Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

SMBC Indonesia Catat Kinerja Solid, Laba Operasional Tumbuh 11 Persen

smbc.png
Ilustrasi Kantor Pusat SMBC Indonesia/Dok SMBC Indonesia
Intinya sih...
  • SMBC Indonesia merespons perubahan kebijakan moneter dan arah pasar dengan cepat dan efektif.
  • Pendapatan operasional naik 11 persen, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih.
  • Total penyaluran kredit mencapai Rp186,2 triliun, dengan pertumbuhan kredit di segmen ritel, korporasi, dan komersial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat pertumbuhan laba operasional yang kuat sepanjang Januari hingga September 2025, di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang dinamis. Strategi adaptif serta fondasi bisnis yang kokoh membuat SMBC mampu mempertahankan kinerja positif, sekaligus memperkuat kontribusinya bagi perekonomian nasional.

1. Respons cepat terhadap dinamika pasar

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar dalam acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025
Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar dalam acara SMBC Indonesia Economic Outlook 2025.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan hasil dari kemampuan bank dalam merespons cepat perubahan kebijakan moneter dan arah pasar.

“SMBC Indonesia menjaga kinerja yang solid sepanjang periode tersebut dengan merespons dinamika pasar serta pergeseran kebijakan moneter secara cepat dan efektif,” katanya dilansir keterangan resminya, Rabu (12/11/2025).

Ia menambahkan, seluruh strategi bisnis SMBC Indonesia berlandaskan pola pikir adaptif dan komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan.

“Kami berupaya menciptakan dampak yang berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan yang bermakna,” tambahnya.

2. Kredit tumbuh 6 persen

ilustrasi kredit (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi kredit (IDN Times/Aditya Pratama)

Dalam laporan keuangan konsolidasi, SMBC Indonesia mencatat pendapatan operasional sebesar Rp13,8 triliun, naik 11 persen secara tahunan (year-on-year/y-o-y). Pendapatan bunga bersih juga meningkat 9 persen (y-o-y), didorong oleh margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang naik menjadi 7,1 persen dari 6,8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu juga dipengaruhi oleh kontribusi pasca akuisisi Grup OTO (PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance), yang resmi bergabung dengan SMBC Indonesia sejak Maret 2024.

Dari sisi pembiayaan, total penyaluran kredit mencapai Rp186,2 triliun, meningkat 6 persen (y-o-y). Kredit di segmen ritel tumbuh pesat, terutama dari Joint Finance (34 persen y-o-y), produk digital Jenius (8 persen y-o-y), dan segmen mikro (7 persen y-o-y).

Kredit korporasi dan komersial juga naik 10 persen, sementara piutang pembiayaan Grup OTO meningkat 11 persen.

3. Kinerja anak usaha dan Jenius tumbuh

ilustrasi jenius (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
ilustrasi jenius (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Meski biaya kredit naik 45 persen menjadi Rp4 triliun, peningkatan tersebut disebabkan oleh pembentukan cadangan di beberapa segmen, termasuk Joint Finance dan korporasi, serta konsolidasi Grup OTO.

SMBC Indonesia tetap berkomitmen menerapkan manajemen risiko yang cermat dan proaktif.

“Kami terus menjaga tingkat cadangan yang memadai agar kualitas portofolio kredit tetap sehat,” ujar Henoch.

Sementara itu, beban operasional meningkat 12 persen menjadi Rp7,5 triliun seiring ekspansi bisnis dan konsolidasi Grup OTO.

Kondisi likuiditas dan permodalan SMBC Indonesia juga dilaporkan solid. Hingga September 2025, rasio cakupan likuiditas (LCR) mencapai 277,8 persen, rasio pendanaan stabil bersih (NSFR) berada di 119,9 persen, dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 29,8 persen — jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia.

Dari sisi pendanaan, saldo giro dan tabungan (CASA) meningkat signifikan sebesar 33 persen menjadi Rp50,6 triliun, mendorong rasio CASA dari 33,6 persen pada 2024 menjadi 42 persen. Total dana pihak ketiga (DPK) juga naik 6 persen menjadi Rp120,3 triliun, meskipun deposito berjangka menurun 7 persen menjadi Rp69,7 triliun.

Anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk, turut mencatat kinerja positif dengan laba bersih Rp945 miliar atau tumbuh 23 persen yoy, serta penyaluran pembiayaan mencapai Rp9,8 triliun.

Platform digital Jenius juga menunjukkan pertumbuhan solid, dengan pengguna terdaftar meningkat 7 persen menjadi 6,3 juta, dan dana pihak ketiga naik 13 persen menjadi Rp30,7 triliun.

Portofolio kredit Jenius seperti Flexi Cash, Kartu Kredit Jenius, Paylater, dan Digital Micro naik 7 persen menjadi Rp3,5 triliun.

“Pertumbuhan berkelanjutan ini menegaskan posisi Jenius sebagai pemimpin sektor perbankan digital di Indonesia,” pungkas Henoch.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Lembaga Dewan Adat Keraton Solo Tanggapi Undangan Jumenengan PB XIV

12 Nov 2025, 17:00 WIBNews