5 Peribahasa Jawa ini Maknanya Relate Dengan Kehidupan

Peribahasa merupakan ungkapan yang sarat akan makna. Peribahasa dapat disajikan dalam berbagai bahasa. Salah satunya adalah peribahasa berbahasa Jawa. Peribahasa Jawa biasanya dimuat di buku pepak.
Peribahasa Jawa, atau yang kerap disebut Paribasan Bebasan Saloka. Peribahasa Jawa dikenal masyarakat memiliki makna yang mendalam. Sedari duduk di bangku sekolah, tentunya kita sudah mengenal peribahasa Jawa ini.
Becik Ketitik Ala Ketara

Artinya "Becik Utawa ala bakal ketara dhewe ing tembe burine". Perbuatan baik ataupun perbuatan jahat lama kelamaan juga akan terlihat. Jadi, senantiasa berbuatlah baik, karena kebaikan akan kembali pada diri kita sendiri.
Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata

Artinya "Saben panggonan duwe cara dhewe-dhewe". Setiap tempat memiliki caranya tersendiri. Jadi, bersikaplah sopan dan menghormati di mana pun tempat yang kamu pijak.
Jer Basuki Mawa Beya

Artinya "Kabeh gegayuhan mbutuhake wragad". Semua keinginan membutuhkan biaya. Kita membutuhkan biaya untuk mewujudkan keinginan kita. Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang.
Rawe-Rawe Rantas, Malang-Malang Putung

Artinya "Kabeh kang ngalang-alangi disingkirake". Semua yang menghalangi disingkirkan. Peribahasa ini dapat mewakili dalam hal kebaikan atau keburukan.
Tekek Mati Ing Ulone

Artinya "Nemahi cilaka amarga saka guneme dhewe". Mendapatkan celaka karena ucapannya sendiri. Berhati-hatilah dalam berucap, bisa saja apa yang kita katakan akan menjadi bumerang untuk kita.
Sebenarnya masih banyak peribahasa Jawa yang dapat dijadikan pelajaran hidup. Namun, hanya beberapa saja yang kita bahas. Kita hidup di dunia ini tidaklah sendirian, jadi berhati-hatilah dalam bertindak.