5 Tips Mendesain Rumah jadi Eco-Minimalism, Hemat Energi dan Tempat

- Decluttering untuk meminimalkan barang yang tidak digunakan
- Pilih furnitur multifungsi dan ramah lingkungan
- Maksimalkan pencahayaan alami di siang hari untuk menghemat energi
Eco-minimalism merupakan gaya hidup yang menggabungkan antara gaya minimalis dan eco-friendly. Eco-friendly bukan sekadar gaya hidup, tetapi bisa diterapkan untuk mendesain dan menata rumah. Konsep ini mengatur hunian yang berisi sedikit barang tanpa mengurangi keindahan di dalamnya.
Rumah bergaya eco-minimalism cocok untuk pencinta lingkungan sekaligus orang-orang yang menghargai kesederhanaan. Meminimalkan jejak karbon serta meminimalkan sampah jadi beberapa keuntungan memiliki hunian berkonsep eco-minimalism. Berikut beberapa tips mendesain rumah bergaya minimalis sekaligus ramah lingkungan.
1. Declutter dan pertahankan barang-barang fungsional

Decluttering atau membuang barang-barang yang gak lagi digunakan adalah langkah pertama untuk mewujudkan rumah berkonsep eco-minimalism. Pertimbangkan barang-barang mana saja yang perlu pertahankan. Misalnya barang yang kamu butuhkan, sering dipakai, atau punya memori istimewa.
Hindari kebiasaan menumpuk barang yang jarang kamu pakai dan kurang bermakna. Declutter satu per satu, dari kamar tidur, ruang tamu, hingga dapur. Lakukan secara bertahap agar kamu lebih mudah memilah dan mengeliminasi barang-barang yang kurang dibutuhkan.
Gunakan prinsip satu barang masuk, satu barang keluar. Ketika hendak membeli barang baru yang serupa, singkirkan barang lama yang juga serupa. Pastikan kamu membeli karena butuh dan karena barang lama sudah usang dan gak berfungsi. Hal ini mencegah penumpukan barang.
2. Pilih furnitur multifungsi dan perabotan ramah lingkungan

Memilih furnitur dan perabotan rumah bukan hanya untuk kebutuhan estetika, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang. Furnitur serbaguna dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan dapat menghemat ruang. Misalnya meja lipat yang bisa ditarik untuk menampung lebih banyak orang. Atau sofa yang juga bermanfaat sebagai tempat tidur.
Selain furnitur yang multifungsi, material yang berkelanjutan juga perlu dipertimbangkan. Bambu adalah material yang paling ramah lingkungan. Selain fleksibel dan estetik, bambu menghasilkan lebih sedikit jejak karbon dibandingkan dengan kayu.
Namun, bukan berarti kamu harus menghindari perabotan berbahan kayu. Pastikan perabotan kayu yang kamu beli berasal dari lokal dan melalui penebangan yang etis, sesuai dengan keberlanjutan lingkungan.
3. Maksimalkan pencahayaan alami di siang hari

Memaksimalkan pencahayaan alami dari sinar matahari adalah langkah menghemat energi. Sehingga kamu menghabiskan lebih sedikit energi listrik di siang hari. Desain jendela yang optimal adalah kunci mendapatkan pencahayaan alami di siang hari.
Contohnya dengan memprioritaskan jendela yang besar dengan menghadap ke arah timur. Pertimbangkan juga pemasangan skylight untuk sudut tertentu bila diperlukan. Mengingat Indonesia adalah negara tropis, pemasangan skylight di tempat yang gak tepat bisa bikin kondisi dalam rumah semakin panas.
4. Tambahkan dekorasi hidup dengan tanaman hias

Meskipun minimalis, rumah tetap membutuhkan dekorasi agar terlihat indah dan membuat nyaman bagi penghuninya. Salah satunya dengan menambahkan dekorasi hidup seperti tanaman hias.
Beberapa tanaman hias punya fungsi membersihkan udara seperti lidah mertua, peace lily, dan sirih gading. Menambahkan tanaman hias adalah investasi yang amat bermanfaat. Selain menambah nilai estetika dan kesegaran di dalam ruangan, tanaman hias adalah dekorasi yang sustainable.
5. Sediakan tempat khusus untuk mengelola limbah

Terakhir, jangan lupa sisihkan tempat khusus untuk mengelola limbah. Tempat ini sangat penting untuk menyediakan sistem pengelolaan sampah yang efisien. Misalnya untuk membuang, memilah, hingga mendaur ulang sampah.
Dengan adanya lokasi khusus untuk mengelola limbah, kamu bisa mengurangi jumlah sampah yang terbuang langsung ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Tempat pengelolaan limbah gak harus luas, tetapi cukup mudah dijangkau.
Rumah berkonsep eco-minimalism paling cocok untuk diterapkan di area perkotaan. Kota identik dengan lahan dan hunian yang terbatas, jadi multifungsional adalah kunci memaksimalkan setiap sudut ruangan. Sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan, seperti pengelolaan sampah.