5 Tanda Anak Membutuhkan Lebih Banyak Perhatian, Jangan Terlewat!

- Anak yang kekurangan perhatian sering menunjukkan perubahan pada kebiasaan tidur dan makan.
- Perilaku regresi, seperti mengompol lagi atau bicara seperti bayi, bisa menjadi tanda anak butuh perhatian lebih.
- Penurunan nilai di sekolah atau perilaku bertingkah nakal juga dapat menjadi tanda bahwa anak membutuhkan lebih banyak perhatian.
Pernah gak sih kamu merasa anakmu tiba-tiba berubah jadi lebih pendiam atau justru terlalu aktif? Atau mungkin nilainya di sekolah menurun tanpa alasan yang jelas? Ini bisa jadi bukan sekadar fase biasa, lho. Banyak orangtua yang gak sadar kalau perubahan perilaku ini sebetulnya adalah sinyal bahwa si kecil butuh lebih banyak perhatian.
Di tengah kesibukan kerja dan rutinitas sehari-hari, kadang kamu gak menyadari kalau anak-anak punya cara tersendiri untuk mengekspresikan kebutuhan mereka. Mereka mungkin gak langsung bilang "Ayah, Bunda, aku butuh waktu lebih banyak dengan kalian," tapi mereka menunjukkannya lewat berbagai tanda yang sering terlewatkan.
Yuk, kenali lima tanda anak membutuhkan lebih banyak perhatian dari kamu sebelum masalahnya jadi lebih serius!
1. Perubahan drastis pada pola tidur dan makan anak

Anak yang kekurangan perhatian sering menunjukkan perubahan pada kebiasaan dasarnya. Misalnya, yang biasanya tidur nyenyak mendadak jadi susah tidur, sering terbangun tengah malam, atau bahkan mimpi buruk. Begitu juga dengan pola makan, anak bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan sebagai bentuk pelampiasan.
Perhatikan juga jika si kecil yang tadinya doyan makan tiba-tiba jadi pilih-pilih makanan atau sering menyisakan makanannya. Ini bisa jadi tanda bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran mereka. Perubahan ini gak terjadi begitu saja tanpa alasan, dan sering kali berhubungan dengan kebutuhan akan lebih banyak perhatian dan rasa aman dari orangtua.
2. Anak mulai menunjukkan perilaku regresi yang gak biasa

Tahukah kamu kalau anak yang kurang perhatian sering kembali ke perilaku masa lalu? Misalnya, anak usia sekolah yang sudah lama lepas dari kebiasaan mengompol tiba-tiba mulai ngompol lagi. Atau balita yang sudah lancar bicara mendadak jadi cadel atau bahkan bicara seperti bayi. Ini disebut perilaku regresi.
Regresi adalah cara anak kembali ke fase dimana mereka merasa lebih diperhatikan. Jika anakmu yang berusia 7 tahun tiba-tiba minta digendong terus atau minum dari botol susu lagi, jangan langsung dimarahi. Cobalah untuk memahami apa yang terjadi di baliknya. Biasanya, mereka melakukan ini karena merasa gak mendapat cukup perhatian di usia mereka sekarang.
3. Prestasi akademik menurun tanpa alasan yang jelas

Tiba-tiba nilai ulangan anak anjlok padahal biasanya dia jago di pelajaran tersebut? Atau gurunya lapor kalau si kecil gak konsentrasi di kelas? Ini juga bisa jadi tanda bahwa anak butuh lebih banyak perhatian dari orangtua. Mereka mungkin kesulitan fokus karena pikiran mereka terbagi dengan kebutuhan emosional yang gak terpenuhi.
Anak yang merasa kurang diperhatikan di rumah sering kali mencari perhatian dengan cara lain, termasuk dengan sengaja mendapat nilai jelek. Mereka berpikir, "Kalau nilaiku jelek, Mama Papa pasti akan lebih memperhatikanku." Ironis memang, tapi ini adalah strategi yang sering digunakan anak-anak untuk mendapatkan perhatian orangtua yang sibuk.
4. Munculnya perilaku mencari perhatian dengan cara negatif

Anak-anak punya logika sederhana: perhatian negatif lebih baik daripada gak diperhatikan sama sekali. Kalau kamu melihat anakmu tiba-tiba jadi suka membantah, berteriak, atau bahkan melakukan hal-hal berbahaya, itu bisa jadi tanda SOS dari mereka. Mereka mungkin merasa bahwa satu-satunya cara agar kamu memperhatikan mereka adalah dengan bertingkah nakal.
Sayangnya, banyak orangtua yang justru terjebak dalam siklus negatif ini. Mereka akan memperhatikan anaknya hanya ketika berperilaku buruk (dengan memarahi), tapi gak memberikan perhatian yang sama ketika anak berperilaku baik. Padahal, setiap anak butuh perhatian positif secara konsisten, bukan hanya ketika mereka "bermasalah".
5. Anak menjadi terlalu menempel atau justru menarik diri

Ada dua ekstrem yang bisa ditunjukkan anak yang butuh perhatian: jadi super clingy atau justru menarik diri. Anak yang tiba-tiba gak mau lepas dari orangtua, selalu minta ditemani, atau panik berlebihan saat ditinggal sebentar, sedang menunjukkan bahwa dia butuh jaminan kalau orangtuanya masih peduli dan hadir untuknya.
Di sisi lain, beberapa anak justru menarik diri dan jadi pendiam karena merasa "gak ada gunanya" mencari perhatian. Mereka mungkin menghabiskan waktu berlebihan di kamar, jarang bercerita tentang harinya, atau lebih memilih bermain sendiri daripada dengan keluarga. Ini tanda yang lebih berbahaya karena menunjukkan anak mungkin sudah mulai menyerah untuk mendapatkan perhatian yang dia butuhkan.
Jadi, sudahkah kamu mengenali tanda-tanda ini pada anakmu? Gak perlu merasa bersalah kalau ternyata selama ini ada yang terlewat. Yang terpenting adalah mulai sekarang, kamu bisa lebih aware dan responsif terhadap kebutuhan emosional mereka. Karena sejatinya, perhatian yang tulus dari orangtua adalah investasi terbaik untuk masa depan si kecil!