TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspadai Segmen Megatrust, BMKG Pasang 23 Alat Deteksi Gempa Jateng

BMKG Geofisika Banjarnegara lakukan mitigasi

ilustrasi pusat gempa (pixabay.com/Ελυαν_Νικόλαος)

Banjarnegara, IDN Times - Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara memasang 23 alat pendeteksi gempa bumi sebagai upaya mengantisipasi terjadinya gempa megatrust di Jawa Tengah. Sejauh ini, pihak BMKG Geofisika telah mendeteksi adanya tiga segmen gempa bumi berskala megatrust di jalur pesisir selatan. 

Baca Juga: Begini Kondisi 13 Sesar Aktif se-Jateng, Ada yang Panjangnya 69 Km

1. BMKG Geofisika pasang 23 alat deteksi gempa

Kepala BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo mengatakan terdapat 23 alat pendeteksi gempa bumi saat ini dipasang di sejumlah tempat. 


"Sampai saat ini BMKG telah memasang alat deteksi gempa bumi di wilayah Jawa tengah berjumlah 23 site," ujar Heri kepada IDN Times, Sabtu (1/6/2024).

2. Daftar daerah yang dipasangi alat deteksi gempa

Puluhan alat pendeteksi gempa dipasang di Kota Semarang, kawasan Semenanjung Muria, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kecamatan Purwokerto Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Surakarta. 


Sedangkan daerah lainnya yang dipasang alat pendeteksi gempa bumi yaitu Tasikmalaya Jawa Barat dan beberapa lokasi yang berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

3. Pesisir selatan ada tiga segmen megatrust

Ia menuturkan kewaspadaan terhadap potensi gempa megatrust memang perlu dilakukan sejak dini mengingat wilayah Jawa Tengah terutama pesisir selatan memiliki tiga segmem megatrust. 


Segmen megatrust di selatan Jawa Tengah bahkan disebut memiliki potensi gempa bumi dengan magnitudo mencapai 8,7.


"Terdapat tiga segmen megatrust yang memiliki potensi gempa dengan kekuatan tertarget 8.7 yang berpotensi membangkitkan tsunami di wilayah pesisir Jawa Tengah," terangnya. 


Potensi tersebut juga mengacu pada sejarah panjang pesisir selatan yang pernah dilanda gempa bumi dan gelombang tsunami berulang kali. 


Tercatat pernah ada kejadian tsunami Banyuwangi pada 1818 dengan ketinggian 3,5 meter, tsunami selatan Jawa tahun  1840 dengan catatan teramati. Tsunami Pacitan tahun 1859 dan beberapa orang meninggal, tsunami Kebumen tahun 1904 dengan catatan teramati. 


Tsunami selatan Jawa tahun 1921 dengan keterangan sudah ada catatan marigram. Tsunami Pangandaran tahun 1957 dengan catatan teramati, tsunami Banyuwangi tahun 1994 dengan catatan 250 orang meninggal dan 15 orang lainnya hilang dan tsunami Pangandaran 2006 dengan catatan 668 orang meninggal dunia. 


"Untuk wilayah utara Jawa Tengah potensi terbesar kegempaan bersumber dari sesar aktif baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum terpetakan," paparnya. 

Berita Terkini Lainnya