7 Fakta Seputar Dunia Mikroorganisme, Aneh Tapi Nyata!

- Mikroorganisme memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengaruhnya terhadap kesehatan dan ekosistem global.
- Setiap tubuh manusia membawa triliunan sel mikroba, lebih banyak daripada sel manusia, dengan bakteri menjadi mayoritas.
- Bakteri Geobacter mampu menghasilkan listrik melalui "snorkel" dan bakteri usus dipengaruhi oleh genetika manusia yang menjadi inangnya.
Mikroorganisme mungkin tampak kecil dan tak terlihat dengan mata telanjang, namun mereka memainkan peran yang sangat besar dan seringkali mengejutkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari bakteri yang mempengaruhi kesehatan hingga mikroba yang berkontribusi pada proses ekosistem global, dunia mikroorganisme penuh dengan fakta-fakta menarik dan fenomena yang aneh.
Dalam artikel ini, akan menjelajahi tujuh fakta menakjubkan tentang mikroorganisme yang menunjukkan betapa kompleks dan uniknya dunia mikrobiologi.
1. Manusia mungkin memiliki lebih banyak sel bakteri dalam tubuh daripada sel manusia

Setiap tubuh manusia diperkirakan membawa antara 10 hingga 100 triliun sel mikroba, termasuk protozoa, virus, dan jamur. Namun, sebagian besar dari jumlah ini adalah bakteri. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan sekitar 37 triliun sel manusia yang ada pada tubuh orang dewasa. Meskipun jumlah sel mikroba jauh lebih banyak, sel-sel mikroba biasanya jauh lebih kecil daripada sel manusia, sehingga keseluruhannya hanya menyumbang sekitar 1--3 persen dari berat badan kamu, demikian dilansir laman Genomic Education Programme.
2. Beberapa bakteri dapat menghasilkan listrik

Sebuah bakteri kecil bernama Geobacter, yang tersembunyi jauh di bawah dasar laut, diketahui mampu menghasilkan listrik melalui sebuah "tabung pernapasan" yang disebut sebagai snorkel. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature, para ilmuwan menemukan cara untuk menyalakan dan mematikan mikroba listrik ini.
Dalam setiap sel bakteri, terdapat sebuah struktur mirip rambut yang terletak tepat dibawah membran, disebut sebagai pili. Pili ini bergerak naik turun seperti piston dalam mesin. Saat mereka bergerak, pili mendorong snorkel mikroba keluar dari sel, memungkinkan bakteri "bernapas" dengan aliran elektron yang stabil. Namun, jika pili yang memompa dihilangkan, snorkel tetap tersembunyi di dalam sel. Setelah menemukan " saklar" ini, para peneliti mengatakan bahwa bakteri ini suatu hari bisa menginspirasi teknologi baru, seperti baterai yang digerakkan oleh mikroba yang kuat, demikian dilansir laman Live Science.
3. Bakteri kemungkinan diwariskan, seperti bakteri Christensenellaceae, yang berperan dalam kemungkinan seseorang menjadi gemuk

Menurut laporan ilmuwan yang telah menganalisis lebih dari 1.000 sampel feses dari 416 pasang anak kembar, ditemukan bahwa bakteri yang menetap di usus sebagian dipengaruhi oleh gen. Kembar identik, yang memiliki DNA 100 persen sama, memiliki populasi mikroba usus yang lebih mirip dibandingkan dengan kembar non-identik. Selain itu, beberapa jenis bakteri sangat dipengaruhi oleh genetika manusia yang menjadi inangnya.
Salah satu jenis bakteri yang paling dipengaruhi oleh faktor keturunan adalah keluarga bakteri yang disebut Christensenellaceae, yang lebih umum ditemukan pada orang bertubuh kurus dibandingkan orang bertubuh gemuk. Ketika ilmuwan menginokulasi tikus dengan bakteri ini, tikus tersebut mengalami peningkatan berat badan dan lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan tikus yang tidak memiliki bakteri tersebut. Peneliti berpendapat bahwa salah satu cara gen memengaruhi kemungkinan seseorang menjadi gemuk adalah dengan membentuk mikrobioma di ususnya, demikian dikutip laman WIRED.
4. Mikroba pada perut sapi dapat menguraikan plastik

