Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Fakta Melupakan Vs Melepaskan yang Berdampak ke Kehidupan Kamu

ilustrasi melepaskan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi melepaskan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Melupakan vs melepaskan: Perbedaan dan dampaknya
  • Dampak ke emosi: Melupakan vs melepaskan
  • Melepaskan membuat hubungan jadi lebih sehat

Pernah gak kamu merasa bingung antara mencoba melupakan sesuatu yang menyakitkan dan belajar untuk melepaskannya? Itu hal yang wajar banget. Keduanya sering disangka sama, padahal dampaknya ke hidupmu bisa sangat berbeda. Memahami perbedaan antara melupakan dan melepaskan bisa bantu kamu lebih cepat pulih, mengurangi stres, dan bikin mentalmu jauh lebih kuat.

Nah, sekarang saatnya kita bahas apa bedanya, kenapa bisa begitu, dan mana yang sebaiknya kamu pilih buat hidup yang lebih damai. Yuk simak!

1. Melupakan vs melepaskan: Apa sebenarnya bedanya?

ilustrasi perasa (pexels.com/Joshua Abner)
ilustrasi perasa (pexels.com/Joshua Abner)

Sekilas, melupakan dan melepaskan kayak dua hal yang sama, tapi kenyataannya beda jauh. Melupakan itu biasanya terjadi tanpa kita sadari. Seiring waktu, otak kita secara otomatis bikin beberapa kenangan memudar, kayak saat kita lupa tempat taruh kunci atau nama teman SD. Tapi beda cerita kalau kenangan itu punya muatan emosional yang besar, apalagi yang menyakitkan. Hal-hal seperti patah hati, kehilangan, atau trauma cenderung susah banget dilupakan, bahkan sering tetap membekas meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.

Melepaskan itu lain cerita. Ini proses yang sadar dan butuh niat. Kamu tahu kamu sedang terluka, kamu akui perasaan itu, dan kamu memilih buat gak membiarkan rasa itu mengendalikan hidupmu lagi. Melepaskan bukan berarti kamu pura-pura lupa atau menutup-nutupi, tapi kamu sadar kalau yang sudah terjadi gak bisa diubah dan kamu ingin hidupmu tetap berjalan tanpa terbebani.

Kamu harus tahu juga kalau melupakan itu pasif, sedangkan melepaskan itu aktif. Melupakan bisa terjadi begitu saja tanpa usaha, tapi melepaskan butuh keberanian dan waktu. Tapi hasilnya juga beda banget, melepaskan bisa bikin kamu merasa lebih ringan, lebih tenang, dan lebih damai karena kamu beneran berdamai dengan perasaanmu sendiri.

2. Dampaknya ke emosi: Beda cara, beda hasil

ilustrasi emosi (pexels.com/Keenan Constance)
ilustrasi emosi (pexels.com/Keenan Constance)

Memilih untuk melupakan atau melepaskan bisa sangat berpengaruh ke kesehatan emosionalmu. Kalau kamu cuma berusaha melupakan tanpa pernah memproses perasaan yang ada, itu bisa berbahaya. Emosi yang kamu tekan bisa muncul lagi kapan saja, bahkan bisa bikin kamu jadi cemas, gampang stres, atau malah sakit secara fisik.

Sementara itu, melepaskan justru membantumu buat benar-benar sembuh. Proses ini memungkinkan kamu untuk hadapi perasaanmu, pahami kenapa kamu merasa seperti itu, dan perlahan-lahan lepasin beban yang udah lama kamu bawa. Efeknya luar biasa, kamu jadi lebih tenang, lebih tahu apa yang kamu rasakan, dan lebih mampu menghadapi masalah di masa depan tanpa gampang tumbang.

Melepaskan juga bisa bikin kamu jadi lebih kuat secara mental. Soalnya, kamu gak lagi menghindar dari rasa sakit, tapi kamu hadapi itu dan belajar dari situ. Ini bukan soal melupakan masa lalu, tapi soal mengerti dan menerima kalau masa lalu itu bagian dari hidup yang bikin kamu jadi versi dirimu yang sekarang. Dengan begitu, kamu jadi lebih siap menghadapi apa pun yang datang ke depan.

