Bajaj Maxride Sikapi Polemik di Semarang: Rekrutmen Driver Dikaji

- Bajaj Maxride bantah rusak estetika kota
- Rekrutmen driver Bajaj Maxride ditunda
- Sopir Bajaj Maxride merasa terbantu
Semarang, IDN Times - Manajemen Bajaj Maxride menyatakan saat ini sedang berusaha membuka ruang komunikasi dengan pihak Pemkot Semarang dan Organda mengenai polemik yang muncul saat ini. Seperti diketahui, Pemkot Semarang memilih melarang operasional Bajaj Maxride karena berbagai pertimbangan.
Sifa Gesita, Marketing Manajer Maxride Semarang mengatakan walau muncul polemik, pihaknya kini terus berusaha menjalin komunikasi dengan Pemkot. Terutama dengan Dishub Kota Semarang ihwal perizinan untuk operasional Bajaj Maxride.
"Pimpinan di pusat sebenarnya sempat berkomunikasi dengan Pemerintah Kota untuk mengurus perizinan di Semarang. Dan kami beberapa hari terakhir juga masih berusaha berkirim surat ke Dinas Perhubungan untuk membuka ruang diskusi. Semoga ada titik temu antara kami dengan Pemerintah Kota Semarang karena biar bagaimana pun yang kami lakukan selama ini telah membuka lapangan kerja," katanya, Selasa (18/11/2025).
1. Bajaj Maxride bantah rusak estetika kota

Pihaknya menampik anggapan bahwa Bajaj Maxride merusak estetika jalanan kota. Sebab dalam operasionalnya, Bajaj Maxride selalu menonjolkan keunikan pada bodi kendaraannya.
Seperti misalnya ornamen warnanya juga dipilih mencolok untuk menarik perhatian warga. Di Yogyakarta, Bajaj Maxride juga sering digunakan anak-anak sebagai wahana hiburan di Alun-alun.
"Kalau dibilang merusak estetika sebenarnya tidak benar. Karena warna bodi kita bisa diganti-ganti. Anak-anak juga suka sama kendaraan kami. Dan juga setiap pemesanan menggunakan aplikasi, jadi tidak bisa sembarangan mencegat di jalan," katanya.
2. Rekrutmen driver Bajaj Maxride ditunda

Sedangkan, Senior Digital Marketing Manajer Nasional Maxride, Adhika Yosmik menyesalkan Dengan polemik yang muncul saat ini. Sebab dengan adanya polemik ini terutama aturan pelarangan dari Pemkot, pihaknya dengan terpaksa menghentikan rekrutmen driver Bajaj Maxride.
"Kami untuk sementara menghentikan rekrutmen driver Bajaj Maxride. Padahal yang antri sudah ada ratusan orang. Cuman kami tetap beroperasi seperti biasa. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan operasional Bajaj Maxride," terangnya.
3. Sopir Bajaj Maxride merasa terbantu

Purwadi, seorang driver Bajaj Maxride mengaku terbantu dengan beroperasinya transportasi online tersebut. Selain bisa menambah penghasilan, menjadi sopir Bajaj Maxride jadi punya pengalaman baru.
"Saya paling jauh dapat orderan ke Mranggen. Tapi ini sangat terbantu. Soalnya dapat tambahan penghasilan karena keluar rumah, mesti dapat uang sekitar Rp50 ribu Rp100 ribu," tutur warga Bulu Lor Smearng Utara ini.
Meski demikian ia berharap polemik antara Bajaj Maxride dan Pemkot Semarang segera diselesaikan. Supaya ia tak was-was saban mendapat orderan.
"Harapannya dari kantor (Bajaj Maxride) segera hubungi pihak berwajib dari Dishub agar ada keamanan yang pasti. Biar gak inggrang-inggring pas narik," katanya.

