Dilansir dari laman Live Science, para ilmuwan sebelumnya sudah pernah menemukan enzim-enzim yang mampu menguraikan plastik, namun belum pernah menemukannya dalam perut sapi. Kali ini, penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru dan spesifik, di mana bakteri yang diambil dari rumen sapi, yang merupakan bagian terbesar dari perut hewan tersebut, ternyata mampu menguraikan plastik tertentu seperti polietilen tereftalat (PET) yang biasa digunakan dalam botol soda, kemasan makanan, dan kain sintetis. Sapi mengonsumsi dan mencerna poliester alami dari tumbuhan yang disebut cutin, sehingga para ilmuwan menduga mikroba di perut sapi mungkin membawa enzim yang juga bisa mencerna poliester sintetis seperti PET. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa mikroba ini menghasilkan enzim yang mampu menembus PET, serta dua jenis plastik lainnya, yakni polibutilen adipat tereftalat (PBAT) yang digunakan dalam kantong plastik kompos, dan polietilen furanoat (PEF) yang berasal dari bahan terbarukan dari tumbuhan.
5. Mikrobioma usus menghasilkan senyawa penting yang membantu sel merespons stress

Dilansir dari National Institute of Enviromental Health Science, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mikrobioma usus memproduksi senyawa penting bagi kesehatan manusia yang tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh, salah satunya adalah queuine. Queuine, yang berfungsi sebagai vitamin, diperlukan untuk modifikasi biologis yang membantu sel-sel merespons stres, baik internal maupun eksternal. Meskipun manusia tidak dapat memproduksi queuine, bakteri dalam mikrobioma usus mampu menghasilkannya, dan senyawa ini juga ditemukan dalam beberapa makanan seperti yogurt.
Studi pada tikus menunjukkan bahwa kekurangan queuine dapat menyebabkan gangguan otak seperti skizofrenia, menandakan adanya hubungan signifikan antara mikrobioma usus dan kesehatan mental. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang bagaimana gangguan pada pasokan queuine akibat paparan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan mental serta mengungkap hubungan yang lebih kompleks antara mikrobioma usus dan fungsi otak.
6. Bakteri dapat membantu mengungkap kasus kejahatan

Dilansir laman WIRED, para ilmuwan membuat beberapa penemuan tahun ini yang mungkin akan berguna memecah kasus hukum di masa depan. Salah satu studi menunjukkan bahwa mikrobioma pada mayat manusia berubah dengan pola yang dapat diprediksi, membuka kemungkinan untuk metode baru dalam menentukan waktu kematian. Selain itu, para peneliti baru-baru ini mengungkapkan potensi penggunaan bakteri pada rambut tubuh untuk membantu mengidentifikasi pelaku kejahatan seksual. Ini bisa sangat berguna, terutama dalam kasus di mana penggunaan kondom mungkin menghalangi penemuan bukti DNA.
7. Tanpa mikroba, kehidupan di bumi akan punah

Tanpa kehadiran mikroba, dampak pada kehidupan di bumi akan menjadi bencana besar. Awalnya, gangguan pada pencernaan manusia mungkin tidak langsung terasa parah, tetapi hewan yang sangat bergantung pada mikroba usus, seperti sapi, akan segera mati. Tanaman juga akan gagal tumbuh karena tidak adanya bakteri tanah yang mengikat nitrogen. Proses dekomposisi akan berhenti, menyebabkan limbah menumpuk dan menghentikan daur ulang nutrisi yang mendukung kehidupan. Dalam waktu sekitar satu tahun, rantai pasokan makanan akan runtuh, diikuti oleh kelaparan, penyakit, kerusuhan, dan akhirnya kepunahan sebagian besar manusia serta makhluk hidup lainnya di planet ini, demikian dikutip laman WIRED.
Dunia mikroorganisme mungkin tampak kecil, tetapi pengaruhnya sangat besar dalam berbagai aspek kehidupanmu. Mulai dari perannya terhadap kesehatan tubuh hingga keberlanjutan ekosistem global, mikroba memainkan peran krusial yang sering kali tidak kamu sadari. Dengan memahami lebih dalam tentang fakta-fakta menakjubkan ini, kamu bisa lebih menghargai kekayaan dan kompleksitas dunia mikroorganisme yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.