Kasus COVID-19 Semarang Diklaim Turun, Kebutuhan Oksigen Cuma 17 Ton

1. Kebutuhan oksigen saat kasus COVID-19 melonjak 42 ton per hari

Kondisi tersebut menurun jika dibandingkan saat lonjakan kasus di bulan Juni dan Juli 2021. Per Sabtu (7/8/2021), kebutuhan oksigen di Ibu Kota Jawa Tengah itu mencapai 42 ton per hari.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengklaim, kebutuhan oksigen turun 60 persen. Bahkan, di Kota Semarang hanya mengkonsumsi 40,48 persen oksigen dari total pasokan dan kapasitas oksigen yang ada.
‘’Kapasitas daya tampung oksigen di Semarang baik di rumah sakit, Puskesmas dan mobil ambulans mencapai 42 ton. Sekarang kebutuhan oksigen hanya 17 ton per hari. Berbeda dibandingkan dua bulan lalu, kebutuhan oksigen tinggi mencapai 42 ton per hari,’’ ungkapnya dalam rekaman resmi yang diterima IDN Times, Sabtu (7/8/2021).
2. Jumlah kasus COVID-19 pengaruhi konsumsi oksigen

Turunnya konsumsi oksigen medis di Kota Semarang diklaim lantaran jumlah pasien positif COVID-19 melandai. Situasi itu memengaruhi terhadap penggunaan oksigen.
Hakam menuturkan, jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang mulai menurun. Kemudian, tingkat kesembuhan pasien yang terkena virus corona di angka 94 persen.
‘’Turunnya angka COVID-19 ini mendorong kami untuk menutup beberapa tempat isolasi terpusat. Ada tiga yang ditutup antara lain, tempat isolasi UIN Walisongo, Wonolopo Mijen, dan Islamic Centre,” tuturnya.
3. Kapasitas tempat isolasi terpusat di Semarang sebanyak 600 bed

Meskipun tiga tempat isolasi terpusat ditutup, hingga sekarang kapasitas tempat isolasi terpusat yang ada di Kota Semarang masih mencukupi. Sebab, ada penambahan tempat isolasi terpusat di Gedung LPMP Jawa Tengah dengan kapasitas 200 tempat tidur.
‘’Jika ditambah dengan rumah isolasi di Rumah Dinas Walikota yang memiliki 200 tempat tidur dan gedung diklat 100 tempat tidur, serta MHC 100 tempat tidur, maka total tempat tidur di tempat isolasi terpusat di Kota Sekarang ada 600 tempat tidur. Jumlah tersebut masih cukup untuk menampung pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang,” tandasnya.