Rumdin Wali Kota Semarang Dijadikan Ruang Isolasi Pasien Virus Corona

Semarang, IDN Times - Meningkatnya jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif virus corona (COVID-19) menuntut ketersediaan ruang isolasi di Semarang, Jawa Tengah. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya menambah fasilitas perawatan dengan mengalihfungsikan Kantor Diklat dan Rumah Dinas (rumdin) Wali Kota Semarang untuk ruang isolasi.
1. Ruang isolasi di RSUD Semarang ditambah kapasitasnya
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan apabila penambahan ruang isolasi tersebut dilakukan guna menyiasati bertambahnya jumlah PDP virus corona. Sebab, kapasitas kamar isolasi di rumah sakit yang ada saat ini sangat terbatas.
‘’Untuk di RSUD Wongsonegoro kapasitas kamar awalnya hanya untuk 14 pasien, tapi kini yang masuk ada 29 pasien dalam pengawasan (PDP). Maka, kami siasati dengan memaksimalkan pengembangan kamar isolasi di RSUD Wongsonegoro hingga 41 kamar,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi dari Humas Pemkot Semarang, Senin (23/3).
Baca Juga: Kantor-kantor Kosong di Jawa Tengah Bakal Dijadikan Ruang Isolasi
2. Anggaran pengembangan ruang isolasi mencapai Rp4,5 miliar
Editor’s picks
Untuk diketahui, Pemkot Semarang telah mengucurkan anggaran sebesar Rp27 miliar untuk penanganan virus corona (COVID-19). Namun, karena kondisi semakin darurat pemkot akan menambah anggaran sebesar Rp 4,5 miliar, khususnya untuk pengembangan ruang isolasi.
"Jadi kami memang sudah menyiapkan dana sebesar Rp 27 miliar, tapi Bu Susi Direktur RS Wongsonegoro mengajukan tambahan anggaran Rp 4,5 miliar untuk menambah ruang isolasi di sana. Adapun, tambahan anggaran ini untuk pengembangan 41 kamar isolasi di rumah sakit tersebut," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.
3. Kantor diklat dan rumah dinas wali kota disulap untuk ruang isolasi
Selain itu, pemkot juga akan memanfaatkan kantor diklat di Jalan Fatmawati Semarang dan rumah dinas wali kota di Jalan Abdurahman Saleh Semarang untuk kamar isolasi. Ada150 kamar isolasi yang akan dibangun, dengan rincian 30 kamar di kantor diklat dan 120 kamar di rumah dinas wali kota.
Hendi menjelaskan, untuk mengelola kamar tersebut pihaknya akan berkoordinasi dengan RS Tentara, RS Bhayangkara, dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang.
Kamar isolasi di kantor diklat akan dikelola oleh RS Wongsonegoro, sedangkan kamar isolasi di rumah dinas dikoordinasi oleh DKK, RS Tentara dan RS Bhayangkara.
‘’Kami targetkan selambat-lambatnya 30 Maret 2020 nanti kamar tersebut sudah siap untuk menampung pasien dalam pengawasan,’’ tandasnya.
Baca Juga: Ruang Isolasi Penuh, 6 PDP Virus Corona di Purbalingga Dipulangkan