Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Semarang, IDN Times - Para ahli gizi yang tergabung dalam organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Jawa Tengah menyarankan kepada pemerintah pusat untuk menggunakan makanan olahan berbahan baku tradisional dalam kegiatan makan bergizi gratis.
Makanan olahan tradisional bisa jadi alternatif untuk menyesuaikan selera anak sekolah tiap kabupaten/kota sekaligus menyikapi pemangkasan anggaran makan bergizi gratis yang jadi Rp7.500.
"Dengan biaya Rp7.500, maka bahan baku yang dipakai nanti tidak harus nasi. Tapi bisa dari jagung atau misoa agar variasi masakannya keluar. Lalu bisa juga pakai mi goreng karena di situ nanti ada gizi yang komplit, di atasnya bisa ditaburi komponen gizi yang lengkap," kata Wakil Ketua Persagi Jateng, Florentinus Nurtinus saat berbincang dengan IDN Times, Selasa (23/7/2024).
1. Ahli gizi usul empat komponen dimasukan ke makan bergizi gratis
Menu nasi campur dengan aneka lauk di warung lesehan Mbak Epa Mojokerto. Instagram/julianvankusty Pihaknya mengakui bahwa beberapa hari lalu sempat diajak rapat koordinasi (rakor) dengan pihak-pihak terkait untuk membahas pelaksanaan makan bergizi gratis di Markas Kodam IV Diponegoro Semarang.
Dalam rakor, pihaknya mengusulkan agar empat komponen penunjang gizi tetap digunakan saat pelaksanaan makan bergizi gratis. Empat komponen yang ia maksud antara lain makanan pokok, sayuran, buah dan lauk nabati dan hewani.
"Yang diusulkan harus tetap ada komponen makan pokok, sayur, buah, lauk hewani dan nabati. Jadi usulan dari Persagi secara nasional empat unsur itu harus dimasukkan ke program makan gratis. Contohnya ya kalau hidangannya nasi padang, maka ada tambahan telur dan tempe masih bisa dimasukkan," tutur Tinus, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Begini Reaksi Disdik Jateng Soal Uji Coba Makan Bergizi Gratis
2. Kegiatan makan bergizi gratis perlu berdayakan bahan baku lokal
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Lebih lanjut, pihaknya juga menyarankan supaya sajian menu makan bergizi gratis perlu disesuaikan dengan kearifan lokal tiap daerah.
Ini perlu dipertimbangkan oleh wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka supaya rasa setiap menu bisa diterima dengan baik oleh para siswa sekolah.
"Kami memberi syarat khusus bagaimana caranya untuk memberdayakan menu-menu lokal sekaligus bahan makanan lokal. Biar taste makanan yang dihidangkan diterima di lidah setiap anak sekolah. Bisa sayur bayam yang dikombinasikan dengan lauk yang sekiranya cocok. Bisa sama ayam goreng atau tahu bacem," ungkapnya.
"Nanti setiap pekan diganti lagi sama menu yang variatif. Bisa nasi bayam atau oseng-oseng. Kemudian ada variasi sayur kenci atau selada air. Artinya perlu disesuaikan makanan apa yang disukai anak sekolah dan makanan yang tidak disukai mendingan dikeep biar tidak mubazir," tambahnya.