TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Daftar Obat dan Suplemen Penangkal COVID-19 yang Langka di Jateng

Imbost sulit ditemukan di apotek

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Semarang, IDN Times - Di tengah melambungnya angka penularan COVID-19 di Jawa Tengah, sejumlah obat-obatan dan suplemen yang dianggap ampuh menangkal virus Corona justru semakin sulit ditemukan di berbagai apotek.

Baca Juga: Ivermectin Beredar di Apotek Rumah Sakit Jateng, Warga Beli Rp120 Ribu

1. Kejati ungkap tiga merek obat semakin sulit ditemukan di apotek

Ilustrasi apotek di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Kejati Jateng, Priyanto mengakui jika penyidiknya mendapati ketersediaan obat-obatan yang dipercaya manjur menyembukan infeksi virus Corona, saat ini justru sulit ditemukan.

Berdasarkan penelusuran penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah, jenis obat-obatan dan suplemen yang nyaris lenyap dari peredaran yaitu favipiravir, azithromycin infus dan tablet dan suplemen merek imbost.

"Dari penelusuran yang kita lakukan, stok obat COVID-19 hampir semua apotek Jawa Tengah sekarang sudah menipis. Malahan banyak stoknya yang kosong. Ini antara lain, jenis merek obat favipiravir, azithromycin infus dan tablet dan suplemen penunjang daya tahan tubuh seperti imbost juga kosong," ungkapnya, Kamis (22/7/2021).

2. Produsen sudah jual obat dengan harga yang berbeda dengan Kemenkes

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pihaknya mensinyalir kelangkaan obat-obatan itu dipicu adanya harga jualnya yang ugal-ugalan. Priyanto bilang harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh produsen obat farmasi yang berbeda dengan aturan Kementerian Kesehatan diduga kuat telah memicu ketakutan pada semua apotek.

Saat ini pihaknya telah menelusuri penjualan obat dengan harga yang melambung tinggi di berbagai daerah. Dari hulu ke hilir sudah diselidiki oleh petugasnya. 

"Kita indikasikan banyaknya obat dibeli oknum-oknum dijual online meski harga lebih tinggi dari apotek. Jadi inilah permasalahan di daerah sehingga apotik tidak bisa membeli," tegasnya.

Baca Juga: Ada 5.000 Kasus, Penanganan COVID-19 Jateng Dikonsentrasikan di Klaten

Berita Terkini Lainnya