Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Ilmiah Mengapa Kamu Sering Mengalami Déjà Vu, Apa Saja?

ilustrasi video call (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi video call (pexels.com/Diva Plavalaguna)
Intinya sih...
  • Déjà vu terjadi saat otak memproses informasi dua kali dalam waktu singkat, membuatnya terasa seperti pengalaman lama.
  • Otak bisa mengalami glitch atau malfungsi yang membuatnya salah menginterpretasikan informasi, menciptakan ilusi déjà vu.
  • Déjà vu juga bisa muncul karena familiaritas tunggal, gestalt familiarity, atau sebagai gejala epilepsi lobus temporal.

Pernah gak, sih, kamu merasa seperti sudah pernah mengalami suatu kejadian sebelumnya, padahal itu adalah pengalaman baru? Rasanya aneh sekaligus bikin penasaran, ya? Fenomena ini dikenal sebagai déjà vu, dan ternyata banyak penelitian ilmiah yang mencoba mengungkap misterinya.

Déjà vu sering kali membuat kita bertanya-tanya, apakah ini hanya trik otak atau ada makna lain di baliknya? Nah, untuk menjawab rasa penasaranmu, berikut lima alasan ilmiah yang bisa menjelaskan mengapa kamu sering mengalami déjà vu. Yuk, simak!

1. Teori memori terpecah (split perception theory)

ilustrasi belajar (pexels.com/George Pak)

Teori memori terpecah (split perception theory) menyatakan bahwa déjà vu terjadi saat otak memproses sesuatu dua kali dalam waktu sangat singkat. Ketika pertama kali melihat sesuatu, otak hanya menangkap sebagian kecil informasi. Saat melihatnya lagi, otak menganggapnya sebagai pengalaman lama.

Hal ini terjadi karena otak memproses informasi dengan sangat cepat, tapi kadang tidak sempurna. Saat informasi yang tertinggal dari pandangan pertama diisi oleh otak, kamu jadi merasa seperti pernah mengalami situasi tersebut sebelumnya. Rumit, tapi keren banget cara otak kita bekerja!

2. Malfungsi sirkuit otak (brain circuit malfunction)

ilustrasi psikolog (pexels.com/Antoni Shkraba)

Otak kita juga bisa mengalami glitch atau malfungsi singkat, lho. Kejadian ini mirip dengan error kecil yang terjadi pada komputer. Dalam kasus déjà vu, otak salah menginterpretasikan informasi yang diterima, sehingga menciptakan ilusi bahwa pengalaman tersebut sudah pernah terjadi.

Biasanya, glitch ini terjadi di area otak yang bertanggung jawab untuk memori dan pengenalan. Meski terdengar menakutkan, kamu gak perlu khawatir karena malfungsi kecil seperti ini cukup umum dan biasanya gak berbahaya. Tapi kalau déjà vu-mu sering diikuti gejala lain, seperti pusing atau hilang kesadaran, ada baiknya kamu konsultasi ke dokter.

3. Teori familiaritas tunggal (single element familiarity)

ilustrasi bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Kadang, déjà vu muncul karena ada satu elemen dalam situasi yang terasa familiar. Misalnya, kamu pernah melihat seseorang di tempat lain, lalu bertemu lagi di lokasi baru. Otakmu bisa menganggap situasi tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya.

Fenomena ini disebut teori familiaritas tunggal (single element familiarity). Otak kita memang sangat hebat dalam mengenali pola atau elemen yang pernah dilihat sebelumnya. Bahkan, hanya satu elemen kecil yang terasa familiar bisa memicu sensasi déjà vu yang kuat.

4. Teori gestalt familiarity

ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Teori gestalt familiarity menjelaskan bahwa déjà vu bisa muncul jika kamu melihat pengaturan atau tata letak yang mirip dengan sesuatu yang pernah kamu lihat sebelumnya. Misalnya, tata letak ruangan yang mirip dengan tempat lain, meskipun detailnya berbeda, bisa memicu sensasi déjà vu.

Otak kita cenderung mengingat pola secara keseluruhan, bukan detailnya. Jadi, meskipun situasinya baru, kesamaan pola bisa cukup untuk membuatmu merasa pernah mengalami kejadian tersebut.

5. Pengaruh epilepsi lobus temporal

ilustrasi berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada beberapa kasus, déjà vu sering dialami oleh penderita epilepsi lobus temporal. Area otak ini berperan penting dalam menyimpan dan mengingat memori. Kejang yang terjadi di bagian ini bisa menyebabkan gangguan kecil yang memicu sensasi déjà vu.

Namun, kamu gak perlu panik kalau sesekali mengalaminya. Banyak orang mengalami déjà vu tanpa ada masalah kesehatan serius. Tapi, kalau déjà vu-mu sering disertai gejala seperti kejang atau kehilangan kesadaran, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan kondisimu baik-baik saja.

Nah, itulah lima alasan ilmiah mengapa kamu sering mengalami déjà vu. Fenomena ini memang masih penuh misteri dan menarik untuk diteliti lebih lanjut. Meski sering bikin bingung, déjà vu sebenarnya adalah bagian dari cara otak kita bekerja. Jadi, lain kali saat mengalaminya, kamu gak perlu khawatir, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us