Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan Kuku

Wabah penyakit mulut dan kuku di Jawa Tengah meluas

Semarang, IDN Times - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah menyatakan, per Jumat (13/5/2022) sudah ada 37 hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit mulut dan kuku muncul di empat kabupaten, meliputi Kabupaten Boyolali, Kabupaten Rembang, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Wonosobo. 

1. Jumlah ternak yang kena PMK tambah banyak

Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan KukuDeretan sapi di sebuah peternakan di Klaten yang sedang diperiksa oleh polisi dan aparat gabungan. (Dok Humas Polda Jateng)

Kepala Disnak Keswan Jateng, Agus Wariyanto mengungkapkan, di Wonosobo petugasnya menemukan tiga kambing yang terjangkit penyakit mulut dan kuku. Kemudian di ada juga 16 sapi di Boyolali juga terjangkit penyakit mulut dan kuku, di Rembang ada empat ekor sapi dan Banjarnegara ada 14 sapi. 

"Totalnya ada 37 ekor. Namun, dengan tindakan isolasi pengobatan terpadu, kondisi ternak mulai pulih," kata Agus, Jumat (13/5/2022). 

Baca Juga: Menjalar ke Jateng, Belasan Sapi dan Domba Tertular Penyakit Mulut dan Kuku

2. Sapi dan kambing yang kena PMK dikarantina 14 hari

Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan KukuProses pemantauan kesehatan di peternakan sapi wilayah Klaten. (Dok Humas Polda Jateng)

Ia mengungkapkan puluhan sapi dan kambing yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku saat ini diisolasi selama 14 hari sekaligus mensterilkan kandangnya. 

Petugasnya di tiap kabupaten/kota diterjunkan untuk menyemprotkan disinfektan guna membersihkan kandang ternak yang disinyalir menjadi sumber penularan penyakit mulut dan kuku.

"Sekarang sedang ditangani dengan diisolasi dan dikarantina selama 14 hari. Dan nantinya status karantina ternaknya akan diperpanjang lagi sesuai perkembangan kesehatan ternak di kandang," ujarnya.

3. Disnak Keswan akan usahakan kirim obat-obatan

Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan KukuPetugas kepolisian mengecek sapi yang rentan terkena penyakit mulut dan kuku di Klaten. (Dok Humas Polda Jateng)

Menurutnya, sumber penularan penyakit mulut dan kuku dipastikan berasal dari Jawa Timur sebagai titik episentrumnya. Ia mengatakan persoalan muncul akibat adanya perpindahan hewan ternak yang dibawa para pedagang Jawa Timur yang diperjualbelikan di berbagai pasar hewan yang ada di Jawa Tengah.

"Jawa Tengah memang tidak ada yang mati. Hanya saja mengurangi selera makan dari sapi tersebut. Makanya kita sekarang lagi mengusahakan untuk mengirimkan obat-obatan dan vitamin yang didistribusikan langsung oleh Kementerian Pertanian (Kementan)," urainya. 

4. Yakin wabah PMK kelar sebelum Iduladha

Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan KukuKondisi sapi yang mengalami gejala penyakit mulut dan kuku. (Dok URC Disnak Keswan Jateng)

Agus meyakini bahwa penyakit mulut dan kuku yang tidak termasuk kategori menular pada manusia nantinya bisa ditangani sampai tuntas sebelum perayaan Iduladha. 

Ia menyarankan supaya masyarakat tidak perlu panik menghadapi wabah penyakit tersebut karena daging sapi yang terjangkit masih bisa dikonsumsi dengan aman. 

"Kalau yang sapinya masih hidup bisa diobati dan bisa pulih. Terus yang sudah disembelih tapi sebelumnya kena PMK juga aman dikonsumsi. Tapi yang boleh dikonsumsi cuma dagingnya. Sedangkan jeroan dan tulang kaki dan kepalanya harus dibuang karena sudah terkontaminasi virus," jelasnya.

5. Seekor sapi yang dijual di Ambarawa tertular PMK

Awas! Sudah 37 Sapi dan Kambing di Jateng Kena Penyakit Mulut dan KukuIlustrasi Peternakan Sapi Perah (IDN Times/Shemi)

Terpisah, sejumlah petugas dari Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang menemukan seekor sapi yang terkontaminasi penyakit mulut dan kuku. 

Sapi tersebut kedapatan sedang dijual oleh seorang pedagang di Pasar Pon Ambarawa.

"Sapinya dari Polosiri Bawen. Pedagangnya beli dari peternak lain. Dengan ditemukannya satu ekor yang kena PMK, makan kita lokalisir dulu. Kandangnya di-lockdown karena ada potensi menggunakan kandang komunal. Dan kita karantina selama 14 hari," ungkap Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang Wigati Sunu. 

Proses pemeriksaan saat ini sedang dilakukan bagi hewan ternak yang tiba di Pasar Pon Ambarawa.

Seorang pedagang sapi, Ruslin lega dengan adanya pemeriksaan kesehatan sapi dari Dispertanikap.

"Ya khawatir nanti menular ke ternak lainnya. Apalagi efeknya harga bisa drop. Kita kan butuh biaya buat mengobati sampai sehat lagi," ujarnya. 

Baca Juga: Para Dokter Puskesmas Semarang Mulai Dibekali Penanganan Hepatitis Akut

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya