Warning Guru Besar FIK Undip: ICU Mulai Penuh, COVID-19 Bermutasi

Kalau ingin mudik ingat orang tua di rumah

Semarang, IDN Times - Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk kalangan lansia harus dipercepat dan diprioritaskan. Sebab, hingga Rabu (28/4/2021), angka pencapaian vaksinasi lansia terbilang masih rendah.

1. Banyak lansia yang masuk rumah sakit karena terkena COVID-19

Warning Guru Besar FIK Undip: ICU Mulai Penuh, COVID-19 BermutasiIlustrasi lansia (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FIK Undip) Semarang, Prof dokter Zainal Muttaqin MD PhD mengatakan, vaksinasi COVID-19 dengan sasaran lansia yang masih berlangsung hingga sekarang secara nasional capaiannya belum sampai 45 persen. Padahal, pemerintah menargetkan 20 juta lansia dapat menerima vaksin.

‘’Untuk apa vaksinasi lansia harus dikejar? Karena selama pandemik COVID-19 yang paling banyak masuk rumah sakit adalah orang tua atau usia lansia. Yang banyak meninggal juga orang tua. Usia tersebut sangat rentan, sehingga kalau mau mengurangi jumlah orang yang meninggal karena COVID-19, maka vaksinasi harus dipercepat khususnya ke lansia,’’ ungkapnya saat dihubungi IDN Times, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Lansia di Semarang, Gagal Disuntik hingga Nyasar ke Lokasi Vaksinasi

2. Gencarnya vaksinasi berdampak positif pada penurunan tingkat hunian ruang isolasi

Warning Guru Besar FIK Undip: ICU Mulai Penuh, COVID-19 BermutasiIlustrasi. Ruang isolasi RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Sasaran vaksinasi lansia tersebut diprioritaskan kepada orang tua apa pun profesinya. Kondisi tersebut dikarenakan kasus infeksi virus corona paling banyak dengan gejala adalah orang tua. Bahkan banyak tenaga kesehatan yang terpapar juga dari usia lansia.

‘’Maka mau itu guru, pedagang pasar, pengusaha, atau profesi apa pun asal dia usia lansia harus diberi vaksin. Kenapa ini dilakukan? Karena dengan vaksinasi risiko jatuh sakit karena tertular virus jadi lebih kecil, risiko masuk rumah sakit dengan gejala COVID-19 juga lebih kecil, dan jika sudah masuk rumah sakit karena virus corona risiko meninggal juga lebih kecil,’’ jelas dokter spesialis bedah syaraf itu.

Zainal berpesan, agar masyarakat yang sudah divaksinasi untuk tidak bepergian seenaknya sendiri. Sebab, tubuh masih dalam proses membentuk antibodi dari vaksinasi tersebut.

‘’Jangan ke mana-mana setelah divaksinasi daripada nanti kena COVID-19. Ini juga berlaku bagi yang belum mendapat kesempatan vaksinasi. Sebab, jumlah vaksin masih terbatas,’’ ujarnya.

3. Jangan mudik dulu kalau masih ada orang tua di rumah

Warning Guru Besar FIK Undip: ICU Mulai Penuh, COVID-19 BermutasiIlustrasi mudik (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj)

Kendati demikian, lanjut Zainal, dampak positif dari gencarnya vaksinasi saat ini adalah penurunan tingkat hunian rumah sakit, khususnya di ruang isolasi COVID-19 dalam 2-3 bulan terakhir hingga sekitar 25 persen. Namun, sekarang naik lagi. Sebab, virus yang bermutasi, sehingga lebih mudah menular dan berbahaya.

‘’Selain itu, ada sifat yang kurang baik dari masyarakat kita. Mentang-mentang sudah divaksinasi merasa sudah aman dan protokol kesehatan menjadi kendor. Kondisi itu juga termasuk bagi tenaga medis. Mereka jadi gampang buka masker, intensitas cuci tangan kurang, apalagi mandi juga kurang karena merasa sudah divaksinasi. Ini angka hunian ICU COVID-19 mulai naik lagi,’’ paparnya.

Ihwal larangan mudik, Zainal turut mendukung kebijakan tersebut. Pergerakan manusia harus dibatasi lagi. Sebab, orang yang terkena COVID-19 tanpa gejala ada di mana-mana.

‘’Virus dibawa oleh manusia menular ke manusia lain, bukan virus terbang sendiri. Maka, jika mau mudik bisa berpikir ulang. Utamakan orang tua, jangan mudik kalau orangtua kita belum divaksinasi. Sekali lagi kalau masih mencoba curi-curi segala cara untuk mudik pikirkan orangtua,’’ tandas Zainal.

Baca Juga: Aman Dipakai, RS Tugurejo Semarang Pastikan Tak Ada Vaksin Kedaluarsa

https://www.youtube.com/embed/JF3G5zr0bRE

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya