TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Keluarga Dokter PPDS Undip Serahkan Data ke Tim Investigasi dan Polisi

Keluarga yakini korban meninggal bukan karena bunuh diri

ilustrasi peralatan medis (pexels.com/Pixabay)

Tegal, IDN Times - Meninggalnya ARL dokter yang juga mahasiswa PPDS Undip mengundang simpati dari berbagai pihak, termasuk Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang pada Minggu (18/8/2024) bertemu dengan keluarga almarhumah, ARL diduga merupakan korban praktik perundungan di lingkungan PPDS.

Baca Juga: Sempat Dirawat di RS Tegal, Ayah Dokter PPDS Undip Dirujuk ke Jakarta

1. Berikan data-data yang diperlukan tim Kemenkes dan penyidik Polrestabes Semarang

Susyanto Penasehat hukum yang juga juru bicara keluarga korban mengatakan kedatangan Menkes lebih kepada kunjungan saja, Menkes menurutnya mengucapkan belasungkawa dan juga melihat kondisi ayah ARL yang dirawat di RS Kardinah Tegal, "Cuma kunjungan saja, tidak membahas hal-hal yang khusus, saya waktu itu ada mewakili dari pihak keluarga," ucap Susyanto, Selasa (20/8/2024).

Diakui Susyanto berbarengan dengan kedatangan Menteri Kesehatan juga datang tim investigasi dari Kementerian Kesehatan yang meminta data-data yang bisa dijadikan barang bukti adanya dugaan perundungan kepada korban.

"Sudah kami berikan data-data yang diperlukan kepada pihak Kemenkes dan juga Polrestabes Semarang yang aktif juga berkomunikasi dengan kami," katanya. Ditanya data-data tersebut apakah termasuk buku harian, chat WA korban dan bukti pendukung lainnya, Susyanto tak secara gamblang menyebutkan, "Intinya data-data yang diperlukan sudah kami sampaikan," katanya.

2. Keluarga yakini korban meninggal bukan karena bunuh diri

Ia menambahkan pihaknya akan bekerjasama dengan tim dari Kemenkes maupun dari Polrestabes Semarang untuk mengungkap dugaan perundungan yang terjadi kepada korban ARL. Ia membenarkan pihak Polrestabes Semarang juga telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap keluarga korban. 

Pihak keluarga ARL juga menyayangkan hingga saat ini belum ada respons dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi. "Hingga saat ini dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi belum ada merapat ke kami," katanya.

Menurutnya sebagai Institusi tempat almarhumah belajar,Kemendikbud Ristek mestinya ikut turun tangan. "Ya, kita berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kepada orang lain, kami berharap teman-teman sejawat korban ikut menyuarakan mengenai adanya perundungan selama menempuh pendidikan kedokteran di mana pun," katanya.

Hingga saat ini keluarga menurutnya masih meyakini yang bersangkutan bukan bunuh diri."Kita tidak tahu persis ya kejadiannya. Waktu itu kan di kamar hanya ada korban, tapi keluarga meyakini dia anak baik, rajin beribadah, tak mungkin korban melakukan itu (bunuh diri)," ucapnya. "Kami meyakini almarhumah bukan bunuh diri tetapi sakit, tetapi sakitnya itu kenapa bisa seperti itu bisa dikaji oleh pihak penyidik maupun tim investigasi," katanya.  

Berita Terkini Lainnya