TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

24 Jam, 137 Permintaan Plasma Konvalesen di Semarang Tidak Terlayani

Stok di PMI Semarang kosong karena banyak faktor

ilustrasi terapi plasma konvalesen (courant.com)

Semarang, IDN Times - Permintaan plasma darah konvalesen meningkat seiring lonjakan kasus COVID-19 di Kota Semarang. Kendati demikian, permintaan tersebut belum bisa terpenuhi lantaran stok plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Semarang kosong. 

Baca Juga: 18 Ribu Warga Semarang Masih Waiting List untuk Vaksinasi COVID-19

1. Ada permintaan 15--20 kantong plasma konvalesen per hari

Ilustrasi kantong darah. (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Bagian Pemastian Mutu UDD PMI Kota Semarang, Surahman mengatakan, saat ini permintaan plasma konvalesen sangat tinggi sekali dan jumlah donor yang diperoleh PMI tidak mencukupi kebutuhan tersebut.

‘’Setiap hari ada permintaan 15--20 kantong plasma konvalesen dari pasien COVID-19. Permintaan itu naik mencapai 200 persen sejak bulan April hingga Juni ini saat kasus aktif virus corona melonjak di Kota Semarang,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Kamis (17/6/2021).

Berdasarkan data dari UDD PMI Kota Semarang, per Kamis (17/6/2021), antrean permintaan plasma konvalesen dari pasien COVID-19 mencapai 137 kantong. Jumlah itu terdiri dari 32 kantong golongan darah A, 42 kantong golongan darah B, 54 kantong golongan darah O, dan 9 kantong golongan darah AB.

2. Permintaan plasma konvalesen hingga dari luar kota Semarang

PMI Tulungagung layani donor plasma konvalesen. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Surahman menuturkan, permintaan tersebut tidak hanya dari pasien COVID-19 yang berdomisili di Kota Semarang, tetapi juga luar kota. Seperti dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal hingga Kabupaten dan Kota Pekalongan.

‘’Untuk memenuhi kebutuhan pasien COVID-19 itu kami melakukan jemput bola dengan menghubungi penyintas yang pernah dirawat di tempat isolasi rumah dinas wali kota. Bagi mereka yang sudah 14 hari dinyatakan negatif kami minta mendonorkan plasma darah konvalesen untuk membantu pasien positif yang sedang dirawat,’’ jelasnya.

3. Hanya 30 persen penyintas COVID-19 yang mau jadi donor plasma konvalesen

ilustrasi plasma konvalesen (cedars-sinai.org)

Meski demikian, lanjutnya, pada kenyataannya banyak yang tidak bersedia menjadi pendonor. Sejumlah alasan dari mereka sebagai penyintas COVID-19 antara lain, domisili sudah pindah dari Semarang, masih dalam proses penyembuhan, masih trauma, hingga takut dengan jarum.

‘’Kami memahami menjadi donor plasma konvalesen ini sifatnya sukarela. Berdasarkan catatan kami dari 100 penyintas COVID-19 yang kami tawari untuk jadi donor hanya 30 persen yang mau,’’ tutur Rahman.

Selain itu, kendala lain bagi UDD PMI Kota Semarang dalam mengumpulkan stok plasma konvalesen adalah tidak semua calon donor memenuhi syarat yang ditentukan. Dalam pemeriksaan kesehatan banyak ditemukan donor yang kurang berat badannya dan titer antibodi yang rendah.

‘’Setiap hari dari 10--15 calon donor hanya 6--8 orang yang memenuhi syarat sebagai donor. Mereka tidak lolos karena titer antibodinya tidak memenuhi syarat. Sesuai standar harus 1/80, kalau kurang dari itu tidak bisa. Adapun, penyintas bisa melakukan donor plasma konvalesen hingga tujuh kali tergantung kondisi tubuh,’’ tutur Surahman.

Baca Juga: Pasien COVID-19 Antre Masuk Rumdin Semarang, Sebagian Dipaksa Pulang

Berita Terkini Lainnya