TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Ungkap Isi 9 Lembar Catatan di Buku Harian Mahasiswi PPDS Undip

Isinya keluh kesah ARL

ilustrasi peralatan medis (pexels.com/Pixabay)

Semarang, IDN Times - Polisi menyelidiki meninggalnya ARL dokter yang juga mahasiswi PPDS Undip yang ditemukan meninggal di kamar kosnya di Jalan Lempongsari, Kota Semarang. Salah satu yang diselidiki polisi yakni buku harian korban yang disebut-sebut berisi keluh kesah ARL yang diduga jadi korban perundungan.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan polisi belum menemukan bukti yang berkaitan dengan motif perundungan terhadap ARL. "Belum ada fakta atau bukti korban meninggal bermotif perundungan, begitu juga sebaliknya belum ada bukti yang menguatkan kematian itu bukan karena perundungan," kata Irwan.

Termasuk sembilan lembar catatan di buku harian korban yang ditemukan di dalam kamar kosnya. Sembilan lembar catatan buku harian tersebut berisi keluhan tentang kondisi kesehatannya kepada Tuhan serta keluhan kepada seseorang yang diduga kekasihnya.

"Di sembilan lembar catatan buku harian itu tidak ada yang terkait dengan perundungan," katanya. Menurut dia, berkaitan dengan dugaan perundungan tersebut akan dilakukan investigasi oleh Kementerian Kesehatan.

Adapun tentang kepastian tentang penyebab meninggalnya korban, kata dia, masih didalami tindakan tersebut merupakan bentuk kesengajaan atau kelalaian. Dari hasil visum, lanjut dia, ditemukan tiga luka yang diduga bekas suntikan.

Selain itu, di tempat kejadian juga ditemukan alat suntik serta bekas botol obat yang diduga dipakai korban untuk meredakan rasa nyeri. Dari informasi sementara diketahui korban memiliki riwayat penyakit saraf kejepit di punggung.

"Sebagai tenaga medis, korban seharusnya tahu berapa ukuran bahaya obat yang disuntikkan tersebut. Apakah sengaja atau lalai sehingga berefek pada kematian," katanya.

Polisi sendiri, kata dia, masih mendalami jika memang motif kematian korban akibat bunuh diri dengan memeriksa para saksi, seperti teman-teman di sekitar korban, termasuk rekan seprofesinya.

Kapolrestabes mengatakan pihaknya berkoordinasi engan tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tentang dugaan penyebab kematian dokter asal Tegal itu.

Menurut dia, hasil visum menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan dengan penyebab kematian karena mati lemas.

"Tidak dilakukan autopsi atas permintaan keluarga karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," katanya.

Baca Juga: Undip Bantah Mahasiswi PPDS Anestesi Bunuh Diri Karena Dibully

Berita Terkini Lainnya