BMKG Imbau Petani Waspadai Hujan Tipuan, Bisa Merugikan

Harus teliti hitung masa tanam nih

Semarang, IDN Times - Para petani yang beraktivitas di lereng Gunung Ungaran diminta untuk mewaspadai kemunculan hujan tipuan selama memasuki peralihan musim menuju penghujan. 

BMKG mendeteksi munculnya hujan tipuan hanya dalam hitungan menit justru memicu kerusakan benih padi yang terlanjur disebar di ladang pertanian. 

"Petani jangan euforia karena saat ini ada hujan tipuan. Jadi hujan deras cuma beberapa menit, tapi besoknya panas lagi. Ini bisa merusak tanaman jika tidak kuat," ungkap Herizal, Deputi Klimatologi BMKG saat ikut hadir dalam sekolah iklim di Hotel Wujil Ungaran, Jumat (15/11). 

 

1. Hujan tipuan muncul beberapa menit saja

BMKG Imbau Petani Waspadai Hujan Tipuan, Bisa MerugikanPexels.com/Pixabay

Pihaknya menekankan bila hujan tipuan kerap muncul hanya beberapa menit atau beberapa jam. Setelahnya keesokan hari justru berganti dengan cuaca panas yang menyengat. 

Hujan tipuan, paparnya biasanya muncul secara sporadis di satu wilayah saja. Ia pun mengimbau kepada para petani untuk menahan diri minimal 10 hari untuk memulai menanam padi. 

"Bibit yang bagus, pupuk bagus, dan lahan yang bagus bisa diolah sedemikian rupa. Tapi perubahan iklim sulit diprediksi. Maka kita minta petani di Ungaran cermat menghitung masa tanamnya supaya gak merugi," katanya. 

Baca Juga: Musim Hujan Tiba, 30 Daerah di Jateng Ini Rawan Longsor

2. Musim hujan paling awal baru terjadi di Gunung Slamet

BMKG Imbau Petani Waspadai Hujan Tipuan, Bisa MerugikanANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Di pertengahan November, curah hujan muncul bervariasi. Ia bilang bahwa musim hujan paling awal baru muncul di kaki Gunung Slamet. Sedangkan lainnya baru masuk musim hujan akhir bulan ini. 

Baca Juga: Warga di 199 Desa yang ada di Banjarnegara Rawan Terkena Longsor

3. Bupati Semarang minta petani antisipasi agar tidak cepat merugi

BMKG Imbau Petani Waspadai Hujan Tipuan, Bisa Merugikanpexels.com

Bupati Semarang, Mundjirin mengklaim luasan sawah di wilayahnya sekitar 26 ribu hektar. Dari jumlah tersebut, yang irigasi ada 18 ribu hektar. 

Ia berkata perubahan cuaca sangat cepat dirasakan petani. Sehingga harus melakukan langkah antisipasi agar tidak merugi. 

Baca Juga: Masuk Pancaroba, 126 Rumah Rusak Berat Dihantam Puting Beliung

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya