Suntikan Daya SMBC Sulap Bakso Lokal jadi Makanan Sehat Oleh-oleh Mancanegara

- Program Daya SMBC Indonesia mendukung UMKM dengan pelatihan, konsultasi, dan pendampingan intensif untuk pertumbuhan yang sehat.
- Dapur Damia Bakso, usaha kuliner dari Kabupaten Bogor, sukses menembus pasar global dengan konsep bakso sehat dan higienis.
- Konsep frozen food dan komposisi daging sapi murni tanpa campuran ayam atau lemak menjawab kebutuhan masyarakat urban akan makanan praktis sekaligus sehat.
Program Daya SMBC Indonesia: Kisah Dapur Damia, UMKM Bakso Sehat Penembus Pasar Global
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah lama disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, jumlah UMKM pada tahun 2025 mencapai sekitar 65,5 juta unit, dengan menyumbang 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, UMKM juga menyerap lebih dari 119 juta tenaga kerja, atau sekitar 97 persen dari total tenaga kerja nasional.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, UMKM juga telah terbukti menjadi sektor yang paling tangguh karena fleksibilitas dan daya adaptasinya terhadap perubahan. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengamini hal itu. Ia mengatakan, keberadaan UMKM menjadi pilar penting bagi perekonomian menuju Indonesia maju karena memiliki keunggulan. Yakni, memiliki jumlah yang besar, daya tahan yang kuat, serta sebagian besar digerakkan oleh kaum perempuan.
"UMKM selalu kita tegaskan menjadi pilar penting dari ekonomi Indonesia untuk menuju Indonesia maju," katanya saat membuka Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 di Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Meski demikian, tantangan bagi UMKM juga tidak kecil. Misalnya, soal keterbatasan modal, kurangnya akses pasar, rendahnya literasi keuangan, hingga kurangnya keterampilan manajerial.
Oleh karena itu, keberadaan program pembinaan seperti Program Daya dari PT Bank SMBC Indonesia Tbk menjadi krusial. Program tersebut muncul tidak sekadar memberikan pelatihan, tetapi juga melakukan pendampingan berkelanjutan agar UMKM dapat tumbuh dengan sehat dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Salah satu contoh nyata dari kisah sukses pembinaan itu adalah Dapur Damia Bakso, usaha kuliner dari Kabupaten Bogor yang mengusung konsep bakso sehat, higienis, dan praktis dalam bentuk pangan beku (frozen food).

Marifatun (49), atau akrab disapa Mari, tidak pernah menyangka jika hobinya memasak akan mengantarkan dirinya menjadi pengusaha kuliner yang produknya kini sudah menembus pasar nasional bahkan luar negeri. Ia memulai usahanya pada tahun 2015 dari dapur rumah tangga yang sederhana.
Semula, Dapur Damia hanya bergerak di bidang katering keluarga. Namun, pandemik COVID-19 pada 2020 menjadi titik balik seluruh usaha Mari di tengah pesanan katering yang menurun drastis karena keterbatasan mobilitas masyarakat. Kondisi itu membuat Mari memutar otak untuk berinovasi agar usahanya tidak gulung tikar.
“Saat pandemik kita tidak bisa menjual produk setiap waktu, karena sulit bertemu orang. Jadi, kami berpikir bagaimana caranya membuat produk yang mudah dijangkau dan bisa dikirim ke mana-mana. Akhirnya, kami membuat produk frozen food ini,” katanya.
Pilihan inovasi Mari jatuh pada bakso sapi beku dan tahu bakso sapi beku. Bakso yang ia produksi juga bukan sembarang bakso.
Mari membedakan produknya dengan komposisi 80 persen daging sapi murni tanpa campuran ayam atau lemak. Hal itu yang membuatnya percaya diri karena menjadikan produk baksonya lebih sehat, bergizi, dan bercita rasa kuat. Apalagi, di tengah maraknya bakso murah yang sering kali dipertanyakan kualitasnya, Mari memilih jalur yang berbeda dengan menghadirkan bakso sehat dan higienis sebagai solusi makanan keluarga.
Langkah Mari berdagang bakso tidak semulus yang dibayangkan. Produksi skala rumah tangga menghadapi kendala keterbatasan kapasitas alat, pemasaran, hingga manajemen usaha.
Titik terang datang ketika ia diperkenalkan pada Program Daya dari PT Bank SMBC Indonesia Tbk. Program itu dirancang untuk mendukung UMKM melalui pelatihan, konsultasi, dan pendampingan intensif.
"Di Program Daya, kami dipantau terus bagaimana perjalanan produksi. Kalau ada kendala, kami diarahkan harus seperti apa. Daya selalu memberikan informasi bagaimana cara berkembang, peluang apa yang bisa kami ambil," ungkap Mari dikutip melalui video pendek di laman resmi media sosial SMBC Indonesia, Kamis (25/9/2025).
Pendampingan dalam program tersebut mencakup manajemen keuangan, strategi pemasaran, hingga akses ke event pameran. Mari bahkan beberapa kali diikutsertakan dalam kegiatan Daya yang mempertemukannya dengan konsumen baru dan jaringan bisnis lebih luas.
Hasilnya, Dapur Damia kini tidak hanya dipasarkan di Bogor, tetapi juga memasok sejumlah restoran di kawasan Jakarta Selatan dan Kebayoran. Bahkan, produk itu kerap dibawa konsumen sebagai oleh-oleh ke luar negeri.
Diferensiasi Rasa dan Gaya Hidup Sehat Membuka Pasar Global

