Mengapa Ibu Hamil Rentan Mengalami Baby Blues? Ini 4 Penyebabnya

- Baby blues pada ibu hamil dapat muncul sejak masa kehamilan, ditandai dengan perasaan sedih, cemas, dan mudah tersinggung.
- Perubahan hormon saat hamil berdampak signifikan terhadap suasana hati ibu, memicu gejala baby blues yang perlu diatasi.
- Kurang tidur, kekhawatiran akan persalinan, dan kurangnya dukungan emosional dari keluarga dapat meningkatkan risiko baby blues pada ibu hamil.
Baby blues merupakan kondisi emosional yang memang sering terjadi pada ibu setelah proses persalinan, namun gejala yang dialami bisa saja muncul sejak masa kehamilan. Biasanya baby blues pada ibu hamil dapat ditandai dengan perasaan sedih, cemas, hingga mudah tersinggung, sehingga hal ini dapat menyebabkan perubahan secara fisik dan juga psikologis.
Jika kondisi baby blues tidak segera ditangani dengan baik, maka akan semakin berkembang menjadi gangguan emosional yang lebih serius, bahkan seperti depresi pasca melahirkan. Oleh sebab itu, penting sekali untuk memahami beberapa penyebab berikut ini yang perlu diwaspadai karena dapat membuat ibu hamil mengalami baby blues dan cara untuk mengatasinya.
1. Perubahan hormon yang drastis

Selama kehamilan mungkin tubuh seseorang akan mengalami adanya lonjakan hormon estrogen dan progesteron, yaitu hormon yang memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun, perubahan dari kadar hormon tersebut ternyata berdampak signifikan terhadap keseimbangan kimia yang ada di dalam otak, sehingga akan menimbulkan dampak terhadap suasana hati ibu hamil.
Pada saat hormon yang dimiliki tidak stabil, maka ibu hamil akan mudah menangis tanpa alasan, marah, hingga kecemasan yang terjadi secara berlebihan. Perubahan hormon tersebut memang menjadi salah satu faktor utama dari munculnya baby blues pada ibu hamil, sehingga perlu segera diatasi agar gejalanya tidak semakin serius.
2. Kelelahan secara fisik dan kurang tidur

Kehamilan memang akan membawa berbagai perubahan fisik tersendiri yang membuat para ibu hamil jadi mudah merasa lelah, seperti gangguan tidur, peningkatan berat badan, hingga nyeri pada tubuhnya. Rasa lelah yang dialami secara berkepanjangan akan rentan membuat ibu hamil jadi lebih emosional, serta sulit untuk mengontrol perasaan yang dimilikinya.
Kurang tidur justru bisa semakin memperburuk kondisi mental yang dialami ibu hamil, terutama pada trimester ketiga yang membuatnya mengalami kesulitan untuk menemukan posisi tidur yang benar-benar nyaman. Pada saat tubuh tidak bisa memeroleh istirahat yang cukup dan beban emosional pun semakin besar, maka hal ini akan meningkatkan potensi baby blues.
3. Tekanan dan kecemasan menjelang persalinan

Ada banyak ibu hamil yang kerap kali menyimpan kekhawatiran mengenai proses persalinan, khususnya jika hal tersebut merupakan pengalaman pertama. Rasa takut akan kesakitan, mengalami komplikasi medis, hingga bahkan kekhawatiran untuk menjadi seorang ibu akan tetap berpotensi menimbulkan stres secara berlebihan.
Jika kecemasan yang dialami oleh ibu hamil tidak dikelola dengan baik, maka akan membuatnya merasa terbebani secara mental dan rentan sekali mengalami perubahan suasana secara drastis. rrsa takut yang terjadi secara terus-menerus akan semakin memperparah gejala baby blues, sehingga inilah yang membuat ibu hamil akan mengalami kesulitan untuk menikmati kehamilannya.
4. Kurangnya dukungan dari pasangan atau keluarga

Dukungan emosional dari pasangan dan keluarga ternyata merupakan hal yang penting selama proses kehamilan berlangsung. Sayangnya tidak semua ibu hamil justru dapat memeroleh hal tersebut, sehingga rentan merasa sendirian dalam menghadapi perubahan besar yang terjadi di hidupnya dan inilah yang berbahaya.
Kurangnya perhatian dan komunikasi yang cenderung buruk dengan pasangan akan membuat ibu hamil lebih merasa tidak dihargai, sehingga tidak siap dalam menghadapi proses persalinan. Perasaan tersebut justru akan semakin memperburuk kondisi emosional yang akan meningkatkan risiko baby blues setelah proses melahirkan nantinya.
Baby blues pada ibu hamil memang dapat dipicu oleh berbagai faktor yang berbeda. Jika kondisi seperti ini dibiarkan tanpa adanya penanganan yang memadai, maka akan membawa dampak negatif pada kesejahteraan ibu dan janin. Dukungan keluarga ternyata akan membawa dampak besar untuk menghindari potensi baby blues!