Kasus COVID-19 Semarang Diklaim Turun, Kebutuhan Oksigen Cuma 17 Ton

Pasokan oksigen mencapai 42 ton saat kasus melonjak

Semarang, IDN Times - Kebutuhan oksigen medis di Kota Semarang turun seiring kasus COVID-19 yang melandai, belum lama ini. Kini kebutuhan oksigen di angka 17 ton per hari.

1. Kebutuhan oksigen saat kasus COVID-19 melonjak 42 ton per hari

Kasus COVID-19 Semarang Diklaim Turun, Kebutuhan Oksigen Cuma 17 TonPemerintah Provinsi Kalimantan Barat menerima pengiriman 250 ton oksigen cair secara bertahap yang dibeli dari Sarawak, Malaysia dan diangkut dengan menggunakan ISO Tank milik PT Spectro Gas Industri untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kalimantan Barat (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Kondisi tersebut menurun jika dibandingkan saat lonjakan kasus di bulan Juni dan Juli  2021. Per Sabtu (7/8/2021), kebutuhan oksigen di Ibu Kota Jawa Tengah itu mencapai 42 ton per hari. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengklaim, kebutuhan oksigen turun 60 persen. Bahkan, di Kota Semarang hanya mengkonsumsi 40,48 persen oksigen dari total pasokan dan kapasitas oksigen yang ada.

‘’Kapasitas daya tampung oksigen di Semarang baik di rumah sakit, Puskesmas dan mobil ambulans mencapai 42 ton. Sekarang kebutuhan oksigen hanya 17 ton per hari. Berbeda dibandingkan dua bulan lalu, kebutuhan oksigen tinggi mencapai 42 ton per hari,’’ ungkapnya dalam rekaman resmi yang diterima IDN Times, Sabtu (7/8/2021).

Baca Juga: Syarat Wajib Penerima Vaksin AstraZeneca di Semarang, Usia 35 Tahun

2. Jumlah kasus COVID-19 pengaruhi konsumsi oksigen

Kasus COVID-19 Semarang Diklaim Turun, Kebutuhan Oksigen Cuma 17 TonPasien berhasil sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Turunnya konsumsi oksigen medis di Kota Semarang diklaim lantaran jumlah pasien positif COVID-19 melandai. Situasi itu memengaruhi terhadap penggunaan oksigen.

Hakam menuturkan, jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang mulai menurun. Kemudian, tingkat kesembuhan pasien yang terkena virus corona di angka 94 persen.

‘’Turunnya angka COVID-19 ini mendorong kami untuk menutup beberapa tempat isolasi terpusat. Ada tiga yang ditutup antara lain, tempat isolasi UIN Walisongo, Wonolopo Mijen, dan Islamic Centre,” tuturnya.

3. Kapasitas tempat isolasi terpusat di Semarang sebanyak 600 bed

Kasus COVID-19 Semarang Diklaim Turun, Kebutuhan Oksigen Cuma 17 Tonilustrasi warga yang isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Meskipun tiga tempat isolasi terpusat ditutup, hingga sekarang kapasitas tempat isolasi terpusat yang ada di Kota Semarang masih mencukupi. Sebab, ada penambahan tempat isolasi terpusat di Gedung LPMP Jawa Tengah dengan kapasitas 200 tempat tidur.

‘’Jika ditambah dengan rumah isolasi di Rumah Dinas Walikota yang memiliki 200 tempat tidur dan gedung diklat 100 tempat tidur, serta MHC 100 tempat tidur, maka total tempat tidur di tempat isolasi terpusat di Kota Sekarang ada 600 tempat tidur. Jumlah tersebut masih cukup untuk menampung pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang,” tandasnya.

Baca Juga: Jangan Lengah! COVID-19 Varian Delta Resmi Menyebar di Semarang

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya