TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Bisa Melaut, Nelayan Tambaklorok Andalkan Penghasilan Istri

Sebagian pilih kerja serabutan demi cukupi kebutuhan

IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Ratusan nelayan di Kampung Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara gagal melaut berbulan-bulan akibat perubahan cuaca yang kian tak menentu. Alhasil, kondisi tersebut membuat penghasilan mereka anjlok.

"Kita sudah dua bulan lebih gak bisa melaut. Dengan kondisi ombak laut yang tinggi, kita jadi susah dapat ikan akhir-akhir ini," kata Abdul Hasan, Ketua KUB Nelayan Jangkar Laut, saat memperbaiki kapalnya, di dermaga TPI Tambaklorok, Jumat (23/8).

Baca Juga: Pasokan Seret, Harga Ikan di Tambaklorok Meroket

1. Hasil tangkapan melaut semakin berkurang

IDN Times/Fariz Fardianto

Ia mengaku situasi ini cukup menyulitkannya. Hasan mengatakan, puncak musim kemarau yang terjadi di bulan ini ditambah pengaruh angin timuran, membuat hasil tangkapan ikan di lautan lepas semakin berkurang.

"Ini lagi sulit-sulitnya orang kerja di laut. Karena momentumnya sudah masuk puncak kemarau. Kemungkinan baru ada hasil yang maksimal ya sekitar September sampai Oktober," terang warga RT 14/RW IV, Tambaklorok tersebut kepada IDN Times, Jumat (23/8).

2. Cuma dapat ikan-ikan kecil, macam teri, sriding, kempar dan rajungan

IDN Times/Fariz Fardianto

Dengan menggunakan perahu dengan mesin di bawah 4 gross ton, Hasan hanya bisa mendapat ikan kecil seperti teri, kempar, sriding dan rajungan.

"Berangkat semalaman pun hasilnya nihil. Mentok dapatnya 3 kuintal. Jadinya, dengan kondisi serba sulit kayak sekarang, jalan satu-satunya ya mengandalkan hasil dari istri yang jualan ikan di pasar. Kita juga sudah ngirit makannya," akunya.

Baca Juga: Muncul Siklon Legima, Nelayan Pantura Diminta Waspadai Angin Kencang

Berita Terkini Lainnya