Suhu Udara Kota Semarang Tambah Gerah Karena Fenomena Kulminasi Utama

Semarang, IDN Times - Menjelang waktu kulminasi utama telah menyebabkan wilayah Kota Semarang mengalami peningkatan temperatur udara. Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas IA Semarang, Iis Widya Harmoko mengungkapkan naiknya suhu udara karena saat ini hampir berakhirnya musim kemarau.
"Menjelang berakhirnya musim kemarau, ada penguapan dan pembentukan awan yang potensinya semakin besar. Itu yang bikin tambah sumuk (gerah)," ujar Iis kepada IDN Times, Senin (21/9/2020).
1. Wilayah Jateng mendekati kulminasi utama pada bulan depan

Iis menyampaikan semua wilayah Jateng saat ini sudah mendekati waktu kulminasi utama ke-2 yang jatuh di bulan Oktober. Suhu udara yang dirasakan warga setempat, katanya cenderung panas.
"Suhu udara yang panas dan agak gerah di malam hari tidak cuma terjadi di Semarang. Tapi juga menyeluruh di Pantura dan daerah Jawa Tengah lainnya," ujarnya.
2. Suhu udara di Semarang berkisar antara 34-36 derajat celcius

Lebih lanjut lagi, menurutnya selama awal September sampai hari ini, suhu udara maksimum di Semarang rata-rata berkisar pada angka 34-36 derajat celcius.
3. Beberapa lagi suhu udara bakal bertambah panas. Suhu maksimum akan terjadi di bulan Oktober

Dengan posisi gerak semu matahari yang saat ini berada di garis katulistiwa, katanya suhu udara dalam beberapa hari ke depan bakal bertambah panas lagi. Temperatur udara yang meningkat ketika posisi matahari tepat berada di atas langit Jawa Tengah.
"Kita perkirakan tanggal 23 September nanti matahari tepat di katulistiwa atau garis equinox. Posisi matahari bergerak ke belahan bumi selatan. Sehingga artinya hari-hari ke depan suhu udara di Jateng diperkirakan akan semakin meningkat. Dan bisa mencapai suhu maksimum tertinggi sekitar bulan Oktober hingga November," bebernya.
Ia menjelaskan meski kondisinya tergantung dengan tutupan awan, namun diperkirakan akhir Oktober sejumlah wilayah bakal memasuki awal musim penghujan.