Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Karanganyar, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan jika program pompanisasi pertanian bisa meningkatkan hasil produktivitas beras di Jawa Tengah.
1. Program pompanisasi dilakukan di seluruh Indonesia
Presiden Jokowi meninjaua pompanisasi di Karanganyar. (Dok/Youtube Sekretariat Presiden) Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Jokowi usai melakukan meninjau program pompanisasi pertanian di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Rabu (19/6/2023).
Jokowi mengatakan program pompanisasi tidak hanya dilaksanakan di Provinsi Jawa Tengah tapi seluruh provinsi di Indonesia, yang mengalami masalah kekeringan akibat kemarau panjang.
"Program pompanisasi ini tidak hanya di Jawa Tengah, tidak hanya di Karanganyar saja tetapi semua provinsi yang kita perkirakan nanti di bulan Juli, Agustus, September, Oktober ini akan terjadi kekeringan yang panjang," kata Jokowi.
Baca Juga: Harga Beras Turun, Semarang Alami Deflasi Minus 0,21 Persen di Mei
2. Tingkatkan produktivitas beras
Sawah pertanian di Kecamatan Karangdowo, Klaten. (IDN Times/Larasati Rey) Menurutnya, dengan program pompanisasi itu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Ia mencontohkan jika Provinsi Jawa Tengah Jawa telah ditargetkan produksi pertanian untuk beras tahun ini sebesar 9,8 juta ton. Dengan adanya pompanisasi ini produktivitas beras bisa bertambah sekitar 1,3 ton.
"Di Jawa Tengah itu target kita untuk produksi sebesar 9,8 juta ton. Dengan pompanisasi ini kita ingin ada tambahan 1,3 juta ton. Nggak banyak. Dari 9,8 juta ton kita akan menambahkan 1,3 juta ton," jelasnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
"Di Jawa Tengah sudah didatangkan pompa yang diterima di provinsi (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah), di Kodam itu 4.300 pompa baik yang PK-nya 8,5 PK maupun yang 18 PK seperti yang ada di sini," imbuhnya.
Peningkatan produktivitas beras sebagai langkah dari pemerintah untuk menekan impor beras.
"Ya ini juga upaya untuk menekan impor ya. Dalam rangka agar impor kita tidak semakin membesar sehingga kita dapat panen maksimal itu tidak hanya di tahun tanam pertama, tahun tanam kedua juga tetap, tahun tanam ketiga juga tetap sama," ujarnya.