TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Abrasi Ancam Lenyapkan 400 Rumah Warga dan 20 Hektare Tambak di Tegal 

Sampai saat ini belum ada perhatian serius dari pemerintah

IDN Times/ Muchammad Haikal

Tegal, IDN Times - Abrasi kian menggerus wilayah pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah, tepatnya di Pantai Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Sebanyak 400 kepala keluarga (KK) terdampak dan tujuh diantaranya nyaris kehilangan tempat tinggal.

1. Abrasi terjadi sejak 2005 hingga 2019

IDN Times/ Muchammad Haikal

Berdasarkan data yang dihimpun, abrasi terjadi pada tiga Rukun Tangga (RT) yakni RT 2, 3 dan 4 di RW 03, Kelurahan Muarareja. Air laut semakin mengikis bibir pantai sejak 2005 silam hingga 2019, atau sekitar 14 tahunan.

Menurut Ketua RW 03, Nurochim (55), abrasi biasanya terjadi pada bulan lima (Mei) hingga tujuh (Juli). Yaitu tepatnya pada saat memasuki musim angin timur. Air laut dengan cepat merayap ke permukiman warga pada pagi hari hingga siang.

"Ketinggiannya bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga satu meter. Jika dihitung, kami memperkirakan surut dalam waktu 5-6 jam," kata Nurochim, Jumat (6/3) siang.

Baca Juga: Parah! 5 Tahun Dihantam Abrasi, Garis Pantai Semarang Mundur 2,7 Km

2. Belum ada tindakan dari pemerintah

IDN Times/ Muchammad Haikal

Ditambahkannya, kondisi yang semakin memprihatinkan tersebut sudah dilaporkan ke sejumlah pihak. Mulai dari tingkat kelurahan, musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan hingga kota. Termasuk pula pada saat masa reses DPRD setempat.

Namun, para warga menyayangkan, belum ada tindakan nyata dan kepastian untuk mengatasi maupun mengantisipasi dari pemerintah.

"Sejak dulu hanya ditinjau saja, tetapi tidak ada tindakan. Bahkan, dua hari lalu juga ada yang ke sini. Entah dari instansi atau kementerian mana," keluhnya.

3. Ada sekitar 20 hektare tambak ikan warga yang hilang

IDN Times/ Muchammad Haikal

Sebelumnya abrasi juga terjadi pada 1975 dimana saatu itu terdapat empat tambak milik warga berubah menjadi lautan. Namun setelah kejadian tersebut, abrasi tak pernah terjadi lagi.

Abrasi kembali muncul sekitar tahun 2005 sampai saat ini. Akibatnya ada sekitar 20 hektar tambak ikan yang hilang disapu abrasi.

Kini, sambung Nurochim, sekitar tujuh rumah warga dan 10 tambak udang vaname terancam hilang. Untuk mengantisipasinya, secara swadaya warga membuat tanggul menggunakan ban bekas di bibir pantai.

Baca Juga: Toilet Adaptif, Solusi Sanitasi Warga Pekalongan yang Dilanda Rob

Berita Terkini Lainnya