standar tinggi.
Strategi mengelola sikap perfeksionis sebagai seorang pekerja kreatif memang tidak mudah. Apalagi menjadi tipe orang yang ambisius dan terbiasa dengan standar tinggi. Tapi jika sikap perfeksionis ini tidak dikontrol, justru menghambat sikap optimis dalam berkarya. Menghadapi situasi demikian, tujuh strategi di atas dapat diterapkan. Selamat berjuang!