Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) mengadakan Training of Trainer (TOT) Batch 1 dan 2 untuk operator SPBU di Sales Area (SA) Semarang pada 20--21 Agustus 2024. Pelatihan itu bertujuan untuk memperkuat keterampilan operator dalam menanggulangi keadaan darurat di SPBU.
1. Pelatihan diajarkan teori dan praktik
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional JBT, Brasto Galih Nugroho menjelaskan bahwa TOT itu bertujuan untuk mengingatkan kembali pengetahuan yang telah diberikan sebelumnya, melakukan tindak lanjut investigasi insiden, serta meningkatkan kesadaran tentang kesehatan dan keselamatan kerja guna mencegah insiden di SPBU.
“Sosialisasi ini merupakan bentuk tanggung jawab Pertamina Patra Niaga terhadap pelayanan dan kesiapsiagaan tanggap darurat di area SPBU agar bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan,” ungkap Brasto dalam keterangan resmi, Kamis (22/8/2024).
Pelatihan tersebut diikuti oleh operator dan pengawas SPBU dari berbagai kabupaten dan kota di wilayah SA Semarang yang telah ditunjuk oleh manager atau pemilik SPBU. Para peserta nantinya akan berperan sebagai trainer pelatihan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di SPBU masing-masing.
Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yaitu pemaparan teori di Hotel Neo Candi Semarang dan praktik di Lapangan Tenis Kantor Unit Regional Jawa Bagian Tengah. Materi yang diberikan mencakup aspek pelayanan konsumen, potensi bahaya di SPBU, serta praktik penggunaan APAR dengan api nyata.
Baca Juga: Kronologi SPBU Colomadu Terbakar, Satu Mobil Habis Dilalap Api
2. Meningkatkan kesiapsiagaan tanggap darurat
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Officer II Health, Safety, and Environment (HSE) Marketing Support Pertamina Patra Niaga Regional JBT, Rifandi menjelaskan bahwa pelatihan tersebut dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesiapsiagaan tanggap darurat di setiap SPBU.
“Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun dengan kurang lebih 8 hingga 10 batch. Materi yang diberikan mencakup pelayanan kepada konsumen dan potensi bahaya di SPBU yang disampaikan oleh fungsi HSE. Selain itu, operator juga dilatih praktik penggunaan APAR dengan api nyata,” jelas Rifandi.
Vivit Mei Susanti, salah satu peserta dari SPBU 44.581.09 Desa Kradenan, mengungkapkan ijika pelatihan tersebut sangat penting bagi pekerja di SPBU.
“Kami bekerja dengan bahan yang mudah terbakar sehingga perlu keahlian khusus. Pelatihan ini sangat bermanfaat dan perlu disebarkan ke semua karyawan, termasuk cleaning service,” ujarnya.