Bom Guncang Makassar, Keuskupan Agung Semarang: Itu Ulah Pengacau

Semarang, IDN Times - Sejumlah umat Katolik mengecam aksi bom bunuh diri di Makassar. Bahkan, pihak Keuskupan Agung Semarang menginstruksikan kepada semua paroki di wilayahnya untuk meningkatkan pengamanan bagi umat yang beribadah di dalam gereja.
1. Keuskupan Semarang minta pengamanan gereja jangan dikendorkan
Menurut Koordinator Satgas Penanganan COVID-19 Keuskupan Agung Semarang (KAS), YR Edy Purwanto Pr pola pengamannya dilakukan dengan melibatkan unsur-unsur lintas agama terutama para anggota Banser dan GP Anshor.
"Kita minta supaya penjagaan di lingkungan gereja paroki jangan sekali-kali dikendorkan. Tapi secara prinsip kita serahkan kepada masing-masing gereja untuk meningkatkan pengamanan untuk ibadah menjelang misa Paskah. Ini tentunya bisa mengajak komunitas lintas agama, personel TNI/Polri untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," kata Romo Edy ketika dikonfirmasi IDN Times, Minggu malam (28/3/2021).
Baca Juga: Kasus COVID-19 di Jateng Melonjak, 6 Gereja Terapkan Sistem Buka Tutup
2. Ledakan bom di gereja Makassar ulah pengacau yang ganggu keamanan
Lebih lanjut, Romo Edy menyayangkan dengan adanya ledakan bom di Gereja Katedral Makassar. Pasalnya, kejadian ledakan bom selalu mengganggu keamanan masyarakat ketika orang-orang merasa situasi sudah aman dan tenteram.
Ia menganggap aksi bom bunuh diri merupakan tindakan dari para pengacau yang sengaja menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
"Saya kok melihatnya ini selalu berulang-ulang terjadi saat masyarakat sudah merasa aman dan nyaman beribadah di gereja. Maka saya menyebutnya ini tindakan para pengacau yang mengganggu keamanan wilayah Indonesia," cetusnya.
3. Masyarakat tak perlu panik. Jalankan ibadah Paskah seperti biasanya
Editor’s picks
Romo Edy pun meminta agar masyarakat tidak perlu panik menyikapi ledakan bom di Makassar. Masyarakat sebaiknya tetap tenang sembari berhati-hati saat menjalankan ibadah di gereja.
"Saat ini sudah masuk ibadah Minggu Palma yang menjadi bagian dari rangkaian perayaan Paskah. Warga tidak perlu khawatir, tetap beraktivitas seperti biasa saja. Di masing-masing gereja sudah ada pengetatan keamanan sesuai prokes. Jemaat yang masuk gereja juga dibatasi sesuai standar protokol COVID-19," paparnya.
Pada perayaan Paskah nanti, pihaknya mengusung tema Bertumbuh Bersama Kristus, Berbuah dalam Hidup. Yang dimaknai oleh Keuskupan Agung Semarang bahwa setiap umat Katolik mesti melakukan tindakan yang mencerminkan apa yang dilakukan Yesus Kristus. Sekaligus hidup bermasyarakat juga harus rukun dalam konteks kerukunan beragama.
4. Uskup Agung Semarang pimpin ibadah Minggu Palma di Gereja Karangpanas
Terpisah, Jovita Nugroho, seorang jemaat Gereja Santo Athanasius Agung Karangpanas Semarang mengaku gembira walau masih suasana pandemik, dirinya bersama dua putrinya bisa ikut ibadah Minggu Palma pada pukul 08.00 WIB pagi.
"Tadi yang mimpin misa bapa Uskup Agung (Monsinyur Robertus Rubiyatmoko). Kalau tahun kemarin kan misa online. Yang sekarang baru bisa offline bisa datang ke gereja," kata Vita.
5. Perayaan Paskah kurang semarak karena banyak aturan pembatasan
Diakuinya ibadah Minggu Palma kali ini sangat berbeda ketimbang kondisi sebelum pandemik. Ibadah kurang meriah karena banyak pembatasan.
"Kalau dulu dirayakan meriah, ada dramanya, ada umat berjajar menyambut Tuhan Yesus yang naik kuda dan umat menyambut dengan daun Palma. Tapi tahun ini gak ada drama penyambutan. Umat merayakan misa Minggu Palma di gereja, dengan mendaftar di ketua lingkungan masing-masing, kemudian masuk gereja juga wajib menunjukan barcode di hape, terus discan petugas," bebernya.
"Saat ini kita mengikuti misa dengan prokes ketat. Yang umur 70 tahun ke atas misa online di rumah," tandasnya.
Baca Juga: Melalui Misa Paskah, Paus Fransiskus Serukan Solidaritas Global