5 Cara Bersosialisasi Lebih Nyaman Tanpa Dihantui Overthinking

- Fokus pada mendengarkan, bukan pada dirimu sendiri
- Kurangi ekspektasi berlebihan
- Latih diri untuk hadir di momen sekarang
Bersosialisasi seharusnya menjadi momen yang menyenangkan. Kamu bisa bertemu orang baru, memperluas koneksi, dan mempererat hubungan yang sudah ada. Namun, bagi sebagian orang, momen ini justru dipenuhi rasa gugup karena overthinking. Kamu terlalu banyak memikirkan bagaimana orang lain menilaimu, apakah kata-katamu tepat, atau apakah kamu sudah bertingkah sesuai harapan.
Overthinking saat bersosialisasi bisa membuatmu sulit menikmati momen. Alih-alih merasa lebih dekat dengan orang lain, kamu justru merasa makin jauh dan canggung. Supaya tidak terus-menerus dihantui oleh pikiran berlebihan, kamu bisa mencoba beberapa cara ini agar lebih nyaman saat bersosialisasi.
1. Fokus pada mendengarkan, bukan pada dirimu sendiri

Salah satu pemicu overthinking adalah terlalu sibuk memikirkan bagaimana kamu terlihat di mata orang lain. Padahal, bersosialisasi tidak selalu tentang tampil sempurna, tapi juga tentang bagaimana kamu bisa mendengarkan orang lain.
Ketika kamu fokus pada mendengarkan, pikiranmu tidak akan terlalu banyak terjebak pada kekhawatiran diri sendiri. Lawan bicaramu pun akan merasa dihargai karena mendapat perhatian penuh. Dengan begitu, interaksi jadi lebih ringan dan alami.
2. Kurangi ekspektasi berlebihan

Overthinking sering muncul karena kamu menaruh ekspektasi terlalu tinggi pada sebuah pertemuan sosial. Kamu ingin terlihat menarik, pintar, atau membuat kesan sempurna. Akhirnya, ketika realitas tidak sesuai harapan, kamu merasa gagal.
Kalau kamu menurunkan ekspektasi dan membiarkan interaksi mengalir apa adanya, beban di pikiranmu jadi jauh berkurang. Ingat, orang lain biasanya tidak menilai setiap detail dari dirimu seketat kamu menilainya sendiri.
3. Latih diri untuk hadir di momen sekarang
.jpg)
Pikiranmu sering melayang ke hal-hal yang tidak perlu saat bersosialisasi, seperti memikirkan ucapan sebelumnya, atau membayangkan penilaian orang lain. Akibatnya, kamu jadi sulit menikmati percakapan yang sedang berlangsung.
Cobalah untuk benar-benar hadir di momen sekarang. Rasakan suasana, perhatikan bahasa tubuh lawan bicara, dan biarkan dirimu terlibat secara natural. Dengan cara ini, pikiranmu tidak mudah berlari ke arah overthinking.
4. Belajar menerima ketidaksempurnaan

Bersosialisasi bukan ajang untuk tampil tanpa cela. Wajar jika kamu salah bicara, lupa nama seseorang, atau bingung harus merespons apa. Itu semua bagian dari interaksi manusia yang justru membuatmu lebih apa adanya.
Ketika kamu bisa menerima ketidaksempurnaan, beban untuk selalu tampil sempurna akan berkurang. Kamu pun lebih leluasa menjadi dirimu sendiri tanpa terlalu takut dinilai orang lain. Hal ini akan membuatmu lebih nyaman dan tulus saat berinteraksi.
5. Batasi perbandingan dengan orang lain

Membandingkan dirimu dengan orang lain adalah jalan pintas menuju overthinking. Kamu mungkin merasa kurang percaya diri karena orang lain tampak lebih pintar, lebih lucu, atau lebih mudah bergaul. Pikiran ini membuatmu tidak tenang saat berada di tengah keramaian.
Padahal, setiap orang punya cara sendiri untuk bersosialisasi. Kamu tidak harus sama dengan orang lain untuk bisa diterima. Dengan berhenti membandingkan, kamu bisa lebih fokus pada kelebihanmu sendiri dan bersosialisasi dengan lebih ringan.
Overthinking memang sering mengganggu kenyamananmu saat bersosialisasi, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan belajar mendengarkan, menurunkan ekspektasi, hadir di momen sekarang, menerima ketidaksempurnaan, dan berhenti membandingkan diri, kamu bisa lebih tenang saat berinteraksi. Ingat, orang lain akan lebih menghargai keaslianmu daripada penampilan sempurnamu.