Di Indonesia, bakso sudah menjadi bagian dari identitas kuliner nasional. Dari pedagang kaki lima hingga restoran bintang lima, bakso selalu punya tempat di hati masyarakat.
Akan tetapi, isu kesehatan sering menghantui makanan tersebut. Sebagai contoh, soal penggunaan bahan tambahan berbahaya, campuran daging yang tidak jelas, hingga proses produksi yang kurang higienis.
Berangkat dari hal itu, Dapur Damia menghadirkan sebuah diferensiasi yang nyata. Dengan komposisi daging sapi murni hingga 80 persen, tanpa tambahan lemak atau ayam, serta diproduksi dengan standar higienis, Mari dengan Bakso Damianya menjawab kebutuhan masyarakat urban akan makanan praktis sekaligus sehat. Tren healthy lifestyle yang makin meningkat di kalangan generasi muda ikut mendorong penerimaan produk tersebut.
Bukan hanya itu saja, konsep frozen food memungkinkan bakso tersebut leluasa dikirim ke berbagai daerah di Tanah Air dengan kualitas dan kesegaran yang tetap terjaga. Malah, Mari berkisah, beberapa pelanggan mancanegaranya menjadikan Bakso Damia sebagai oleh-oleh khas Indonesia untuk memperkenalkan cita rasa nusantara di luar negeri.
Keberhasilan Dapur Damia tidak bisa lepas dari intervensi program pembinaan. Program Daya SMBC Indonesia menjadi bukti bahwa UMKM tidak cukup hanya mengandalkan kreativitas, tetapi juga membutuhkan pendampingan strategis dari mereka.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar mengatakan, program Daya telah berkembang pesat dan menjangkau jutaan penerima manfaat. Program yang sudah berjalan selama 13 tahun itu menjadi sarana peningkatan kapasitas masyarakat melalui berbagai inisiatif pendidikan, pengembangan usaha, hingga kesadaran hidup berkelanjutan.
“Selama periode Januari–Juni 2025, Program Daya telah menyelesaikan hampir 4.800 aktivitas yang menjangkau audiens sampai 4,8 juta,” ucapnya saat membuka Daya Fest, Rabu (27/8/2025).
Berkaca dari pengalamannya, Mari mengaku, tidak sedikit pelaku UMKM terkendala pengelolaan bisnis. Sebagai contoh yang awalnya mengelola usahanya secara sederhana, tidak sadar mencampuradukkan keuangan pribadi dengan bisnis. Selain itu juga masih banyak yang mencatat transaksi keuangan ala kadarnya.
Melalui Program Daya, Mari mulai belajar memisahkan keuangan, menyusun laporan sederhana, hingga berani melangkah mengakses permodalan secara formal.
Perjalanannya tidak berhenti di situ. Event yang diadakan SMBC Indonesia dalam Program Daya menjadi pintu baru baginya untuk memperluas pasar, bertemu konsumen baru, bahkan membangun jejaring dengan mitra yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan.
Terbaru, Mari mendapat kesempatan mengikuti pameran acara Selendang Mayang di Menara SMBC di Jakarta pada Rabu (27/8/2025).
Yang membuat Program Daya istimewa bukan hanya soal pelatihan, melainkan pendampingan berkelanjutan yang selalu ada ketika Mari menghadapi dinamika usaha sehari-hari. Dari situ, kepercayaan diri Mari tumbuh dan produk bakso yang ia hasilkan makin terjaga kualitasnya, sekaligus brand usahanya tambah dikenal, dan distribusinya meluas.
Mari tidak menyangka jika produk baksonya juga menyasar pasar luar Jawa dan juga luar negeri.
"Inilah kekuatan dari program (Daya) pembinaan, bisa mengubah potensi menjadi daya saing yang nyata," akunya.
Di balik cerita suksesnya, Mari tetap merendah. Ia mengakui masih belajar banyak hal dan berharap Program Daya bisa terus mendampingi UMKM-nya agar lebih maju.
“Harapannya, pendampingan ini terus berkelanjutan, karena UMKM seperti kami memang butuh arahan agar bisa berkembang lebih baik,” ujarnya.
Bagi Mari, bakso tidak sekadar makanan. Bakso menjadi simbol perjuangan, ketekunan, dan bukti jika produk lokal bisa bersaing dengan standar internasional.
Dari dapur rumah sederhananya, Bakso Damia membuktikan bagaimana kombinasi inovasi, ketekunan, dan dukungan program pembinaan SMBC Indonesia bisa mengubah nasib sebuah usaha kecil.