Peduli Boleh, Ngatur Jangan! Ini 6 Cara Berhenti Mothering ke Pasangan

- Sadari bahwa perhatianmu tidak selalu harus jadi solusi
- Bedakan antara peduli dan mengatur
- Berhenti menjadikan dirimu pusat segalanya
Banyak perempuan tidak sadar kalau sikap peduli mereka perlahan berubah jadi mengatur. Awalnya ingin membantu, tapi lama-lama semua keputusan pasangan diambil alih. Hal kecil seperti mengingatkan makan atau memeriksa jadwalnya terasa wajar, sampai akhirnya hubungan berubah seperti antara ibu dan anak.
Tanpa disadari, peran sebagai pasangan bergeser jadi pengasuh emosional. Padahal, hubungan yang sehat seharusnya tumbuh dari kepercayaan dan keseimbangan, bukan dari rasa ingin mengontrol. Kalau kamu merasa mulai terlalu banyak mengambil tanggung jawab pasangan, mungkin ini saatnya belajar berhenti mothering tanpa kehilangan sisi supportifmu. Nah, biar hubunganmu tetap hangat tapi tetap setara, yuk simak enam cara sederhana untuk mulai berhenti mothering pasangan.
1. Sadari bahwa perhatianmu tidak selalu harus jadi solusi

Kadang pasangan hanya ingin didengarkan, bukan diberi arahan atau saran panjang. Saat kamu langsung menawarkan solusi, kamu sebenarnya sedang mengambil alih ruangnya untuk belajar menghadapi masalah. Tidak semua hal perlu kamu bantu selesaikan, karena setiap orang punya caranya sendiri untuk tumbuh. Kamu bisa tetap menunjukkan kepedulian tanpa harus ikut campur dalam setiap keputusan yang ia buat. Belajarlah menahan diri untuk mendengarkan dulu sebelum memberi tanggapan apa pun.
2. Bedakan antara peduli dan mengatur

Peduli berarti hadir dengan niat memahami, sementara mengatur berarti ingin mengendalikan. Banyak orang mengira dua hal itu sama, padahal bedanya sangat besar. Peduli membuat hubungan terasa ringan, sedangkan mengatur membuat pasangan merasa tidak dipercaya. Coba perhatikan caramu memperlakukan dia, apakah kamu memberi ruang atau justru mengambil alih kendali. Makin sering kamu percaya pada kemampuannya, makin kecil pula keinginan untuk mengontrol.
3. Berhenti menjadikan dirimu pusat segalanya

Mothering sering tumbuh dari kebutuhan untuk selalu dibutuhkan. Kamu ingin merasa berperan penting, tapi akhirnya memikul tanggung jawab yang seharusnya dibagi dua. Ketika semua keputusan dan solusi datang darimu, hubungan menjadi berat sebelah. Pasangan jadi pasif dan kamu kelelahan. Mulailah belajar berbagi peran, karena hubungan yang sehat tumbuh dari dua orang yang sama-sama berkontribusi.
4. Hargai cara pasangan menghadapi masalahnya sendiri

Setiap orang punya cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Cowok kadang lebih memilih diam, menenangkan diri, atau melakukan sesuatu sendirian. Mungkin caranya tidak seperti yang kamu inginkan, tapi itu bukan berarti dia salah. Biarkan dia menemukan caranya sendiri tanpa harus kamu arahkan setiap langkahnya. Dengan begitu, kamu belajar mencintai tanpa merasa harus memperbaiki apa pun.
5. Kurangi kontrol yang dibungkus dengan perhatian berlebihan

Bentuk perhatian seperti menanyakan sudah makan belum atau sudah tidur belum memang terdengar manis. Tapi kalau dilakukan terus-menerus, pasangan bisa merasa diawasi, bukan diperhatikan. Perhatian yang berlebihan sering kali menyamarkan rasa cemas dan kebutuhan untuk mengontrol. Cobalah ubah cara pedulimu dengan memberikan kepercayaan penuh padanya. Perhatian yang tulus tidak membuat orang lain merasa dikendalikan, tapi merasa dipercaya.
6. Bangun hubungan yang berlandaskan kepercayaan, bukan ketergantungan

Hubungan yang sehat tidak diukur dari seberapa sering kamu mengingatkan, tapi seberapa besar kamu bisa mempercayai pasangan. Ketika kamu berhenti mothering, kamu memberi ruang bagi dia untuk tumbuh dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kamu juga membebaskan dirimu dari beban yang tidak perlu. Cinta sejati tidak muncul dari rasa ingin mengurus, melainkan dari rasa saling menghargai. Kepercayaan adalah bentuk perhatian yang paling tinggi nilainya dalam hubungan apa pun.
Berhenti bersikap mothering bukan berarti kamu berhenti peduli. Justru itu langkah pertama untuk membangun hubungan yang setara dan saling menghormati. Ketika kamu mulai memberi ruang dan kepercayaan, kamu juga memberi kesempatan bagi pasangan untuk tumbuh dewasa bersamamu. Kamu tidak kehilangan peran, kamu hanya menempatkan diri di posisi yang lebih tepat. Dan pada akhirnya, hubungan yang dibangun di atas rasa percaya akan terasa jauh lebih ringan dan menenangkan daripada hubungan yang penuh kontrol.