3. Melepaskan bikin hubungan jadi lebih sehat

ilustrasi memaafkan (unsplash.com/Gus Moretta)
ilustrasi memaafkan (unsplash.com/Gus Moretta)

Kalau kamu terus menyimpan sakit hati atau pura-pura lupa masalah yang pernah terjadi, hubunganmu dengan orang lain bisa jadi rumit. Hal-hal yang belum terselesaikan bisa jadi bom waktu, sedikit-sedikit jadi masalah, dan lama-lama bikin kamu jadi gak percaya sama orang. 

Di sisi lain, melepaskan bikin kamu lebih mudah memaafkan dan lebih paham kenapa orang bisa berbuat sesuatu. Ini bukan soal membenarkan apa yang mereka lakukan, tapi lebih ke menerima bahwa manusia memang bisa salah dan kamu gak harus terus menyimpan marah. Dengan begitu, hubungan jadi lebih jujur, terbuka, dan gak penuh beban masa lalu.

Selain itu, melepaskan juga bantu kamu bikin batas yang sehat. Kamu jadi tahu apa yang pantas kamu terima dan mana yang harus dijaga. Kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi konflik karena kamu gak lagi terbawa emosi masa lalu yang belum selesai. Kamu lebih fokus pada apa yang ada di depan mata dan gak mudah terbawa suasana.

4. Peran mindfulness dalam proses melepaskan

ilustrasi mindfulness (unsplash.com/Katerina May)
ilustrasi mindfulness (unsplash.com/Katerina May)

Mindfulness alias kesadaran penuh ternyata punya peran penting dalam proses melepaskan. Dengan tetap fokus pada saat ini dan mengamati perasaan tanpa menghakimi, kamu bisa punya ruang buat menyembuhkan luka batin.

Saat kamu melatih mindfulness, kamu jadi lebih bisa mengenali pola pikir negatif dan tahu kapan emosi mulai naik. Ini bikin kamu bisa berhenti sejenak, mikir, dan ambil keputusan dengan lebih tenang. Gak cuma bikin kamu lebih kalem, tapi juga bantu kamu lebih kuat menghadapi hal-hal gak terduga dalam hidup.

Menariknya, melatih mindfulness gak ribet. Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil kayak tarik napas dalam-dalam, meditasi singkat, atau sekadar jalan santai sambil fokus sama langkah kaki. Kebiasaan kecil ini bisa bawa efek besar dalam membantumu melepaskan dan menjalani hidup dengan pikiran yang lebih jernih.

5. Langkah praktis untuk belajar melepaskan

ilustrasi kesadaran diri (unsplash.com/Toomas Tartes)
ilustrasi kesadaran diri (unsplash.com/Toomas Tartes)

Melepaskan itu gak bisa instan, tapi kamu bisa mulai dengan langkah-langkah sederhana. Pertama, sadari dan akui apa yang kamu rasakan. Jangan pura-pura kuat atau menyembunyikan rasa sakit. Hadapi dengan jujur. Setelah itu, coba renungkan apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman tersebut. Pikirkan bagaimana kejadian itu membentuk dirimu hari ini.

Lalu, bersikaplah lembut ke diri sendiri. Jangan menyalahkan diri atau terus-menerus merasa bersalah. Kamu juga bisa ngobrol dengan orang yang kamu percaya, entah teman, keluarga, atau profesional. Mereka bisa kasih sudut pandang baru dan bantu kamu keluar dari lingkaran pikiran sendiri. Mindfulness juga sangat membantu dalam proses ini, jadi luangkan waktu untuk berlatih secara rutin.

Setelah semua itu, penting banget untuk belajar menetapkan batas. Gak semua hal perlu kamu simpan dalam hati. Jika ada yang bikin kamu gak nyaman atau menyakitimu, berani untuk berkata cukup. Terakhir, cobalah untuk fokus ke hal-hal yang ada di sekitarmu sekarang. Masa lalu memang gak bisa diubah, tapi kamu selalu bisa memilih bagaimana hidup di masa kini.

Melupakan dan melepaskan memang sering disangka sama, tapi nyatanya beda banget. Melupakan bisa bikin emosi yang belum selesai tertimbun dan muncul lagi di waktu yang gak tepat. Tapi melepaskan justru membuka jalan buat kamu sembuh dan hidup lebih ringan. Melepaskan bukan berarti kamu lari dari kenyataan, tapi kamu memilih buat gak hidup di bawah bayang-bayang masa lalu. Dengan latihan, mindfulness, dan keberanian buat berdamai, kamu bisa mulai melepaskan apa pun yang bikin kamu berat. Sekarang saatnya kamu mulai melangkah dengan pikiran dan hati yang lebih tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us