Hindari 6 Kebiasaan Ini yang Dapat Picu Stroke di Usia Muda, Catat!

Dewasa ini, penyakit degeneratif kardiovaskular seperti stroke menjadi ancaman kesehatan yang menakutkan. Anggapan bahwa stroke hanya menyerang para lansia sudah saatnya dibuang jauh-jauh. Faktanya, stroke juga bisa terjadi pada setiap orang bahkan di usia produktif sekalipun.
Stroke yang kini juga dapat menyerang kawula usia muda terjadi akibat adanya pergeseran atau perubahan pola hidup di masyarakat.
Sayangnya, banyak anak muda yang tidak menyadari bahwa terdapat beberapa kebiasaan dalam perilaku hidup mereka yang dapat memicu serangan stroke. Untuk lebih detailnya, berikut adalah 6 kebiasaan yang dapat picu stroke di usia muda.
1. Kebiasaan merokok

Sebuah studi epidemiologi menunjukkan bahwa angka kejadian stroke iskemik pada orang dengan usia 14–44 tahun semakin meningkat. Hal ini diakibatkan adanya peningkatan kebiasaan merokok di kalangan usia produktif dibandingkan lansia dari waktu ke waktu.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang dibawa oleh darah dari paru-paru. Bahan kimia tersebut akan mengubah dan merusal sel, sehingga mempengaruhi sistem peredaran darah dan meningkatkan risiko stroke.
Dilansir World Stroke Organization, karbon monoksida dari asap rokok dapat mengurangi jumlah oksigen dalam darah, sementara nikotin membuat jantung berdetak lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan darah. Bahan kimia tersebut juga meningkatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di dinding pembuluh darah.
2. Mager alias malas gerak

Menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, orang dewasa berusia di bawah 60 tahun yang hari-harinya diisi dengan waktu luang dan tidak banyak melakukan aktivitas fisik memiliki risiko stroke yang lebih tinggi dibandingkan orang yang banyak melakukan aktivitas fisik.
Penelitian yang sama juga menunjukkan bahwa angka kematian akibat stroke di antara lansia berusia 65 tahun ke atas cenderung menurun, sedangkan kematian akibat stroke justru semakin meningkat di kalangan usia 35 hingga 64 tahun. Oleh karena itu, cobalah untuk aktif melakukan aktivitas fisik setiap hari. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti berjalan kaki atau bersepeda.
3. Sering begadang

Begadang seringkali dlakukan oleh hampir setiap orang dengan berbagai alasan di baliknya. Namun, terlalu sering begadang justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Dilansir Medical News Today, peneliti menemukan bahwa begadang dapat meningkatkan angka kejadian stroke. Setelah dipelajari lebih lanjut, mereka yang tidur kurang dari 5 jam per hari memiliki risiko tiga kali lebih lipat mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidur selama 7 jam.
4. Overthinking hingga menimbulkan stres

Overthinking merupakan kebiasaan yang dapat memicu kecemasan berlebihan bahkan menimbulkan stres berkepanjangan. Banyak studi yang membuktikan bahwa stres jangka panjang dapat menimbulkan efek merugikan bagi tubuh.
Ketika mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres seperti kortisol. Hal tersebut dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif jika tubuh berada dalam kondisi yang sama dengan jangka waktu yang panjang. Stres berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan dua faktor risiko utama stroke, yaitu hipertensi dan diabetes.
5. Hobi mengonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi

Kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan tinggi natrium dapat meningkatkan faktor risiko utama stroke. Menurut sebuah studi, mengonsumsi terlalu banyak natrium di dalam menu makanan dapat menyebabkan berbagai efek samping yang berbahaya.
Jika ginjal tidak mampu untuk mengeluarkan natrium dari dalam tubuh, maka natrium akan mulai menumpuk di dalam darah. Ketika kondisi natrium di dalam darah terlalu banyak, otomatis akan memicu tekanan darah tinggi serta penumpukan cairan di dalam tubuh.
6. Tidak mengontrol berat badan

Kebiasaan tidak mengontrol berat badan akan memicu terjadinya kelebihan berat badan atau obesitas yang dapat meningkatkan risiko terkena stroke iskemik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh American Heart Association, obesitas dapat memicu peradangan yang diakibatkan oleh penumpukan jaringan lemak yang berlebih. Hal ini dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah hingga memicu serangan stroke.
Peneliti juga menambahkan bahwa seseorang dapat meminimalkan risiko stroke dengan mengontrol berat badan melalui pola konsumsi makanan yang baik dan aktif secara fisik. Oleh karena itu diperlukan kesadaran masing-masing untuk merubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Itulah 6 kebiasaan yang dapat meningkatkan faktor risiko stroke di usia muda yang perlu kamu hindari. Memang agak sulit untuk mengubah sebuah kebiasaan yang sering dilakukan, namun cobalah untuk memulai perubahan menuju hidup sehat dari hal-hal kecil. Semangat!