5 Masalah yang Sering Dialami ENTJ dan Cara Mengatasinya

- Terlalu perfeksionis sampai bikin diri sendiri dan orang lain tertekan
- Kesulitan mendengarkan pendapat orang lain karena merasa selalu benar
- Gak sabaran menghadapi proses yang lambat atau orang yang lamban
Sebagai tipe kepribadian yang dikenal dengan sifat kepemimpinannya yang kuat, ENTJ sering terlihat seperti sosok yang selalu punya kendali penuh atas hidupnya. Tapi di balik kepercayaan diri dan ketegasan mereka, ada beberapa tantangan yang kerap bikin ENTJ merasa frustrasi.
Kalau kamu adalah seorang ENTJ atau kenal dekat dengan mereka, mungkin kamu familiar dengan masalah-masalah ini. Dari mulai ekspektasi yang terlalu tinggi hingga kesulitan mengekspresikan emosi, semuanya bisa jadi batu sandungan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, bahas lima masalah yang sering dialami ENTJ dan bagaimana cara mengatasinya!
1. Terlalu perfeksionis sampai bikin diri sendiri dan orang lain tertekan

ENTJ punya standar yang sangat tinggi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Mereka selalu ingin hasil yang sempurna dan gak puas dengan yang biasa-biasa aja. Masalahnya, standar setinggi ini sering bikin mereka stress sendiri dan tanpa sadar menekan orang di sekitarnya.
Cara mengatasinya? Coba bedakan mana yang memang harus sempurna dan mana yang cukup good enough. Gak semua hal perlu dikerjakan dengan level kesempurnaan yang sama. Belajar prioritas dan terima bahwa kadang 80% sudah cukup baik untuk beberapa situasi. Ingat, kesempurnaan yang dipaksakan justru bisa menghambat progres dan merusak hubungan dengan orang lain.
2. Kesulitan mendengarkan pendapat orang lain karena merasa selalu benar

Kepercayaan diri ENTJ memang luar biasa, tapi kadang ini berubah jadi sikap yang terlalu dominan. Mereka sering merasa punya solusi terbaik dan gak sabar mendengarkan ide orang lain yang berbeda. Akibatnya, kehilangan insight berharga dan membuat orang lain merasa gak dihargai.
Solusinya, praktikkan active listening. Sebelum langsung memberikan pendapat, coba dengarkan dulu sampai tuntas apa yang orang lain sampaikan. Tanyakan pertanyaan untuk memahami perspektif mereka lebih dalam. Kamu mungkin akan terkejut dengan ide-ide brilliant yang muncul dari orang yang tadinya kamu anggap remeh. Plus, ini akan bikin tim atau rekan kerjamu merasa lebih dihargai.
3. Gak sabaran menghadapi proses yang lambat atau orang yang lamban

ENTJ terbiasa bekerja dengan tempo cepat dan efisien. Mereka jadi super frustrasi kalau harus menghadapi birokrasi yang berbelit-belit atau bekerja dengan orang yang temponya lebih lambat. Ketidaksabaran ini sering terlihat jelas dan bisa merusak hubungan profesional maupun personal.
Cara menghadapinya? Pahami bahwa setiap orang punya ritme kerja yang berbeda, dan itu bukan berarti malas atau gak kompeten. Gunakan waktu tunggu untuk fokus pada hal lain yang produktif. Kalau memang harus bekerja dengan orang yang lebih lambat, coba bantu dengan sistem atau tools yang bisa mempercepat prosesnya, bukan dengan menekan atau menunjukkan ketidaksabaran.
4. Sulit mengekspresikan emosi dan terkesan dingin di mata orang lain

ENTJ sangat fokus pada logika dan efisiensi, sampai-sampai mereka sering lupa bahwa manusia punya sisi emosional. Mereka kesulitan mengekspresikan perasaan sendiri dan kadang gak peka terhadap perasaan orang lain. Ini bikin mereka terkesan dingin, padahal sebenarnya peduli.
Mulailah dengan mengakui bahwa emosi itu penting dan valid. Latih diri untuk mengidentifikasi apa yang kamu rasakan dan coba ekspresikan dengan kata-kata sederhana. Gak perlu jadi dramatis, cukup bilang "Aku senang dengan hasil kerjamu" atau "Aku agak kecewa dengan situasi ini". Belajar juga membaca body language dan emotional cues dari orang lain. Ini investasi jangka panjang yang akan sangat membantu dalam membangun hubungan yang lebih kuat.
5. Terlalu fokus pada karir sampai mengabaikan work-life balance

ENTJ sangat ambisius dan sering mengorbankan segalanya demi mencapai tujuan karir. Weekend jadi waktu lembur, liburan dibatalkan demi meeting penting, dan quality time dengan keluarga atau teman terus tertunda. Pada akhirnya, kesuksesan yang diraih terasa hampa karena gak ada orang terdekat untuk berbagi kebahagiaan.
Ingat, kesuksesan yang sebenarnya bukan cuma soal pencapaian profesional. Jadwalkan waktu untuk hal-hal di luar pekerjaan dengan keseriusan yang sama seperti kamu menjadwalkan meeting penting. Matikan notifikasi kerja di waktu-waktu tertentu. Belajar bilang tidak pada kesempatan yang sebenarnya gak terlalu penting. Percaya deh, mengambil waktu untuk recharge justru akan bikin performamu lebih optimal dalam jangka panjang.
Menjadi ENTJ memang punya tantangannya sendiri, tapi dengan kesadaran dan usaha untuk berkembang, kamu bisa mengatasi masalah-masalah ini. Ingat, kekuatan terbesarmu bisa jadi kelemahan kalau gak dikelola dengan baik. Jadi, sambil terus mengejar kesuksesan, jangan lupa untuk terus mengasah sisi-sisi lain dari kepribadianmu.